"Nope." Gumam Sakura datar.
"Berbicara sesuatu?" Sasuke bertanya dengan wajah tak kalah datar, tatapi terdengar dari suara bicaranya ia sedang menahan kesal.
Merasa ditanya, Sakura mendongak melirik sekilas, "Payah." Ulang Sakura seraya membalikan tubuh berjalan mendekati motor yang hampir selesai di bersihkan.
Sialan, maki Sasuke.
Sebenarnya ia mendengar gumaman gadis tersebut tapi siapa sangka gadis pink itu berani mengulang ucapannya dengan sangat jelas dan sangat menancap pada kuping Uchiha bungsu. Biasanya orang lain pasti akan takut ataupun pergi begitu saja tatapi perkiraan Sasuke sangat jauh sembilan puluh derajat.
Sasuke berjalan dengan mata yang masih melirik gadis tersebut.
"Rendahan."
Kreek..
"Aah, ini dia anak ku Uchiha Sasuke."
Ia masih diam di depan pintu hendak masuk.Byurr
Entah dari mana datangnya, seketika tubuh bagian atas Sasuke basah kuyup dengan sabun yang menempel pada kepala maupun wajahnya. Dengan emosi Sasuke menoleh, menatap tajam wajah datar gadis yang masih membawa ember bekas cuci motornya.
"Ouch, gomen." Satu kata terlontar dapat menyebabkan putra bungsu Uchiha yang terkenal dengan pengendalian diri seketika emosinya terasa sudah pada ubun-ubun, walaupun datar tetap saja sangat kentara dengan tatapan dan kerutan pada dahi pria itu.
Mikoto hanya bisa menutup bibirnya yang terbuka oleh telapak tangan,
"Menantu, kau tidak apa-apa?" Tanya Kushina ikut berlari mendekati Sasuke yg tertunduk.
Betapa kesalnya Sasuke saat ia ditanyakan seperti itu kau tidak apa-apa? seolah-olah mereka tidak tau apa yang sedang terjadi pada dirinya.
"Kau ganti baju saja, bibi akan menyiapkan baju paman Minato untuk ganti."
Sasuke mengangguk singkat.
"Siapa yang berani menyiram mu seperti ini, apa kau lihat pelakunya Sasuke-kun?" pergi mengganti baju, tidak berniat untuk menjawab pertanyaan sang ibu.
Kushina mengetuk pintu kamar mandi, "Menantu ini baju mu akan bibi taruh di meja."
Setelah tau Kushina pergi, Sasuke keluar dan memakai baju putih yang sudah di siapkan.
"Eh?" Sasuke menyrengit, "Kenapa baunya seperti parfum wanita." gumam Sasuke heran, tak mungkin ini milik wanitakan? Buktinya baju ini pas ia pakai, Besarnya dan jahitan pada pundak baju ini khusus terdapat pada baju pria.
"Tak mungkin." dengan segera Sasuke menepis pikiran negatifnya, lebih baik ia turun kebawah menyambut yang seharusnya tidak ia terima.
Sasuke berjalan menuruni tangga, mata hitam arangnya seketika mendapat gadis pink berdiri pada daun pintu, tangan yang bersidekap, jangan lupa wajah yang hampir datar mirip dirinya. Gadis yang dengan berani mengumpati seorang Uchiha, gadis yang tanpa takut menyiram air bekas cucian motor entah kenapa itu sedikit amis dan sekarang ia berani melayangkan kilatan mata pada dirinya.
Sasuke tetap datar, walaupun hatinya ingin sekali memelester wajah itu.
Matanya beralih kepada gadis merah yang sudah duduk pada ruang tamu, wajah itu tertunduk, tangan gadis itu mengepal meremas ujung rok, sepertinya ia tidak nyaman.
Apa mereka bersaudara?, batin Sasuke bertanya. Jika dilihat dari wajah mereka tampak mirip tetapi entah mengapa sikap mereka berbeda sangatlah jauh, Tidak perlu jauh-jauh untuk mencari itu kalian hanya perlu lihat cara dukuk dan berdiri dua gadis ini, sungguh tidak bisa di sangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom And Dark
Fanfiction"aku hanya alat penyayat, aku sebuah bencana, tak lebih."- Sakura. "Sebongkah batu hitam tak berbentuk, tidak ada yang menginginkan itu. tapi kalau orang itu percaya dan berusaha, batu itupun akan menjadi permata indah." - Sasuke. Sifat mereka sama...