Real Love ~04

902 114 38
                                    

Naruto hanya bisa menunduk sejak acara makan malam dengan keluarga Nara di mulai, atau lebih tepatnya dengan keluarga calon suaminya yang diadakan disebuah restoran.

"Jadi, bagaimana kalau pernikahannya dilangsungkan bulan depan? Tidak perlu ada acara pertunangan. Menurutku, pernikahan mereka dilaksanakan secepatnya akan lebih baik," ujar kepala keluarga Nara atau Shikaku berpendapat.

Fugaku dan Mikoto saling menatap ragu.

"Bagaimana menurut kalian Uchiha-san?" tanya Yoshino karena Fugaku dan Mikoto tak kunjung buka suara.

"Hn. Sebaiknya kita tanyakan saja bagaimana pendapat anak-anak. Karena bagaimanapun, mereka yang akan menjalaninya. Kalau mereka setuju, kami juga tidak masalah," kata Fugaku meski dengan berat hati.

"Maafkan kami Kushina, Minato."

"Bagaimana menurutmu, nak? Apa kamu bersedia?" tanya Yoshino kepada putra semata wayangnya, Shikamaru.

Sementara yang ditanya tidak menjawab karena fokus menatap Naruto yang selalu menunduk, enggan menatapnya.

"Tidak buruk."

"Shika-kun?" Karena tak mendapat respon dari sang anak, akhirnya Yoshino menyentuh tangan Shikamaru sambil memanggil namanya.

"Iya, ada apa Kaa-san?" Akhirnya Shikamaru memutus pandangannya dari Naruto karena sang Ibu meremas tangannya sedikit kencang.

Yoshino tersenyum maklum. "Kami bertanya tentang pendapat kalian berdua. Bagaimana kalau pernikahannya diadakan bulan depan, hm?"

"Kalau aku terserah Kaa-san saja," jawab Shikamaru seadanya.

"Bagaimana menurutmu Naru-chan? Apa kamu bersedia, nak?"

Naruto mengangkat kepala dan melirik Mikoto dan Fugaku yang menatap balik dirinya. "Ak---aku----aku juga tidak masalah. Tap---tapi apa boleh pernikahannya diadakan secara tertutup dan sederhana saja?" jawab dan tanyanya terbata.

"Kenapa harus tertutup, Naru-chan?" Tanya balik Yoshino.

"Itu karena---saya hanya ingin sederhana saja Bibi."

"Baiklah, kalau itu permintaan dari Naru-chan. Kita akan buat yang sederhana saja," putus Yoshino.

"Karena semua sudah setuju, maka pernikahan anak-anak kita akan diadakan bulan depan atau dua minggu dari sekarang," ujar Shikaku menimpali.

Dan acara makan malam~pun selesai tanpa kendala.

.

.



Di sinilah Shikamaru dan Naruto berada. Duduk di kap mobil sambil menikmati deburan ombak dan angin laut di malam hari di tepi laut.

Selesai acara makan malam, sang Ibu menyuruh mereka untuk mengambil waktu berdua guna pendekatan dan pengenalan diri antara satu sama lain.

"Kenapa kamu hanya menunduk dari pertama kita bertemu? Apa ada sesuatu yang lebih menarik di bawah sana?" tanya Shikamaru untuk pertama kalinya ia berbicara dengan Naruto.

Mendengar ucapan Shikamaru, Naruto mengangkat kepalanya dan menggeleng. "Sa--saya hanya--tid---tidak apa-apa," jawabnya gelagapan.

"Apa kamu takut kepadaku?"

Naruto lagi-lagi menggeleng. "Saya hanya takut anda marah."

"Marah? Marah karena apa?"

Dan lagi-lagi hanya gelengan kepala yang menjawab pertanyaan Shikamaru.

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

Naruto hanya mengangguk.

"Kenapa kamu menerima begitu saja perjodohan ini?"

REAL LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang