Kebohongan Kecil

1.6K 105 17
                                    

Rachel menutup matanya pelan, ia  berharap jika  segala ke gelisahan di hati dan pikirannya kali ini akan segera menghilang

Ia memikirkan semua perkataannya kepada Arkan tempo hari, ia merasa sedih dan kecewa kepada dirinya sendiri karena tak bisa membuat dirinya merasa pantas di hadapan Arkan

Semakin arkan tahu segala tentang gue, semakin gue enggak pantes buat ada di samping dia.batin Rachel sambil terus menutup matanya

"Woi" kejut Jena kepada Rachel yang sekarang sedang terduduk di ruang kelas sendiri sambil menutup mata

"Tidur lo?" Tanya jena sambil duduk di bangku sebelah Rachel

"Enggak" jawab Rachel sambil terus menutup matanya

"Terus kenapa?" Tanya jena lagi

"Gue cuma lagi banyak pikiran aja"

"Jangan bilang lo lagi mikirin tentang penyakit lo itu" ucap Jena sedikit menurunkan volume suaranya

"Ya bisa jadi sih" jawab Rachel yang membuat Jena menghela nafasnya berat

"Hel udah gue bi-"

"Lo gak usah bilang lagi ini cuma kebetulan atau apalah, ini emang bener bener terjadi lagi dan emang gue sendiri yang ngelakuinnya" ucap Rachel yang membuat Jena menatapnya dengan tatapan sedih

"Jangan tatap gue kaya gitu" ucap Rachel sambil membuka matanya dan   mendorong wajah Jena pelan

"Hel.... gue yakin lo bisa sembuh" ucap Jena " lo cuma harus mengontrol emosi lo lebih baik lagi dan harus selalu berpikir positif" lanjutnya

"Iya nanti gue cobain"

"Cobain apa?" Tanya jena sambil mengerutkan keningnya

"Cobain saran dari lo lah"

"Ya harus dong! Lo harus bisa lebih baik lagi menjaga diri lo dan harus bisa mencintai diri lo sendiri"

"Tapi gue cinta nya sama Arkan"

"Halah. Dia mah gak usah lo pikirin dulu"

"Tapi dia selalu ada di dalam pikiran gue" Jena yang mendengar ucapan Rachel hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya sambil menatap Rachel tak percaya

"Lo emang udah bener bener keracunan sama si Arkan ya"

"Dia itu kaya narkoba buat gue"

"Bikin lo kecanduan gitu?"

"Iya bikin gue kecanduan buat terus mencintai dia tanpa henti hentinya" ucap Rachel sambil tertawa renyah

"Huh, iya deh terserah lo"

"Tapi menurut lo nih ya, kalo Arkan tahu tentang Rahasia terbesar gue dia bakal nganggap gue orang gila gak sih?" Tanya Rachel mulai serius

"Orang gila?"

"Iya. nyakitin diri sendiri gitu misalnya"

"Lo udah bilang sama dia?" Seketika nafas Rachel seperti tercekat saat mendengar pertanyaan dari Jena

"Apa? Ya enggak lah" ucap Rachel berbohong

"Serius?" Ucap jena sambil mendekatkan wajahnya kearah Rachel

"Se- serius lah"

"Ya kalo menurut gue sih Arkan gak berhak tau tentang privacy lo hel"

"Ke-kenapa?"

"Ya karena dia bukan siapa siapa lo"

"Dia kan orang yang gue sayang"

"Belum tentu semua orang itu bisa ngertiin kondisi lo, dan Arkan dia cuma orang baru yang datang ke kehidupan lo, jadi saran gue sih dia gak usah tahu tentang semua privacy lo lah" ucap Jena panjang lebar yang membuat Rachel hanya bisa mendengarkannya

RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang