Karena aku baik, langsung pos Bab satu yaaaaa.
Read, vote, komen. Tiga tahap menjadi pembaca yang baik.👴
TBC
Laminad adalah seorang yang frustasi setelah gagal berkali-kali di bangku sekolah. Orang tuanya malu mempunyai anak sepertinya. Dia diusir dari rumah karena di usianya yang sudah 35 tahun tidak ada perguruan tinggi yang berkenan menerimanya. Dia dianggap anak paling bodoh di masa itu. Itu membuat seorang Laminad memilih berguru dengan alam. Dia tinggal di hutan belantara, mendengarkan suara kerikan jangkrik, berburu cacing tanah, bahkan bertanding lari dengan cheetah. Dia berubah menjadi sosok yang tangguh dan kecerdasannya meningkat melebihi apapun. Dia bisa membuktikan kepada dirinya sendiri, yaitu di usianya yang kelima puluh, dia berhasil menduduki posisi tertinggi sebagai manusia.
Laminad mendirikan sebuah sekolah asrama dengan namanya sendiri, Laminad Boarding School. Sekolah itu didirikan di atas air terjun tertinggi di dunia yang begitu tersembunyi. Jauh dari ingar-bingar dan keramaian kota. Mengandalkan kemampuannya membaca alam, sekolah itu benar-benar mengambang. Dia memperkerjakan hewan-hewan untuk memotong kayu dan mengangkut material dari pusat kota. Dia membangun sekolahnya sendiri.
Dalam kurun waktu delapan tahun sekolah seluas 70 hektar dengan desain artistik bak negeri dongeng itu rampung. Dua tahun pertama dia mengerjakan sendiri, dibantu hewan-hewan kesayangannya. Tahun berikutnya dia mempekerjakan puluhan orang terbaik yang ia pimpin langsung.
Ada jarak sepuluh kaki antara dasar bangunan dengan puncak air terjun, yang membuat awan-awan mengerubunginya saking tinggi sekolah itu. Ini membuatnya seolah berada di kayangan. Sekolah itu juga dilengkapi lapangan besar multifungsi, laboratorium, asrama, ruang kelas, ruang makan, perpustakaan, dan ruangan-ruangan hebat lain yang penuh nilai seni.
Laminad tidak pernah membiarkan dirinya hancur oleh cemoohan orang-orang. Dia justru berhasil mendirikan sekolah paling besar, paling modern, sekaligus paling misterius. Sekolah yang hanya orang-orang tertentu bisa melihatnya. Sekolah yang tenaga pengajarnya adalah manusia pilihan dengan kemampuan menembus batas.
Inilah Laminad Boarding School.
Seaniel, laki-laki 16 tahun yang bertubuh kurus-kecil dan berkulit putih, dengan celana panjang tanggung dan kemeja dengan kerah yang sudah sedikit sobek, menutup bukunya. Dia berada di dasar anak tangga yang langsung menghubungkan sekolahnya dengan aliran air terjun. Kakinya menendang-nendang permukaan air yang dingin. Bagi Sean, selalu menakjubkan bisa bersekolah di sini. Setiap sore, tidak ada rutinitas paling menyenangkan selain duduk menghadap air terjun, menikmati matahari tenggelam dari ketinggian, dan menyaksikan langit berubah menjadi gelap. Transisi yang sangat menakjubkan.
"Naik, Sean! Sudah mau makan malam. Sekarang jadwal kita untuk menyiapkan meja, lho."
Sean mendongak, dia melihat Hobear, teman sekamarnya. Ketua kelas yang paling disiplin dan tepat waktu. Saking tepat waktunya Hobear selalu tiba di kelas tepat saat bel masuk berbunyi. "Iya, iya sebentar."
"Ya ampun. Buruan!" Hobear sedikit mempertegas. "Jangan tunda-tunda melulu."
Sean memutar bola matanya jengah. Dia berdiri lalu balik kanan. Dia berjalan mendahului Bear menuju ruang makan.
***
Hobear menyusun piring-piring di atas meja, sedangkan Sean menyusun gelas. Teman-teman yang lain sibuk membersihkan lantai, menyalakan lampu gantung yang berjumlah ratusan, dan merapikan bangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelia
FantasyHobear kehilangan keluarganya; Seaniel kehilangan keluarganya; Larissa kehilangan keluarganya. Tiga siswa terpilih untuk berburu bunga keabadian. Perjalanan yang mengungkap rahasia hilangnya keluarga mereka. Pertemuan dengan sosok aneh dan pembelaja...