Part #8 Ziarah

966 66 2
                                    

Ilham senang Syifa selalu berada di sampingnya saat Ilham keadaan senang maupun bahagia, "Gimana fa sekolahnya, mau di lanjutin kuliah?" Ucap Ilham sambil memegang tangan Adiknya, "Garame, gaada si panglima ah" Ucap Syifa sambil memukul Ilham, "Kabiasaan nenggel wae, kan ada si isal atuh" Ucap Ilham, "Ahh isalmah nuturin wae ifa marukan satpam na ifa, jangan nyuruh isal jagain ifa ih, ifamah udah gede tau gausah di jagain huuu, eh di sekolah baru gimana? masih di kejar kejar cewe?" Ucap Syifa sambil tertawa, "Yagituweh rame, enggalah iham lain badboy dei ayenamah, aktif di eskul walaupun mau lulusge" Ucap Ilham, "Bagus, jangan jadi anak baong lagi, harus bosen baong, eh si bapa bk nanyain iham wae hayoh" Ucap Syifa, mereka saling menanyakan kabar gimana sekolahnya dan kabar diri masing masing saling bercerita, "Fa mau pulang atau ikut?" Ucap Ilham, "Teteh ifa ikut yah bang harus ikut" Ucap Adiknya, "Tuh kata adik kamu juga ifa harus ikut" Ucap Syifa sambil menyubit pipi Adik Ilham, "Ehh bisi teteh ifa mau pulang" Ucap Ilham, "Ikutt dong ifamah, iham kemana mana ifa harus ikut, sekarang ifa yang jagain iham hahaha" Ucap Syifa, lalu Ilham mengajak Syifa untuk ziarah ke makan kedua Orang Tua Ilham, "Bang ke makam ibu dulu nanti ke ayah" Ucap Adiknya, "Enya bawel kos si mamah wae" Ucap Ilham, Syifa hanya tertawa mendengarkan Ilham dan Adiknya berdebat, lalu merekapun pergi ke makan Ibunya Ilham terlebih dahulu, saat di makam Ilham, Syifa dan Adiknya Ilham membersihkan makan sambil mendoakan Ibunya, setelah cukup bersih dan berdoa mereka lalu pergi ke makam Ayahnya walaupun jaraknya aga jauh tetapi mereka sangat semangat untuk ziarah, setelah sampai di makam sang Ayah, mereka melalakukan hal yang sama yaitu membersihkan makam dan berdoa, setelah di makam, Ilham mengantar Syifa untuk pulang, karena waktu sudah mau beranjak malam, saat mau mengantar Syifa pulang, tiba tiba datang Joni, "Ham hampuranya" Ucap Joni "Geus jon geus takdirna, hampura iham ogenya geus kitu ka babaturan joni, jadi baturan joni eweh hiji" Ucap Ilham sambil memeluk Joni, "Siap ham, da baturan joni nu salah jadi joni tebisa nanaon, dek ngabela iham kumaha dek ngabela baturan joni da kumaha iemah geus beda masalahna, oh ie ham adi teh, kalemlah adi maneh ku aing jagaan nepika gedena" Ucap Joni sambil mengusap air matanya, "Geus jon, adi urangmah ku urang jagaan, tanggung jawab urang, lain tanggung jawab maneh, ayenamah maneh nguruskeun barudak manehwe meh te kajadian dei" Ucap Ilham, "Siap panglima" Ucap Joni sambil memberi hormat, lalu merekapun berpamitan untuk mengantar Syifa pulang kerumah, "Teteh sama iham mah amanda, kalemwe gausah khawatir" Ucap Joni, "Akunya aman tapi ihamnya ga aman haha" Ucap Syifa, merekapun tertawa lalu berpamitan, saat di jalan banyak sekali yang mengenali Ilham sehingga Ilham harus mampir kesana kesini untuk meminta maaf atas kenakalannya yang dulu yang membuat orang lain resah dengan kehadirannya, saat sudah sampai dirumah Syifa, Ilhampun menyapa ibunya Syifa, saat memasuki pagar Ilham dan Adiknya langsung di peluk oleh Ibu Syifa, "Ham maafyah tante waktu itu gabisa ngelongok iham, syifa suka cerita tentang iham" Ucap Ibunya sambil menangis, Ilham sudah dekat dengan keluarga Syifa walaupun Ilham jarang main kerumah Syifa, keluarga Syifa sangat senang saat Ilham main kerumahnya, "Masuk dulu gamau tau ah, makan malem disini" Ucap Ibu Syifa, "Iya bu bentar markirin dulu motor, iham bolehkan manggil ibu? soalnya tante sama kaya mamah iham, bawel hehe" Ucap Ilham sambil menahan tawa, setelah memparkirkan motornya Ilhampun masuk kerumah Syifa, yang disitu ada Ayahnya Syifa dan Kakaknya, Ilham dan Adiknya sangat di sambut, "Anjir ie panglima karek kadie, kamana wae atuh? kumaha ayena ?" Ucap Kakaknya Ilham, yah Kakanya Syifa pernah di bantu oleh Ilham yang waktu itu Kakanya menjadi salah sasaran oleh geng motor lain, "Alhamdulillah a damang" Ucap Ilham sambil berjabat tangan, lalu Syifa dan Ibunya menyiapkan makan malam, setelah siap mereka makan dengan keadaan saling bercanda dan bercerita tentang keluarga masing masing, Ilham dan Adiknya sangat senang, seperti keluarganya kembali ada, Adiknya Ilham sangat dimanja oleh Syifa dan Ibunya, diajak belanja ke warung sama supermarket, setelah makan Ilham dan kakaknya keluar rumah, untuk membakar roko dan bercerita,  Ayah Syifa hanya bisa membaca koran saat libur bekerja saja, karena terlalu sibuk dengan pekerjaan nya tidak ada waktu luang untuk membaca koran.

Ilham dan Kakanya saling bercerita dan berterima kasih telah membuat Ilham dan Adiknya senang, "Kumaha bobogohan te jeung si ifa?" Ucap Kakaknya, "Hente bang, tapi ihamteh aya rasa tapi teing kumahanya soalna karek pertama kali bogoh ka awewe" Ucap Ilham yang penuh kebingungan, Kakaknya hanya tertawa mendengarkan Ilham berbicara seperti itu, Kakaknya hanya tau Ilham seorang badboy, dan sekarang Kakaknya tau Ilham gapernah pacaran selama ini, makanya Kakak Syifa tertawa dan mengejek Ilham.

Waktu sudah larut malam, tetapi Ilham masih menunggu Adiknya kembali kerumah Syifa, Adiknya yang saat itu sangat di manjakan oleh Syifa dan Ibunya, mereka membelikan kemauan Adiknya Ilham, tidak lama merekapun pulang dengan membawa dua kantong kresek supermarket, "Alah ie jajan atau dek mudik? bohe tong kitu isin eh" Ucap Ilham, "Abangmah sirik huuu" Ucap Adiknya yang mengejek Ilham, Ibu Syifa, Syifa, dan Kakaknya hanya tertawa.

Setelah Adiknya merasa kenyang karena memakan semua jajanan yang ia beli tadi, Ilham mengajak Adiknya untuk pulang, "Hayu de pulang, udah malem gaenak" Ucap Ilham, "Alim uih, bohe hoyong didie" Ucap Adiknya, "Ke enjing kadie dei, kan enjing abang libur sakolana ke ameng dei kadie, ayenamah uih hela hayu tong wengi" Ucap Ilham kepada Adiknya, Ilham sangat lembut kepada Adiknya, karena Ilham tau sekarang Adiknya hanya mempunyai Ilham, Dan Ilhampun begitu sebaliknya, Adiknya pun menuruti ucapan Ilham, lalu mereka berdua berpamitan untuk pulang, setelah berpamitan Ilham bergegas untuk pulang.

Saat dijalan Adiknya banyak bercerita saat kejadian tadi belanja, Ilham hanya mendengarkan sang Adik bercerita, ia sangat senang sang Adik bisa tertawa lepas, setelah beberapa bulan sang Adik hanya bisa berdiam diri dirumah saudaranya dan Ilham tidak bisa menemani Adiknya waktu itu, "Bang lamun bohe tos gede, bohe hoyong jiga si ayah, jadi tentara, gagah meh te ayanu ngaganggu keluarga bohe" Ucap Adiknya, Ilham hanya mengelus kepalanya Adiknya sambil menahan tangis, ia malu menangis saat berada dengan Adiknya, Ilham tidak mau mengganggu kesenangan Adiknya.

Kisah Cinta PanglimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang