Real Love ~05

866 117 13
                                    

Naruto menatap pantulan dirinya di dalam cermin yang kini mengenakan gaun pengantin berwarna putih dengan hand bouquet wedding putih ditangannya senada dengan warna gaun yang melekat di tubuhnya saat ini.

Naruto menatap pantulan dirinya di dalam cermin yang kini mengenakan gaun pengantin berwarna putih dengan hand bouquet wedding putih ditangannya senada dengan warna gaun yang melekat di tubuhnya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Cantik'

Satu kata untuk menggambarkan penampilannya. Namun sayang, dibalik itu semua, tersimpan kesedihan yang dalam.

Ini adalah hari pernikahannya. Namun tak ada senyum terukir diwajahnya. Bukankah dihari pernikahan itu seorang calon pengantin akan tersenyum bahagia?

Ya.
Tapi itu tidak berlaku kepada seorang Naruto. Ini memang hari pernikahannya, tapi bukan pernikahan yang dia inginkan terjadi. Ini adalah pernikahan bisnis, pernikahan tanpa rasa cinta. Semua terasa kosong dan hampa.

"Naru-chan, kamu sudah siap imouto? Ayo kita keluar. Semua sudah menunggumu," seru Itachi yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang rias mengagetkan Naruto. "Kamu menangis?" tanyanya begitu melihat mata sang adik yang merah dan sembab.

"Tidak, nii-chan. Naru hanya merasa sedih karena Naru harus pisah rumah dengan Tou-chan, Kaa-chan, Tachi-nii dan Suke-nii setelah ini karena Naru sudah menikah," kilah Naruto.

"Kamu tidak perlu berbohong, Naru. Nii-chan tau kalau sebenarnya berat bagimu menerima pernikahan ini. Sama seperti nii-chan, sejak awal nii-chan tidak pernah setuju kamu berkorban seperti ini hanya untuk perusahaan kita. Sangat tidak setuju kamu menikah dengan seorang duda untuk kepentingan perusahaan. Bahkan nii-chan sudah melarangmu. Tapi kamu tidak memberi waktu sedikitpun buat nii-chan untuk mencari solusi lain. Ini salah nii-chan yang tidak becus mengelola perusahaan. Nii-chan tidak layak disebut sebagai nii-chan yang bertanggung jawab..."

"Tidak, Itachi-nii. Itu tidak benar. Nii-chan itu adalah kakak terhebat buat Naru. Naru ikhlas dan tulus untuk membantu. Berhenti menyalahkan diri sendiri. Yang perlu nii-chan lakukan adalah berdoa untuk kebahagiaan Naru dalam menempuh kehidupan yang baru nantinya," ucap Naruto memandang manik jelaga kakak sulungnya.

Itachi yang mendengar dan melihat ketegaran Naruto dibalik kerapuhannya, mendekap sang adik dan menangis tanpa suara. "Berbahagialah imouto, nii-chan akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu. Katakan pada nii-chan kalau suamimu menyakiti dan membuatmu menangis. Nii-chan selalu ada untukmu kapanpun itu."

Dalam pelukan sang kakak sulung, Naruto mengangguk sebagai jawaban.

"Dan satu lagi. Tolong maafkan kelakuan dan kata-kata kasar yang diucapkan Sasuke yang sangat menyakitimu. Maafkan dia Naru-chan. Nii-chan tau semua apa yang dilakukan Sasuke padamu selama ini," kata Itachi melanjutkan.

"Naru sudah memaafkan dan melupakan itu semua, nii-chan. Bagaimanapun juga Suke-nii adalah kakak kedua Naru sampai kapanpun."

"Ter---"

"Naru-chan, sudah selesai? Oh, ada Itachi juga? Ayo kita turun, semua sudah menunggu. Acara pemberkatan akan segera dimulai," seru Mikoto yang tiba-tiba muncul menginterupsi obrolan Itachi dan Naruto.

REAL LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang