Hari-hari Yang Menyebalkan

310 7 0
                                    

Pagi ini cuaca tak tak begitu baik Hujan turun begitu deras di ikuti angin yang begitu kencang.

"duh, gimana ya?" sahut kaniya sambil menggisok-kepalanya karna pusing

"kak Han-Han niya nebeng ya naik mobil kakak ujan soalnya kaniya bawa barang penting takut basah boleh yah?" ucap kaniya saat me lihat kak Han-Han lewat sambil membawa kunci mobil.

Oh iya kak Han-Han itu kakak kedua kaniya umurnya sudah 20thnan loh ciri-cirinya si.... Putih, tinggi, kumis tips, gagah,terkadang pelit! dan termasuk orang paling irit ngomong di rumah ataupun di luar  rumah tapi sekalinya bikin orang ketawa dan kesel dia jagonya.

"gak, gak boleh kakak ada urusan" jawabnya

"ah dasar pelit! " jawab kaniya kesal

"bunda ayah mana?" tanya kaniya pada Erna bunda kaniya yang sedang sama bi unah beresin dapur

"loh, ayah kan udah berangkat dari tadi" jawab Erna

" yaudade maksain aja. Kaniya berangkat dulu ya bun dan bi unah dah assalamualaikum " jawab kaniya terburu-buru

-DIJALAN-

Kaniya berlari begitu gencang tanpa memikirkan sekitan, kepala ya di tutup dengan telapak tangannya tasnya di tutup dengan jaketnya.

" niya! "teriak seorang laki laki-laki yang sedang mengendarai sepeda motor di belakang kaniya

kaniya menoleh ke belakang sambil mencari sosok yang manggil

Bima menepikan motornya "Hujan nih pake jas hujannya bareng sama kakak aja" ucap Bima sambil menyodorkan jashujan pada kaniya

"kepalang basah kak" jawabnya menolak tawaran bima

"terus tar di sekolah mau gimana?" tanya Bima geram

"eum.... Gimana nasib"

"eh cepek tar sakit lagi, jaketnya lepas aja"

"Iyade bentar"

"udah kak" lanjut kaniya setelah memakai jas hujan

"yauda bentar" jawab Bima lalu memakai kan kupluk di kepala kaniya mengikatnya agar tak lepas.

Kaniya hanya bisa diam menyakitkan tangannya basah sekaligus dingin karna air Hujan.

"udh, bentar ya kakak simpan dulu jaket niya di bagasi" ucap Bima lalu menyimpan jaket kaniya di bagasi motornya.

Bima mengambil helem di bagasinya berjalan kembali ke arah kaniya lalu memakai kannya sambil berkata "biar aman"

Rasa tak karuan ini datang kembali saat aku bersama niya
(Ucap bima dalam hati)

Kaniya terdiam Kaku tak bisa berkata apa-apa hanya bisa memperhatikan Bima memakai kan helem padanya.

"udah ayo berangkat tar kesiangan lagi" lanjut Bima menarik kaniya men dekati motornya

Bima menyalakan motornya, dan menjalankannya.

Di perjalanan mereka sedikit me ngobrol agar menghilang kan rasa bosan.

"niya, tumben gak bawa motor?" ucap Bima memulai pembicaraan

"motor niya di serfis kak"

ADE PRAMUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang