Real Love ~02

1K 131 31
                                    


___________________________

Give yourself enough respect to walk away from someone who doesn't see your worth

____________________________

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sudah tiga bulan lebih Naruto menjadi mahasiswi di Universitas Konoha, mengambil jurusan fakultas kedokteran. Hari-hari yang dilaluinya hanya belajar dan belajar. Menjadi dokter spesialis anak adalah cita-citanya, mengingat dia yang suka anak-anak.

Hari ini dia pulang sore dari kampus, sebab ia harus mampir dulu ke perpustakaan untuk mencari buku sebagai referensi untuk memperdalam biomedik~nya di semester satu.

Naruto bersenandung kecil menuju pintu utama kediaman Uchiha.

"Tadaima!!" Ia mengucap salam tapi tidak ada balasan.

Dalam hati ia bertanya-tanya, kemana Ibunya? Biasanya sang Ibu ada di ruang tamu membaca majalah. Memang sebulan terakhir sang ibu terlihat murung dan tak seceria biasanya. Kalau Naruto bertanya, pasti Ibunya menjawab tidak apa-apa. Semua baik-baik saja.

Begitu juga dengan Ayah dan kakak sulungnya. Mereka sering pulang larut malam dari kantor.

Naruto melangkah masuk berniat mencari sang Ibu di dapur, tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat mendengar suara dari ruang keluarga. Itu suara Ibu, Ayah dan kakak sulungnya, Itachi.

"Lalu bagaimana, anata? Apa kita tidak punya solusi lainnya?" terdengar suara Mikoto bertanya kepada suaminya.

"Aku juga tidak tau, koi. Mereka mau membantu perusahaan kita yang di ambang kehancuran. Tapi dengan syarat, kita harus memberi imbalan yang setimpal," jawab Fugaku terdengar putus asa.

"Iya, kaa-san. Mereka meminta imbalan yang tidak masuk akal. Kalau tadinya mereka meminta bunga dari modal yang mereka beri dilipat gandakan, mungkin kami bisa berusaha untuk menyanggupinya. Tapi ini? Mereka meminta Naruto untuk menikah dengan putra mereka yang ditinggal mati oleh istrinya," jelas Itachi membuat Mikoto kaget dan Syok.

Tidak jauh beda dengan Mikoto, Naruto yang menguping pembicaraan mereka di balik pintu, juga kaget dan syok. Bagai disambar petir disiang bolong rasannya saat dirinya mendengar penjelasan Itachi.

Naruto menaiki tangga dengan langkah lebar menuju kamarnya. Pikirannya kalut. Sangat kalut!

Begitu sampai di kamar, Naruto menutup pintu dan bersandar di belakangnya. Air matanya tumpah seketika.

"Hiks ... kenapa harus aku?" Ia memukul dadanya yang terasa sesak.

Tok Tok Tok Tok

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dengan brutal.

"Aku tau kau di dalam, anak pungut! Buka pintunya!!"

Naruto hafal suara itu. Itu Suara bariton milik Sasuke.

Naruto mengusap air matanya. Kemudian ia berdiri dan membuka pintu. "Ada apa, nii-chan?" tanyanya masih dengan mata yang sembab.

Sasuke melayangkan tatapan datarnya dan berkata, "Aku datang ke sini hanya ingin menanyakan sesuatu yang sejak lama ingin kutanyakan padamu--"

"..."

"... untuk apa kau kuliah lagi? Kuliah dan mengambil jurusan kedokteran! Apa kamu tidak sadar bahwa kamu sudah cukup jauh menyusahkan dan membebani keluargaku? Jurusan kedokteran itu butuh biaya yang tinggi! Kau tau tidak? Atau kau pura-pura tidak tau bahwa perusahaan keluargaku sedang kolaps! Kenapa kau justru menambah beban orang tua dan kakakku untuk kesenanganmu sendiri??"

REAL LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang