Tiga Puluh Satu

60.2K 7.3K 726
                                    

"Kesukaan lo masih sama, kan?" tanya Restu pada Nessa yang sedari tadi diam. Padahal Restu sudah berkali-kali mengatakan untuk mengambil barang apapun yang diinginkan. Tidak usah memikirkan perkara harga. Semua Restu yang tanggung.

"Hm." Nessa berdehem malas.

"Jagain Nessa bentar," ujar Restu pada Adham dan Wisnu. Detik berikutnya Restu melangkah sendirian seraya mendorong keranjang belanja.

Semua tentang Nessa masih ia simpan baik-baik. Sekadar makanan dan minuman kesukaan gadis itu, tentu saja Restu tidak lupa. Dengan cekatan, Restu memasukkan semua yang masuk kategori kesukaan Nessa.

Begitu keranjang belanjaannya terisi dengan aneka makanan dan minuman, Restu mendorong keranjangnya untuk kembali menghampiri Nessa.

"Segini kurang nggak?" tanya Restu seraya menunjuk belanjaannya dengan dagu.

"Apaan sih, Res? Gue bisa beli sendiri."

"Bentar, gue mau bayar dulu. Lo berdua nggak mau belanja juga?" tanya Restu pada kedua sahabatnya yang sedari tadi tidak memilih satu barang pun.

"Sekalian minuman, Res. Kayak biasa," sahut Wisnu.

"Samain," sambung Adham.

"Duluan aja, gue nyusul," ucap Restu sebelum mendorong keranjangnya menuju kasir.

Adham dan Wisnu menggiring Nessa untuk ke parkiran, menunggu Restu di mobil saja. Awalnya Nessa menolak, namun akhirnya menurut setelah kalah debat melawan dua cowok itu.

Selang lima belas menit, Restu muncul dengan dua kantong plastik berukuran besar dan satu kantong plastik ukuran kecil. Kantong plastik itu dimasukkan ke dalam bagasi. Setelah beres dengan urusan kantong belanjaannya, Restu masuk mobil dengan membawa kantong kecil berisi minuman dingin.

"Dham! Nu!" panggil Restu seraya melemparkan botol minuman ke arah mereka secara bergantian.

"Nessa nggak dikasih?" tanya Wisnu setelah menikmati beberapa tegukan minumannya.

Pertanyaan Wisnu membuat Restu menghentikan kegiatan minumnya. Kepalanya menoleh pada Nessa yang duduk di sampingnya.

"Mau, Nes? Nih barengan sama gue," tawar Restu seraya mengulurkan botol minumannya pada Nessa.

"Nggak. Makasih," sahut Nessa lalu membuang pandangan ke luar kaca mobil.

Restu mengedikkan bahu sekali sebelum kembali meneguk minumannya. Suara tegukannya yang terdengar keras di telinga Nessa membuat gadis itu meneguk ludah. Diam-diam ia melirik ke sampingnya dan sialnya pemandangan jakun Restu membuatnya tiba-tiba begitu menginginkan minuman di tangan Restu.

"Nih, nggak usah malu-malu. Pas masih pacaran aja kita sering berbagi minum, kan? Nggak ada salahnya berbagi minum lagi walaupun udah jadi mantan," ujar Restu menarik tangan Nessa dan memberikan botol minuman di tangannya.

"Jalan, Nu. Ke rumah Nessa dulu," titah Restu yang langsung dilaksanakan oleh si kacamata minus itu.

***

Restu baru sampai di rumahnya pukul 9 malam. Tadi selepas mengantarkan Nessa, ia menerima tawaran untuk makan malam di rumah Wisnu. Ternyata di rumah Wisnu tidak cukup untuk makan malam saja. Mereka melanjutkan dengan bermain PS sampai lupa waktu.

Memasuki ruang tamu, Restu duduk di sofa. Sepi selalu menyambut kepulangannya. Cowok itu lantas melepaskan sepatu dan kaus kakinya. Kedua barang itu dilempar asal ke sudut ruangan. Seragam lusuh yang ia kenakan pun dilepas. Dibiarkan tergeletak di sampingnya.

I'm Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang