Chap 4

895 64 9
                                    


Skip time

Jam sekolah telah usai. Seluruh siswa - siswi Konoha Elementary School pun meninggalkan ruangan kelas mereka dengan semangat, tak terkecuali dengan gadis Uchiha kecil ini, Uchiha Naruko. Ia juga sangat bersemangat untuk segera meninggalkan gedung sekolah.

Naruko sudah bosan melihat pandangan para ibu - ibu genit yang selalu memandang ayahnya. Mikoto hanya bisa tersenyum maklum dengan sikap cucunya itu. Sasuke sendiri tidak menghiraukan kehadiran para ibu yang selalu meneriakinya.

Tak lama kemudian mereka tiba di tempat parkiran untuk kendaraan orang tua atau wali murid. Sasuke mematikan alarm mobil. Ia pun membukakan pintu untuk ibu dan putrinya tercinta. Naruko duduk di samping kanan Sasuke sedangkan Mikoto duduk di kursi belakang.

Sasuke pun menghidupkan mesin mobil, memarkirkan mobilnya lalu ke luar dari gerbang Konoha Elementary School.

"Oh iya, Sasuke. Hari ini kaasan ada urusan dengan teman kaasan. Apa kau bisa mengantar kaasan dulu?" tanya Mikoto sebari mengutak - atik ponselnya(nenek sosilita zaman now/emak - emak zaman now)

"Hn." jawab Sasuke sembari menyetir.

Naruko masih terdiam. Ia terus melamun dengan kejadian pagi tadi di kelasnya. Bisa - bisanya ia menangis di depan teman - temannya. Padahal selama 2 tahun ia bersekolah ia tidak pernah menangis seperti tadi. Paling hanya berkaca - kaca matanya tidak sampai menangis terisak.

Sasuke merasa terganggu dengan sikap putrinya yang terlalu tenang. Biasanya ia tidak setenang itu. Terlalu tenang yang Naruko tunjukan.

"Hn, ada apa dengan putri daddy yang cantik? Tak biasanya Naru daddy diam seperti patung?" tanya Sasuke dengan nada becanda.

"Naru tak apa - apa dad. Cuma kangen sama kaasan, dad." jawab Naruko masih dengan nada sendu.

"Hn, besok kamu ulah tahun. Apa kamu lupa, Naruko?" tanya Sasuke dengan nada menggoda putrinya.

Secepat kilat ekspresi Naruko berubah 180 derajat. Sekarang ia telah kembali ceria. Benar - benar tidak mirip ibu dan ayahnya. Kedua orang tuanya selalu bersikap tenang tapi anaknya berbeda. Naruko sangat ceria dan terkadang berisik meski hanya di depan keluarganya.

"Oh ya Sasuke. Kaasan turun di sini ya. Sepertinya teman kaasan sudah menunggu di dalam kafe itu." gumam Mikoto sebari membuka sabuk pengaman.

"Apa kaasan mau ku antar ke dalam?" tanya Sasuke setelah memberhentikan mobilnya di depan sebuah kafe kopi Konoha.

"Tidak usah, sayang. Ajaklah putrimu bermain. Mumpung kau libur bekerja." jawab Mikoto. Ia pun ke luar dari dalam mobil seorang diri.

"Dadah obaasan.." ucap Naruko sudah ceria lagi.

"Cucu cantik obaasan jangan nakal ya." ucap Mikoto.

"Ok obaasan Naru yang cantik." jawab Naruko sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah neneknya.

Mikoto hanya membalas dengan tersenyum lega. Akhirnya mood  cucunya telah membaik.

Sasuke dan Naruko pun melanjutkan perjalanan mereka setelah memastikan orang tercinta mereka masuk ke dalam kafe.

Sepanjang perjalanan, Naruko terus berbicara pada ayahnya meski sang ayah hanya membalas semua perkataannya dengan kata keramat khas Uchiha.

"Iih..daddy. Jangan hn hn terus dad!" seru Naruko bosan dengan dua huruf khas daddynya itu.

"Jadi daddy tampanmu ini harus menjawab apa, Naru?" tanya Sasuke.

Mereka pun tiba di sebuah mall besar dengan bertuliskan Konoha Trade Mall. Tapi Naruko tidak mau masuk ke dalam mall tersebut. Ia lebih menginginkan pergi ke tempat lain dengan alasan ia tidak mau menemani ayahnya belanja. Ia kan anaknya bukan istrinya. Jadi Naruko ingin pergi ke kebun binatang mumpung sang ayah mengambil cuti. Bukan mengambil cuti tapi menyerahkan semua pekerjaan hari ini kepada asisten kepercayaannya yang tak lain adalah Nara Shikamaru, dengan bayaran Sasuke harus tetap pergi ke kantor meski akhir pekan. Karena ia telah membatalkan semua jadwal yang telah Shikamaru atur.

Love is Friendship (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang