Chap 3

995 65 21
                                    


Keesokan harinya.

Terlihat seorang gadis kecil berambut lurus sebahu berwarna raven sedang becermin sebari menyaksikan pantulan dirinya di depan cermin dan berdecik,"You're so perfect, Uchiha Naruko."

Sang nenek, Mikoto hanya bisa tersenyum dengan apa yang sedang ia lihat. Sang cucu kecilnya terlihat sedikit centil padahal ia tidak seperti itu.

Mungkin karena hari ini adalah hari istimewa kedua baginya yaitu hari kunjungan orang tua ke sekolah. Ia sangat senang, namun senyumnya tiba - tiba hilang saat mengingat insiden mengerikan tahun lalu saat ia masih duduk di bangku kelas 2 sd. Sekarang ia sudah duduk di bangku kelas 3. Kejadian yang membuat Naruko berpikir 1000x sebelum membiarkan sang ayah, Sasuke untuk mengantarnya ke sekolah. Naruko sampai terheran saat mengalami kejadian itu. Bagaimana ia tidak heran, semua wanita atau bisa dibilang para ibu mimisan secara masal ketika sang ayah datang dan berjalan di sekitar mereka. Padahal Sasuke tidak melakukan apa -apa. Tersenyum juga tidak.

Naruko menghela nafas, lalu ia berjalan menuju meja makan yang letaknya tak jauh dari tempat ia berdiri saat becermin tadi. Ia pun duduk di kursi tempat biasa ia sarapan.

"Obaa - chan, kenapa daddy lama? Naru gak mau datang telat," keluh Naruko sebari memainkan makanan yang akan disantapnya.

"Sebentar lagi juga daddymu ke luar, sayang," jawab Mikoto dengan lembut.

Tak lama kemudian, sang daddy tampan a.k.a Sasuke ke luar dari kamarnya sambil berbicara dengan seseorang di ponselnya

"Sudah dulu, Shika. Aku mau sarapan lalu pergi ke sekolah Naruko. Iya besok aku gak libur
Iya iya. Jadi laki tuh cerewet banget sih." gumam Sasuke.

Sementara itu, Naruko dan Mikoto terlihat bingung lalu mengeluarkan ekspresi heran, tidak percaya terhadap Sasuke.

Sasuke yang dipandangi aneh pun tidak diam,"hei, kalian kenapa? Kaasan, Naruko?" tanya Sasuke heran.

Naruko pun menjawab pertanyaan sang ayah sambil melirik ke arah neneknya,"nek, dosa gak kalau seorang anak menertawakan ayahnya?"

Sang nenek pun menjawab dengan lirikan ke arah Naruko,"mungkin dosa mungkin juga tidak, Naru."

Sasuke yang merasa pertanyaannya belum dijawab Naruko pun tak tinggal diam. Ia berjalan ke bawah tempat anak dan ibunya berada. Kamar tidur Sasuke berada di lantai 2 jadi ia harus turun lewat tangga. Namun sebelum Sasuke sampai di tempat Naruko dan Mikoto berada, Naruko langsung berteriak,"jangan ayah!"

Sasuke kaget dengan teriakan putrinya. Ia terus berjalan, tapi sang anak tetap berteriak meski teriakannya tak sekeras teriakan yang pertama.

"Daddy jangan datang ke sekolah Naru! Naru tidak mau!" seru Naruko sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa tidak boleh datang? Tadi malam kan kamu yang meminta daddy untuk datang?", tanya Sasuke heran dengan sikap anaknya.

"Tapi..daddy...daddy.." jawab Naruko yang secara tiba - tiba tawanya pecah.

"Da...ddy...harus...ha..ha.."

Naruko dan Mikoto masih tertawa. Sasuke merasa tidak ada yang aneh dengan penampilannya. Sasuke pun becermin, dilihat dari gaya rambutnya yang keren dan rapih yang pas untuk hot daddy sepertinya. Lalu ia menyentuh wajah tampannya,"ah, aku masih tampan," gumam Sasuke yang membuat Naruko dan Mikoto sweatdrop. Kemudian mata Sasuke melihat pakain yang ia pakai, jas biru dongker dengan kemeja putih polos dan dasi hitam polos, sesuai dan keren. Namun setelah ia melihat ke bawah pinggangnya. Sasuke langsung membelakakan matanya. Pantas saja putri dan ibunya tertawa. Ternyata Sasuke masih memakai celana boxer berwarna ungu muda.

Love is Friendship (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang