Kristal Edele

50 8 0
                                    

Vote dan komennya teman teman. Baca dulu aja deh.

Happy reading

Besok kuliah ya yang kuliah.

***

Sekolah tiga lantai dengan struktur bangunan layaknya istana itu kuyup diguyur hujan. Batu batanya tampak merah menyala disiram air. Di salah satu kelas, tampak diterpa keheningan semenjak Pak Danial membagikan hasil ulangan pertama mereka di kelas sepuluh. "Kalian mengecewakan! Masa itu lagi-itu lagi yang dapat nilai bagus. Kalian tidak mau berkembang?"

Kelas semakin hening. Puluhan pasang mata segera tertuju ke tiga orang paling cerdas di sekolah yaitu Sean, Hobear, dan Larissa. Tanpa diumumkan pun mereka sudah tahu fakta itu. Sejak SD hingga SMA nama mereka bertiga tidak pernah tergeser. Selalu jadi kebanggaan di sekolah. Baik tugas teori maupun praktik mereka kerjakan dengan baik. Bahkan tak jarang mereka melakukan semuanya tanpa cela.

Hobear Si Ahli Matematika, kemampuan berhitungnya lebih gila dibanding kalkulator. Dia mampu mengingat seratus digit angka hanya dalam waktu lima belas detik. Seolah saat matanya terbuka, angka-angka itu langsung bersarang di otaknya. Analisisnya juga sempurna, maka dari itu dia dipercaya sebagai ketua kelas, dan terbukti dari tiga kelas di kelas sepuluh, kelasnya lah yang terbaik.

Kemudian Seaniel Si Ahli Bahasa. Dia siswa paling responsif dan peka pada lingkungan. Dia sangat menyukai kegiatan berbicara di depan umum, menulis, dan membaca. Dia dikenal sebagai sosok yang paling ramah dan percaya diri. Saat ada tugas presentasi, tidak usah menyuruh tiga kali dia sudah berdiri di depan podium, berbicara dengan tenang dan teratur. Kemampuan berbahasanya membuat orang-orang selalu terkesan. Walau di waktu-waktu tertentu dia justru banyak membicarakan hal tidak penting yang membuat orang sekitarnya kesal.

Lalu Larissa, Si Ahli Ilmu Alam. Dia sosok perempuan paling pendiam di kelas. Tetapi justru dia yang memiliki kemampuan seperti seorang peramal. Dia mampu memprediksi kapan hujan dan kapan panas dengan akurat. Dia pandai membaca mata angin, menentukan suatu tumbuhan beracun atau tidak, bahkan menyembuhkan penyakit. Dia seperti dokter, tabib, dukun, peramal, atau sejenisnya, tetapi dengan penjelasan yang lebih logis dan masuk akal.

Akan tetapi, terlepas dari itu semua mereka memiliki kemampuan memahami suatu masalah dengan sangat cepat, apa pun itu. Cara berpikir mereka sistematis dan mengagumkan.

"Sean, Hobear, dan Larissa. Kalian disuruh menghadap Laminad III di ruangannya istirahat nanti." Pak Danial menutup kabar buruk pagi itu dengan kabar lain yang cukup mengejutkan.

Selama ini Laminad tidak pernah mau berhadapan dengan siswa mana pun. Tetapi hari ini dia justru mengundang Sean, Hobear, dan Larissa ke ruangannya? Ini sungguh aneh.

Seaniel dan Hobear saling tatap. Teman-teman yang lain juga menatap mereka. "Apa kita melakukan kesalahan, Bear?"

Hobear menggeleng. Dia menepuk pundak Larissa yang duduk sendirian di depannya. "Apa kau melakukan kesalahan?"

Larissa menoleh bingung lalu menggeleng. "Aku tidak tahu, Bear." Gadis itu menelan ludahnya yang tersangkut. Begitu juga Sean dah Hobear yang benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Mungkin karena kita kabur kemarin, Bear," bisik Sean. Kalimatnya itu sukses membuat Hobear mengusap wajah.

"Apa Larissa kemarin kabur saat membersihkan meja?"

Gadis itu diam sebentar, lalu menoleh. "Kalau iya, memangnya salah, ya?"

***

Laminad III adalah kepala sekolah sekaligus pewaris semua kepemilikan Laminad sebelumnya. Beliau dikenal sangat tertutup tetapi karismatik.

EdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang