.
.
.
4 bulan berlalu.Setelah kejadian dimana ia mendapat kabar bahagia di sisi pihak lain, maksudnya hanya beberapa orang yang bahagia dan dirinya menderita, mendengar sepupu wanitanya, Karin sedang mengandung seketika Sasori-nii memberi tau perihal ini kepada ibu dan ayah.
Oh, Karin langsung mendapat hadiah yang akan di kenang seumur hidup.
4 bulan sebelumnya.
Plak!
Tamparan yang bagus nyonya.
"Sungguh kelakuan mu memalukan sekali, Karin!" Uzumaki Minato kepala keluarga sekaligus memengang saham terbesar ketiga di Tokyo mendiamkan sang istri menampar putri pertamanya.
"Ibu..." Karin kembali menangis.
"Kami kecewa."
Kalimat itu semakin membuat tangisan Karin menjadi-jadi. Oh, siapa yang tidak akan menangis jika di hadapkan situasi seperti ini.
Mungkin sakura.
Maybe..
Mereka bertiga terus membentak putri yang pernah menjadi kesayangannya. Sayang yang akan di manfaatkan sendiri. Kasian kamu karin. Dan si pelaku yang membuat masalah menjadi rumit saat ini malah terdiam tenang dan Sakura yang baru datang saja sudah sangat risih.
"Ribut sekali." Baru saja kamu datang saki sudah ikut mengomel.
Semua orang menoleh menatap tak enak ke arah Sakura yang cuek bebek. Sasori menepuk kursi di sebelahnya. Ini bukan waktu untuk bersantai Sasori. Sakura menginjak jari-jari kaki nii-channya.
"Kalau kachan terus saja memukul, masalah tidak akan selesai." Sasori angkat bicara karena paksaan Sakura.
"Masalah sudah semakin rumit bagaimana dengan pertunangan mu dengan Uchiha sekarang. Kami harus menanggung malu!" Tahu siapa yang berbicara itu. Itu adalah Kushina.
Sakura menghela nafas,"Itudia, jodohkan saja dia kepada ayah asli dari anak one-chan."
"Itu tidak akan pernah terjadi!"
Minato menoleh,"Kalau itu terjadi, bagaimana perjodohan antara Uzumaki dan Uchiha?!"
Astaga, bisa kalian tenang. Sebenarnya Sakura sudah mendapatkan semua solusi dari berbagai masalah ini, dan lebih bagus ia akan mendapat untung banyak.
"Aku akan menggantikan Karin."
"Apa!"
Apa kalian tuli. Ayolah, Sakura tak ingin mengulanginya lagi. Lihat ekspresi tenang Sasori sekarang terganti dengan keterkejutan.
"Yang benar saja, tak mungkin Uchiha mau dengan mu."
Hee, kamu meremehkan, ok..
Tuuut...
Sakura langsung mengambil tindakan kecil. Mengambil ponsel dan menghubungi Uchiha Fugaku.
"Hn?" Sudah tersambung Sakura langsung memberi ponsel itu kepada kedua orang tuanya. Kushina mendelik.
"Apa-apaan kamu ini!"
Sabar saki. Sakura memperbesar volume supaya terdengar juga oleh semua dan ia harus membuka pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom And Dark
Fanfiction"aku hanya alat penyayat, aku sebuah bencana, tak lebih."- Sakura. "Sebongkah batu hitam tak berbentuk, tidak ada yang menginginkan itu. tapi kalau orang itu percaya dan berusaha, batu itupun akan menjadi permata indah." - Sasuke. Sifat mereka sama...