"Aku tak ingin menjadi seorang yang egois. Jika nii-chan ingin aku bahagia, maka aku juga ingin nii-chan bahagia. Carilah pendamping hidupmu, nii-chan," ujar Naruto menatap manik kelam Sasuke.
Sasuke mendengus, "Setelah aku menyakitimu dan kehilanganmu, tidak ada seorang gadis~pun yang membuatku terpikat. Mungkin ini hukuman untukku karena sudah jahat padamu," kata Sasuke menanggapi.
"Jangan begini Sasuke onii-chan, itu hanya masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu. Tidak ada gunanya untuk disesali karena masih ada hari yang telah menanti untuk kita hadapi."
"...."
"...."
"Naruto, kau ingin aku juga bahagia, bukan?" pertanyaan Sasuke membuat Naruto menoleh seketika.
"Tentu saja!"
"Kalau begitu, aku ingin kau yang memilihkan pendamping yang cocok untukku," kata Sasuke serius.
"Hey, mana bisa begitu? Mana aku tau gadis seperti apa dan gadis bagaimana yang nii-chan sukai?" protes Naruto.
"Sepertimu...."
"..."
"Jangan terlalu dipikirkan, Naru. Aku mengajakmu jalan bukan untuk membahas yang tidak penting. Aku hanya ingin bersenang-senang bersama imouto dan calon keponakanku," kata Sasuke mencubit gemas hidung Naruto.
"Nii-chan--------sakit tau!"
"Nah, mumpung aku ada di Konoha, sekarang Naru mau kemana lagi? Aku akan menemanimu tapi dengan syarat, kamu tidak boleh capek."
"Baby bilang ingin menghabiskan uang pamannya," canda Naruto menanggapi.
"Siapa takut? Ayo...."
♧♧♧♧♧
Tepat setelah matahari terbenam, Sasuke mengantar Naruto pulang. Melirik ke samping, ia mendapati Naruto yang tidur dengan nafas teratur. Dengan perlahan tapi pasti, Sasuke mendekatkan wajahnya dengan wajah sang adik. Tepat saat jaraknya bibirnya dan bibir Naruto tinggal beberapa centi, Sasuke berhenti sesaat kemudian beralih mengecup kening sang adik. "Kenapa sangat berat untuk mengikhlaskanmu bersama pria lain?" tanyanya sembari mengusap lembut surai pirang Naruto.
Dengan hati-hati, Sasuke menggendong Naruto yang tertidur menuju apartemen tempat tinggal Naruto bersama Shikamaru.
Begitu sampai di depan pintu apartemen, di depan pintu Shikamaru berdiri dengan aura yang membunuh.
"Bisa kau menyingkir sedikit, Nara? Kau menghalangi jalan," ujar Sasuke mengabaikan tatapan membunuh dari Shikamaru.
Tanpa mengucap sepatah katapun, Shikamaru menyingkir dari pintu membiarkan Sasuke masuk dengan Naruto digendongannya.
"Kamarnya?" tanya Sasuke singkat.
Masih dalam kebisuannya, Shikamaru membimbing Sasuke menuju kamar.
Dengan hati-hati, Sasuke meletakkan tubuh Naruto di atas ranjang, kemudian menyelimutinya. Setelah itu Sasuke keluar dari kamar diikuti Shikamaru.
"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Shikamaru menyerukan isi hatinya.
Mendengar pertanyaan dari Shikamaru, Sasuke menaikkan alisnya pertanda tak mengerti.
"Apa yang terjadi dengan istriku, Uchiha?"
"Ck, memang apa yang terjadi?" tanya balik Sasuke.
"Lalu kenapa kau sampai menggendongnya?"
"Apa kau tidak lihat kalau adikku sedang tidur? Aku tidak tega membangunkannya, karena itu aku menggendongnya masuk. Apa salah?"
Mendengar jawaban Sasuke, urat-urat Shikamaru yang tadinya tegang, kini normal kembali. Sungguh, dia kini takut terjadi sesuatu kepada sang istri. "Terimakasih," katanya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL LOVE ✔
FanfictionDisclaimer : Masashi Kishimoto Demi menolong Bisnis keluarga angkatnya yang sedang kolaps dan juga demi menghilangkan rasa benci saudara angkatnya terhadap dirinya, Naruto harus menikah dengan seorang duda tapi belum memiliki anak. Menikah bukan ata...