Dua Puluh Sembilan

57.3K 7.3K 377
                                    

Momen yang paling dinantikan murid kelas XI baik jurusan IPA maupun IPS akhirnya  akan segera tiba. Study tour yang merupakan kegiatan tahunan khusus murid kelas XI akan diadakan tiga hari lagi. Tujuan study tour kali ini sama dengan tahun sebelumnya, Bali.

Menjelang keberangkatan, semuanya disibukkan dengan segala persiapan. Mulai dari pelunasan administrasi untuk memilih tempat duduk saat di bus. Antara IPA dan IPS rombongannya dicampur. Siapa yang lebih dahulu melunasi pembayaran, berhak memilih dulu tempat duduknya.

"Nes, gue nggak jadi duduk sama lo. Gue mau sama anak IPS 2 aja," ucap Ratna yang sebelumnya mengiyakan saat Nessa memintanya untuk duduk di sampingnya. Untuk keempat kalinya, orang yang seharusnya duduk di sampingnya membatalkan rencana. Nessa pun tidak bisa berbuat apapun selain menerima. Ia tidak mungkin memaksakan kehendak.

"Iya udah nggak papa. Nanti gue cari yang lain," ujar Nessa mencoba tenang, menyembunyikan semburat kecewanya.

"Lo mau masuk bus mana? Lo udah bayar, tapi belum nentuin tempat duduk, kan?" tanya Ratna lalu mencomot perkedel kentang yang menjadi bekal Nessa.

"Belum tau. Nanti kalau udah dapat temen duduk, baru nentuin. Lo di bus mana?"

"Tiga dong. Hampir aja gue nggak kebagian tempat duduk. Bus tiga paling top pokoknya. Cogannya IPS banyak yang di situ. Restu CS, pasti rame nanti di perjalanan. Nggak bakal bosen."

Nessa mempercepat kunyahannya. Semenjak putus dengannya, Restu memang banyak berubah. Perubahan yang begitu kentara adalah cara bagaimana Restu bersosialisasi dengan cewek. Restu yang sekarang terlalu bebas. Rumor yang berembus pun tidak henti-hentinya memberitakan Restu yang kepergok kencan dengan beberapa cewek berbeda dalam seminggu. Janji manis Restu layangkan ke semua cewek yang dianggap menarik. Setia bukan lagi hal utama. Kesenangan lah yang Restu cari.

"Kayaknya gue di bus satu. IPA 1 banyak yang di sana," ujar Nessa.

"Jangan deh, Nes. Kalem-kalem semua. Gue saranin mending bus 3 atau 4. Banyak anak cowoknya. Bus 1 sama dua mayoritas cewek IPA. Cowonya pun cowok kalem. Nanti di jalan bosen."

"Lebih suka yang anteng. Biar bisa tidur."

"Iya udah terserah lo deh. Gue mau ke kelas IPS 2 dulu. Mau ngerumpi plus bahas acara di bus nanti."
Sebelum pergi, Ratna kembali mengambil satu perkedel dan dimakan sambil berjalan.

Tak lama setelah kepergian Ratna, Andra dan Alfa menghampirinya. Alfa duduk di kursi samping Nessa, sementara Andra duduk di meja. Nessa sudah menegur Andra namun cowok itu ngeyel tetap bertahan di posisinya.

"Sekali-kali duduk di meja, free class ini," kilah Andra lalu mengunyah wafer cokelatnya yang masih setengah.

"Ikut bus dua ya Nes. Gue sama Andra di bus itu soalnya. Kalau ada kita, lo pasti aman," ucap Alfa membuat Nessa menoleh untuk menatap wajah cowok itu.

"Kebanyakan anak IPA kok. Anak IPS cuma beberapa doang. Lo kenal semua lah, nggak bakal canggung nanti. Nanti gue juga bawa gitar sama Alfa," sambung Andra lalu melompat turun dari meja untuk membuang bungkus wafer yang sudah ia habiskan.

"Lo duduk sama Andra, Al?" tanya Nessa yang diangguki oleh Alfa.

"Bisa pindah-pindah kok. Kalau lo mau duduk sama Andra atau gue, bisa diatur nanti. Ada gue sama Andra, beres. Lo jadi sama Ratna, kan?"

Nessa menggelengkan kepala lalu berkata, "Ratna mau sama anak IPS di bus tiga."

"Bus tiga laris banget. Cuma gara-gara banyak gengnya Restu mantan lo. Padahal di situ isinya anak-anak rusuh. Pasti sumpek, nggak ada ketenangan, dan berisik," ujar Andra yang baru saja datang dan kembali duduk di meja.

I'm Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang