Chapter 45

160 16 4
                                    

Happy six years with Bangtan Sonyeondan!

Yerin memasuki kamar rumah sakit dimana Taehyung dirawat. Operasi baru saja berakhir dan sekarang namja itu masih dalam keadaan belum sadarkan diri. Airmata Yerin jatuh namun dengan cepat tangannya bergerak untuk menghapusnya. Seseorang masuk ke dalam ruangan itu dan memeluknya.

"Eonni-ya.."

"Mianhae Eunha-ya" ucap Eunha tak kuasa menahan air matanya untuk jatuh. "Kurasa ini semua karenaku, kalau bukan karens aku maka kau dan Taehyung tidak akan mengalami semua ini"

Yerin menggeleng. "Tidak.. melihatmu saja sudah membuatku sangat bersyukur".

"Bagaimana kabar Kim Kai?" Tanyanya akhirnya.

"Dia akan segera menjalani proses persidangan" jawab Kim Seokjin. Namja itu berdiri di depan pintu dengan bungkusan di tangannya. "Makanlah, kau belum makan sejak kemarin". Dia memberikannya kepada Yerin.

"Tidak perlu takut, dia pasti akan mendekam di penjara dengan semua kejahatan yang dilakukannya. Pembunuhan, penyekapan, bahkan.. pemerkosaan" lanjutnya sambil memandang Eunha.

Eunha tersenyum. "Gwaenchanayo.. aku akan bersaksi di pengadilan".

"Lalu bagaimana jika dia menuduhmu juga?" Takut-takut Yerin bertanya. "Bukankah dia bisa menuduhmu karena kematian ayah?"

"Saat itu Eunha masih di bawah umur jadi hukum akan melindunginya. Lagipula di kasus ini Eunha yang menjadi korban".

Yerin mengangguk mengerti.

"Lalu... Taehyung bagaimana?" Tanyanya lagi.

Seokjin menghela napas panjang. "Sowon menyerahkan diri ke polisi".

"Apa?!"

"Dia mengaku bersalah karena telah membuatmu sengasara" Seokjin masuk lalu menutup pintunya agar tidak ada orang yang mendengar percakapan mereka. "Dia yang menyerahkan nomor ponselmu kepada pria itu dan juga bukankah dia yang sering mengganggumu di masa lalu?" Tanyanya balik.

Yerin menunduk kemudian mengangguk. Dia ingat bagaimana perlakuan Sowon sejak dulu hingga saat ini padanya.

"Dia mengatakan dia yang akan menanggung semua itu, termasuk kasus adikku". Seokjin berjalan lalu memegang tangan Kim Taehyung. "Tenanglah kau tak perlu takut. Segeralah sadar karena banyak orang yang merindukanmu" ucapnya. Air matanya hampir jatuh namun ditahannya dengan tersenyum.

"Sowon mengatakan bahwa hanya itu satu-satunya hal yang dapat dilakukannya untuk membalas semua perbuatan buruknya di masa lalu. Dan dia ingin kau menyampaikan ini kepada Taehyung". Seokjin menyerahkan sebuah surat yang terbungkus amplop biru dengan rapi.

"Kalau begitu aku dan Eunha pergi dulu. Kalau kau ingin pulang kabari aku".

"Tidak aku akan disini" tolak Yerin.

Seokjin dan Eunha akhirnya keluar dari kamar itu dan meninggalkan Yerin berdua dengan Taehyung. Ingin sekali rasanya dia membaca surat itu namun karena dirasa tidak pantas karena penerimanya sendiri belum membaca, Yerin meletakkan surat itu di meja yang berada di sebelah ranjang.

Ponselnya berbunyi dan menunjukkan kontak Jungkook. Namja itu mengatakan ingin bertemu dengannya di taman rumah sakit. Usai menyimpan kembali ponselnya, Yerin berdiri, menggenggam tangan Taehyung lalu tersenyum. "Aku pergi dulu".

Yerin menyusuri lorong demi lorong rumah sakit hingga akhirnya sampai di taman. Jungkook ada disana dengan dua buah ice cream di tangannya. Namja itu menyerahkan satu kepada Yerin.

"Bagaimana keadaan Taehyung?" Tanyanya.

Yerim tersenyum tipis. "Masih tertidur".

"Tenanglah dia akan segera bangun" Jungkook meyakinkan.

"Kenapa kau tidak datang menjenguknya?"

"Aku hanya tidak ingin mengganggu kalian berdua lagi" Jungkook menoleh ke arah Yerin kemudian tersenyum. "Yerin-ah" panggilnya.

Jung Yerin menoleh ketika Jungkook memanggilnya. "Izinkan aku meminta maaf". Yerin mengerutkan kening tidak mengerti. "Maafkan aku karena perasaanku yang lebih padamu. Maafkan aku karena melihatmu sebagai perempuan dan bukan sebagai Yerin sahabatku. Maafkan aku karena aku menjadi penghambat hubunganmu dengan Kim Taehyung" Jungkook menarik napasnya panjang. "Sekarang tidak ada lagi Yerin yang harus kukejar, sekarang hanya akan ada Yerin sahabat kecilku dan akan tetap seperti itu" dia menggenggam erat tangan Yerin. "Kumohon bahagialah bersama Kim Taehyung" Jungkook mengakhiri permintaan maafnya dengan senyuman manis.

Yerin tercengang mendengar ucapan panjang itu. Tangannya terulur untuk memeluk Jungkook.

"YAK jangan menangis!" Ucap Jungkook.

Yerin mengangguk di pelukannya.

"Gomawo Kookie-ah"

"Tapi aku akan mengambilmu dari Taehyung jika dia membuatmu menangis".

Yerin menggeleng. "Dia tidak akan melakukannya".

"Ne... aku tau". Jungkook melepaskan pelukannya namun segera menjerit kala ice cream milik Yerin tumpah ke kaus hitamnya.

"Maafkan aku" ucap yeoja itu dengan raut wajah dibuat-buat.

"Ingin rasanya aku memakimu". Jungkook berdiri. "Sudahlah aku pergi sekarang. Kau balik saja daripada Taehyung bangun dan tidak melihat siapapun".

Yerin ikut berdiri. "Hati-hati" serunya sambil melambaikan tangan. Kepergian Jungkook membuat Yerin meninggalkan taman dan bergegas menuju kamar Kim Taehyung. Jungkook benar. Dia tidak boleh meninggalkan kekasihnya itu sendirian.

Pipi Yerin memanas. Dia memukul kepalanya sendiri. "Yak! Apa yang baru saja kupikirkan?!!".

Setengah berlari dia masuk kembali ke dalam rumah sakit dengan pipi yang memanas dan detak jantung yang semakin cepat. Ada rasa lega saat menyadari bahwa semuanya hampir saja dan akan berjalan dengan baik. Kim Kai sudah ada di pihak yang berwajib dan Jungkook sudah kembali menjadi sahabat masa kecilnya. Sekarang hanya tinggal menunggu Kim Taehyung bangun dan itu akan sangat melengkapi hidup Yerin. Sepanjang hidupnya, Yerin merasa ini semua adalah kado terindah dari Tuhan yang disiapkan untuknya.

Yeee udah mau tamat nih. Maaf baru update ya karena tugasku banyak huhu.
Jangan lupa like dan comment, kalo bisa ajakin teman buat ikut baca ya 😁
Sampai jumpa!

I Can't Forget You-BTS + EXO + GFriend FF|| √√ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang