Drrt
drrt
.
.
.
tuuutDrrrt
Drrrrt
.
.
.
Tuuut..."Dimana kau, Sakura!" Jika dihitung sudah tiga puluh enam kali Karin mencoba menelfon adik terbilang sangat bongol dan tidak pekaannya terhadap semua yang akan ia lakukan.
Ia sangat memerlukan dirinya sekarang,
memerlukan sakura?
Oh ayolah, Karin. Sejak kapan kau tidak pernah memerlukan adik pink mu itu.
"Astaga, astaga, astagaaaaaaa dimana kau,Saki!!" Jerit Karin tak tertahan.
Drrrt...
"Eh?" Kepalanya menoleh serentak saat sebuah notifikasi masuk pada ponselnya.
Adik loliku🌸
?
Wajah Karin seketika memberikan tambahan kerutan, bibirnya tersenyum jengkel saat mendapatkan sebuah pesan yang teramat singkat untuknya, "Terkutuk kau, Saki!" Wah, di berkati kau Sakura.
Tanpa basa-basi Karin kembali menelfon Sakura yang ke-37 kalinya.
"Hn?"
"Bangsat kau!" Bentak Karin keras. " Begitu banyak notifikasi yang ku kirim kan pada mu dan jawabannya hanya sebuah SMS yang memberikan sebuah tanda tanya berjumlah satu!" Omel Karin tak terima. Karin berdecak pinggang kesal, " Aku menghawatirkan mu tau, dimana kau!? Jika kau tidak datang mama dan Ayah ak—"
"Aku tak apa dan segera pulang."
Tuuut ....
Itulah kata-kata terakhir Uzumaki Sakura ditelpon untuk Karin dan meninggalkan sang Kakak berteriak keras karena emosi telah pada ubun-ubun
"BAKAAAAA!!!"
###
Gadis pink ini berjongkok, jemari lentiknya terus saja bekerja memilih sebuah potongan daging yang sudah tercecer pada jalan raya yang untungnya itu sangat sepi karena jam telah menunjukkan pukul tengah malam.
"Cih, paru-paru ini tidak berguna. mengorek seonggok sampah memang tidak ada gunanya. " Sakura memperhatikan tiga paru-paru yang tersusun di hadapannya ada salah satu paru-paru itu telah berubah warna dan ada luka disana. Mungkin itu karena sang pemilik perokok.
Crash!
Sakura menginjak ketiga paru-paru itu dengan sepatu hitam miliknya.
"Dari dua belas pria tidak ada yang berguna dari kalian ternyata, Sampah. "
Wajahnya kembali datar menatap tubuh dimana semua perutnya telah ia robek asal, semua organ mereka telah terlepas dari tubuh mereka masing-masing.
"Lihat ini." Sakura melengkungkan bibirnya saat melihat ada yang masih hidup walaupun ia telah memotong kedua kaki pria itu.
"Tolong..." Lirih pria itu hampir tak terdengar karena bibirnya tak henti hentinya mengeluarkan cairan amis.
"Tolon—ngrk!" Pria itu memekik tak tertahan kerajaan benda tumpul menancap paksa pada punggungnya.
"Tunggu dulu." Sakura berjalan mengambil usus yang ia dapatkan lalu ia ikat satu persatu agar terlihat panjang.
"Hiks! Ngrrkk!!! To—brfttk!" Pria itu benar-benar ketakutan, ia ingin lari dari wanita iblis yang sangat tidak berperasaan tatapi apa dayanya. Kedua kakinya telah putus dan salah satu kakinya di lempar entah kemana dan satunya lagi telah terpotong kecil-kecil menjadi gumpalan daging. Dan punggungnya yang telah tertancap besi tumpul berkarat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom And Dark
Fanfiction"aku hanya alat penyayat, aku sebuah bencana, tak lebih."- Sakura. "Sebongkah batu hitam tak berbentuk, tidak ada yang menginginkan itu. tapi kalau orang itu percaya dan berusaha, batu itupun akan menjadi permata indah." - Sasuke. Sifat mereka sama...