Semenjak kejadian dimana Shikamaru menyiksa Naruto dengan cara menyetubuhinya secara paksa, sejak saat itu juga Naruto berubah menjadi pendiam dan pemurung. Tatapan mata yang kosong dan semangat hidup yang hilang.
Keadaan fisiknya juga berubah. Tubuhnya terlihat kurus dan pipinya tirus. Selera makannya juga hilang. Setiap hari dilaluinya hanya mengurung diri di dalam kamar dan keluar jika ada hal penting yang ingin ia lakukan.
Meski demikian, tidak ada sedikitpun tumbuh rasa peduli Shikamaru untuknya. Dan bahkan Shikamaru tak segan-segan meminta haknya sebagai suami disaat ia ingin kebutuhan biologisnya terpenuhi.
Brengsek memang!
Bajingan juga iya.
Dan Naruto hanya bisa pasrah menerima semuanya ketika Shikamaru mengancam bahwa ia tidak akan segan-segan membuat perusahaan Uchiha hancur jika Naruto tidak menuruti keinginannya.
Namun, sampai detik ini Naruto tidak tahu apa kesalahannya. Ia juga tidak tahu apa alasan Shikamaru menyakitinya. Bukan Naruto tidak pernah bertanya tapi sang suami justru memintanya untuk berpikir sendiri. Naruto benar-benar tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Shikamaru.
Teringat akan janjinya untuk bertemu dengan Sasuke, Naruto langsung bergegas berbenah diri.
Ya.
Hari ini Naruto berjanji untuk bertemu dengan Sasuke setelah putra bungsu Uchiha Fugaku dan Uchiha Mikoto itu ngotot untuk bertemu dengannya. Kalau tidak, Sasuke akan nekat mendatangi apartemen tempat tinggalnya dengan sang suami. Karena Sasuke memang sudah tahu tempat tinggal Naruto setelah diam-diam mengikuti si blonde pulang disaat pertemuan mereka ditaman kota beberapa waktu lalu.
Tak ingin timbul masalah baru, Naruto berjanji menemui Sasuke di sebuah kafe yang sudah ditentukan. Entah apa yang ingin dibicarakan kakak angkat keduanya itu dengannya. Yang penting Naruto harus segera menemuinya dan cepat pulang keapartemen sebelum suaminya pulang kerja.
🍁 🍁
Begitu sampai di kafe tempat janjian, Naruto mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Sasuke.
"Maaf nii-san, aku terlambat. Sudah lama menunggu?" tanya Naruto begitu ia menemukan meja tempat Sasuke menunggunya.
"Tidak masalah. Yang penting kamu datang, itu sudah membuatku senang. Lagipula aku juga baru sampai disini sejak lima belas menit yang lalu," jawab Sasuke diiringi dengan senyuman. "Kamu mau pesan apa dobe?"
Mendengar Sasuke menyebut nama panggilan mereka waktu kecil, Naruto mendongak menatap lekat wajah sang kakak tanpa berkedip.
Apa Naruto bermimpi mendengar Sasuke menyebut 'dobe'
Sudah berapa lama Sasuke tidak memanggilnya seperti itu?
"Hei, Naru-chan! Kau melamun? Kenapa menangis?" Sasuke melambaikan tangannya di depan wajah Naruto. Pasalnya Naruto menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
Tak terasa air mata Naruto jatuh menyusuri pipinya yang mulus. "Hiks....." isakan kecil terdengar.
"Hei...hei...kenapa menangis? Apa kamu sakit? Dimana yang sakit imouto?" Sasuke gelagapan.
"Hiks.....hiks...." Naruto semakin terisak. Ia hanya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Sasuke.
"Lalu apa yang membuatmu menangis?" tanya Sasuke tidak mengerti.
"Dobe------Naru-chan------imouto. Terimakasih nii-san," Naruto menjawab dengan sesenggukan.
"Maksud-----"
"Sudah lama----sudah sangat lama Naru tidak pernah lagi mendengar nii-san memanggil Naru seperti itu. Tapi hari ini tanpa Naru sangka, panggilan itu ternyata masih nii-san ingat. Naru terharu, Naru merasa disayangi. Terimakasih teme-nii hiks...Naru kira Teme-nii sudah melupakan panggilan masa kecil kita. Naru kira teme-nii benar-benar membenci Naru selama ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL LOVE ✔
FanfictionDisclaimer : Masashi Kishimoto Demi menolong Bisnis keluarga angkatnya yang sedang kolaps dan juga demi menghilangkan rasa benci saudara angkatnya terhadap dirinya, Naruto harus menikah dengan seorang duda tapi belum memiliki anak. Menikah bukan ata...