Chapter 46

164 12 3
                                    

Selamat membaca!

Jam dinding menunjukkan pukul 2 siang kala mata itu terbuka. Kim Taehyung membuka matanya lalu menoleh hanya untuk mendapati ruangan itu hanya berisikan dirinya sendiri. Dia berusaha untuk duduk namun kemudian meringis lantas memegang perutnya. Kemudian saat kepalanya menoleh ke arah meja yang berada di sebelah ranjang, dia mendapati sebuah amplop biru disana. Tangannya bergerak mengambil amplop tersebut kemudian mengeluarkan sepucuk surat di dalamnya.

Untuk : Kim Taehyung
Annyeong Taehyung-ah.. lama tidak berjumpa. Ah mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah berada di tempatku yang semestinya. Aku tidak menyesal atas semua perbuatanku di masa lalu padamu namun aku akan meminta maaf jika perbuatan itu melukaimu. Tenang saja, aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi. Biar kuperjelas, izinkan aku membalas semua perbuatan jahatku padamu dan kumohon jangan susul aku ke penjara.
Sampai bertemu lagi di masa depan!

Yang mencintaimu,
Sowon.

Taehyung termenung, lalu perlahan tangannya kembali melipat kertas itu dan menyimpannya.

-
-
-
-
Karena masih harus menemani Eunha terkait urusan pengadilan yang akan menjerat Kim Kai, Yerin harus turut dengan Eunha sehingga tadi sehabis bertemu dengan Jungkook, dia tidak dapat menemani Taehyung. Namun malam ini Yerin mendengar kabar bahwa namja itu sudah ada di rumah karena menolak tinggal lebih lama di rumah sakit.

Yerin membawa nampan berisikan bubur dan segelas air untuk diberikan kepada Taehyung. Tangannya mengetuk pintu di hadapannya lantas masuk usai suara dari dalam menyuruhnya masuk.

Yerin tersenyum melihat Taehyung yang sedang menonton sebuah acara di televisi. Dia meletakkan nampan itu di hadapan Taehyung dan menarik remote dari tangan namja itu.

"Kau harus beristirahat" ucapnya sambil mematikan televisi.

Taehyung menatapnya lurus dengan tatapan datar sehingga membuat Yerin mengerutkan keningnya. "Apa?" Tanyanya.

"Pergilah kalau kau tak ada urusan lagi"

"Yak!" Yerin berteriak. Tangannya menarik tangan Taehyung dari sendok yang dipegangnya.

Taehyung menatapnya lagi, datar. "Kau kenapa?"

"Kau yang kenapa!" Yerin duduk di tepi ranjang kemudian beralih mengambil sendok dan mengaduk-aduk bubur itu. "Apa kau tidak pernah khawatir padaku? Apa kau tidak pernah berpikir apa yang akan kurasakan kalau kau tidak ada?"

Airmatanya mulai jatuh. "Ya.. aku tau mungkin aku hanya sedikit kenangan yang akan kau punya kalau kau pergi, ada banyak yeoja lain yang punya kenangan lebih denganmu dibandingkan dengan aku tapi.." Yerin mengangkat wajahnya dan menghapus airmatanya. "Pernahkah sedikit saja kau memikirkan tentangku?"

Taehyung terenyuh mendengar ucapan Yerin. "Sebelum menjadi bubur, ini adalah nasi. Nasi dapat menjadi bubur tapi sebaliknya, bubur tidak dapat menjadi nasi".

"Apa maksudmu?"

"Aku percaya itu sama seperti takdir diantara kita. Jika memang takdir menginginkan kita bersama maka bagaimanapun kita akan bersama".

"YAK!" Yerin memukul kepala Taehyung dengan sendok di tangannya. "Jika kau sudah mati aku bersatu dengan siapa??!"

"Aku percaya dengan reinkarnasi, mungkin di kehidupan selanjutnya" sambungnya sambil mengelus pelan kepalanya yang tadi dipukul dengan sendok.

"Tapi aku tidak percaya!" Yerin tetap keukeuh. Matanya menatap tajam namja di hadapannya.

"Jangan melihatku seperti itu. Kau seperti akan memakanku"

"Aku memang akan melakukannya". Yerin mengulurkan sesendok bubur ke arahnya.

Dengan senyum kecil, Taehyung bukannya mengarahkan mulutnya ke sendok itu namun dia mengarahkan wajahnya ke depan, menarik tangan Yerin hingga sendok itu jatuh dan kemudian tangan kirinya turut menarik leher yeoja itu.

Dia mengarahkan bibirnya ke telinga Yerin untuk berbisik. "Yerin-ah.." panggilnya dengan suara rendah. "Aku benar-benar pusing sekarang dan kurasa kehadiranmu cukup membuatku merasa tertantang.

Yerin mengedipkan kedua matanya dengan cepat. Taehyung berkata lagi. "Aku ingin tau kehadiranmu disini apakah sekedar menemaniku makan atau menemani malamku?"

Yerin menelan air liurnya. Tangannya dengan keras mendorong bahu Taehyung lantas mengikat rambutnya. "Disini panas, aku lebih baik keluar" ucapnya tanpa menatap mata Taehyung. Yerin berdiri dan berjalan ke arah pintu.

"Ku.. kurasa kau dapat memakannya sendiri dan selamat malam". Dia membuka pintu.

"Bersiaplah jam tiga sore besok" ucap Taehyung sebelum dia pergi. Yerin menoleh dan hendak bertanya lebih lanjut sebelum ucapan Taehyung membuatnya merasa panas dingin.

"Dan kurasa kau perlu ke dokter, Yerin-ah.. suhu tubuhmu mendadak naik dan pipimu memerah juga kurasa.." Taehyung tersenyum kecil. "Detak jantungmu terdengar kuat hingga kesini".

"Ka.. kau salah" ucapnya terbata-bata. Tidak ingin dipermalukan lebih oleh Taehyung, Yerin segera keluar dari kamar itu dan menutup pintunya dengan kuat. Dia memegang kedua pipinya yang memanas dan adegan tadi kembali terbayang di pikirannya. Yerin menggelengkan kepalanya kemudian berlari menuju kamarnya sambil berteriak kecil. "Lelaki sialan!"

Sementara itu, Taehyung yang mendengar jeritan yeoja itu hanya dapat tertawa. Ah.. gadis itu memang selalu berhasil membuatnya tertawa. Dan apa tadi? Dia bilang panas? Taehyung menoleh ke arah AC yang menunjukkan suhu lima belas derajat.

"Kupikir ini benar-benar dingin" ucapnya geli.


Halo! Akhirnya aku datang lagi. Maaf ya udah hiatus tiba-tiba karna cerita di kehidupan nyata menuntut perhatian lebih banyak hehe.
Terima kasih sudah membaca sampai sini dan chapter selanjutnya adalah ending.
See you!

I Can't Forget You-BTS + EXO + GFriend FF|| √√ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang