Sasuke yang arogan. Sasuke yang irit bicara. Sasuke yang sulit berekspresi. Kini menangis menjerit dan memohon maaf memanggil nama Naruto.
"Naru, jangan membenciku. Maafkan aku Naruto---maaf--aku mohon maafkan aku---NARUTOOO!!"
Mendengar jeritan Sasuke, Itachi yang masih berada di ruang kerja ayahnya, langsung berlari menuju kamar Naruto diikuti Fugaku dan Mikoto.
"Ada apa Sasuke?" tanya Itachi begitu sampai di kamar Naruto. "Kenapa kamu berteriak malam-malam begini? Ada apa denganmu?"
"Naruto, aniki. Bawa Naruto kesini kembali. BAWA NARUTO KEMBALI, ANIKI!!" Sasuke kembali berteriak di depan Itachi.
"Tenangkan dirimu, nak. Jangan seperti ini." Mikoto yang ikut menyusul Itachi masuk ke dalam kamar Naruto, menghampiri Sasuke yang masih berbaring di atas ranjang dan memeluknya.
"Kaa-san, tolong bawa Naruto kembali."
Itachi, Mikoto dan Fugaku saling menatap. Melihat keadaan Sasuke yang seperti itu, mau tak mau timbul rasa iba di hati mereka. Tapi apa yang bisa mereka lakukan?
"Naru-chan sudah menikah, nak. Dia sudah sah menjadi istri orang lain. Tidak ada yang bisa Kaa-san lakukan. Kalaupun Kaa-san memintanya datang, sudah jelas dia datang sebagai tamu bersama suaminya," dengan lembut, Mikoto memberi pengertian kepada putra bungsunya.
"Aku ingin bertemu dengannya Kaa-san. Aku ingin membawanya kembali."
"Jernihkan dulu pikiranmu Sasuke, baru kau bisa bertemu dengannya. Renungkan segala perbuatanmu terhadapnya selama ini," Fugaku menegaskan.
Meminta Naruto datang ke kediaman Uchiha? Mungkin bisa saja mereka lakukan itu. Tapi masalahnya, apa Naruto mau datang? Apa lagi mereka meminta Naruto datang untuk menemui Sasuke? Mengingat perlakuan buruk Sasuke terhadapnya selama ini, apa mungkin Naruto akan bersedia untuk datang?
"Aku akan membawa Naruto kembali," lirih Sasuke.
"Jangan pernah berpikir macam-macam terhadap Naru-chan, apa lagi untuk mengganggu kehidupannya yang sekarang. Kalau sempat itu terjadi, aku sendiri yang menghajarmu," tegas Itachi. "Sekarang istirahatlah dan tenangkan pikiranmu," katanya melanjutkan sebelum beranjak pergi dari dalam kamar menyusul sang ayah yang terlebih dahulu keluar dari dalam kamar Naruto.
"Apa yang dikatakan Tou-san dan anikimu benar Sasuke. Kembali ke kamarmu dan istirahatlah, kamu pasti kelelahan. Kaa-san juga mau istirahat karena ini sudah larut malam," ujar Mikoto sembari mengelus lembut puncak kepala Sasuke dengan sayang.
"Biarkan aku istirahat di sini Kaa-san," balas Sasuke.
"Kalau itu maumu, tidak apa-apa. Istirahatlah di sini." Mikoto mengecup kening Sasuke sebelum meninggalkannya di kamar Naruto.
•
•
Shikamaru memandang wajah tidur Naruto. Dengan gerakan sepelan dan sehalus mungkin, diulurkannya tangannya untuk mengelus pipi gadis yang kini menyandang status istrinya itu.
Hampir satu bulan menikah, kenapa baru sekarang ia menyadari bahwa Naruto itu cantik? Bahkan, kalau boleh jujur Naruto lebih cantik dari Temari mendiang istrinya.
Tapi apakah sifat dan perangainya sama dengan parasnya? Gadis yang mau menerima dirinya apa adanya. Gadis yang mau menikah dengannya bukan karena memandang status sosial dan harta kekayaan.
Tidak. Itu tidak mungkin. Hanya Temari yang mencintainya dengan tulus. Buktinya, Naruto tidak mungkin mau menerima perjodohan itu kalau bukan karena Nara Corp bersedia untuk membantu Uchiha Corp yang diambang kebangkrutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL LOVE ✔
FanfictionDisclaimer : Masashi Kishimoto Demi menolong Bisnis keluarga angkatnya yang sedang kolaps dan juga demi menghilangkan rasa benci saudara angkatnya terhadap dirinya, Naruto harus menikah dengan seorang duda tapi belum memiliki anak. Menikah bukan ata...