Pembalasan

1.4K 97 8
                                    

Arkan menundukkan kepalanya saat berhadapan dengan Rachel yang kini tengah memandanginya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada

"Ada apa?" Tanya Rachel tegas sambil menatap Arkan dan Ronald bergantian

"Gini hel. Ini Arkan mau ngomong sesuatu sama lo" ucap Ronald menjelaskan kepada Rachel yang kini mulai terlihat tidak nyaman

"Disini?" Tanya Rachel sambil memperhatikan sekitar

"Ya disini aja" ucap Ronald meyakinkan Rachel

"Yaudah ngomong aja" jawab Rachel yang membuat Arkan membulatkan matanya saat mendengar ucapan Rachel

Keringat dingin mulai bercucuran dari pelipisn Arkan, perasaannya kali ini sungguh tak karuan

Jantungnya berdebar sangat kencang apalagi saat mata mereka bertemu dan dengan cepat Arkan memutuskan kontak mata tersebut

Rachel yang dibuat penasaran kemudian mengeluarkan suaranya lagi

"Lo kalo mau diem aja mending jangan disini" ucap Rachel kepada Arkan yang kini mulai menatapnya

"Hel" ucap Arkan

"Apa?"

"Gue..." ucap Arkan terhenti dan tanpa di duga duga

"Mulai sekarang lo gak usah deketin gue lagi" ucap Arkan yang seketika membuat Rachel seperti di sambar petir hanya karena mendengarnya saja

"Dan gue harap lo bisa jauhin gue secepatnya" ucap Arkan terhenti saat melihat perubahan ekspresi dari Rachel

"Lo mabok apa gimana sih?"Ucap Rachel sambi menatap Arkan tajam tak percaya

"gu- gue serius" ucap Arkan terbata bata

"Apa ini karna masalah penyakit gue?" Tanya Rachel sambil terus menatap Arkan

"Kenapa?" tanya rachel lagi

"Jawab Arkan!" sambung Rachel sambil meninggikan nada bicaranya

"iya" jawab Arkan

Rachel yang mendengar jawaban Arkan hanya bisa tersenyum miris sambil terus menatapnya tak percya

Entah sudah berapa banyak Arkan terus menyakiti hatinya dan tak bisa ia pungkiri lagi jika kali ini ia akan sangat membenci Arkan

"Kalo itu mau lo, gue bakal lakuin semua nya" ucap Rachel lalu dengan cepat ia meninggalkan kantin

"Hel lo mau kemana?" Tanya Jena sambil menyusul Rachel

"Mati" jawab Rachel sambil berjalan cepat

Arkan yang melihat kepergian Rachel hanya bisa terdiam tak berkata apa apa lagi, ia pikir apa yang ia lakukan sekarang adalah hal yang terbaik yang pernah ia lakukan untuk Rachel

"Lo kenapa harus ngomong kaya gitu ke Rachel?" tanya Ronald sambil mendekat ke arah Arkan

"Memangnya gue harus ngomong kaya gimana lagi?" ucap Arkan datar

"seengganya lo gak usah ngomong kaya gitu kak. itu bener-bener nyakitin hati dia"

"Apa menurut lo hati gue gak sakit pas gue ngomong gitu ke dia?" ucap Arkan yang membuat Ronald sedikit terkejut

"Kan, kenapa lo gak ungkapin perasaan lo aja ke dia sih!!" ucap Ronald geram

"gue gak pantes buat dia" ucap Arkan lalu berjalan pergi meninggalkan Ronald sendirian di kantin

Ronald yang di tinggalkan sendirian dikantin oleh Arkan mulai merutuki dirinya sendiri

"Kenapa gue selalu di tinggalin sendirian sih" ucap Ronald

"Arkan tungguin gue!!!" teriak Ronald sambil menyusul Arkan

********

Rachel kini sedang berjalan cepat sambil menabrak semua orang yang menghalangi jalannya, ia tak perduli dengan semua orang yang kini mulai berbisik bisik tentang dirinya

Ia berjalan menuju kelas syifa dan hari ini ia akan mengakhiri semua nya

Lo pikir gue bakal diem diem aja setelah lo buat ini semakin rumit syifa?

Rachel membuka pintu kelas dan masuk kedalam tanpa permisi

Murid-Murid yang ada di dalam kelas mulai tegang karena kedatangan Rachel yang tiba tiba

Rachel terdiam di depan kelas sambil menyapu seluruh pandangam ke semua penjuru kelas

Ia tersenyum kecil saat melihat syifa yang kini tengah menatapnya ketakutan dari kursi paling belakang

"Syifa lo nyamperin gue apa gue yang nyamperin lo?" Tanya Rachel yang membuat murid murid yang ada di dalam kelas terdiam tak berani membuka suara

"SYIFAAA!!" Teriak Rachel yang membuat syifa mau tak mau berjalan ke depan kelas menghampiri Rachel

"Ada apa?" Ucap syifa sambil menutupi semua Rasa takutnya saat sedang berhadapan dengan Rachel

"Ada apa? Setelah semua yang lo perbuat lo masih tanya ini ada apa?" Ucap Rachel

Syifa terdiam lalu tersenyum kecil kepada Rachel

"Gue ngelakuin apa sih Rachel? Sampe sampe lo buat temen temen gue ketakutan karna kedatangan lo ke kelas ini?"

Rachel menatap Syifa tajam "Lo mau ngomong apa harus gue lakuin sesuatu dulu biar lo mau buka suara" syifa yang mendengar perkataan Rachel sebisa mungkin menutupi rasa gugupnya

"Rachel"

"Ikut gua" ucap Rachel sambil menarik syifa keluar kelas

Rachel berjalan cepat melewati semua orang yang kini tengah memerhatikan mereka berdua

Syifa yang merasa kesakitan karena tarikan tangan Rachel kini mulai mengaduh kesakitan dan memohon kepada Rachel untuk melepaskannya

"Gue tahu syif lo gak selemah ini" ucap Rachel sambil terus menarik tangan syifa dan berjalan kearah toilet

Saat sudah berada di toilet perempuan Rachel mendorong tubuh syifa hingga syifa tersungkur kebawah

"Maksud lo apa hah?!" ucap syifa sambil mencoba berdiri

"apa?" tanya Rachel singkat

"maksud dari perlakuan lo ke gue ini apa?!" ucap syifa yang terdengar sedikit menunggikan nada bicaranya

Rachel yang mendengar perubahan sikap syifa hanya bisa tersenyum licik sambil memandanginya tanpa henti

"gue tahu lo itu sebenernya lebih licik dari gue" ucap Rachel sambil menatap syifa kini yang terlihat kebingungan

"gue tahu lo lebih jahat dari gue" ucap Rachel lagi

"Dan gue tahu, semua rencana lo yang selama ini lo susun sama Bella buat hancurin gue" ucap Rachel lalu dengan cepat ia menarik rambut syifa hingga terdengarlah suara teriakan syifa

"LEPASIN GUE RACHEL!!!" Teriak syifa mengaduh kesakitan saat Rachel menjambak Rambutnya

"Kalo lo teriak lagi, gue bakal lakuin ini lebih dari yang lo pikirin" ucap Rachel mencoba menakut-nakuti syifa

"Rachel lo gila" ucap syifa

"oh ya, apa kamu tahu syifa? kalo gue itu suka menggambar? Lo tau gambar sayatan di pipi Bella siapa yang buat?" tanya Rachel sambil terus menjambak rambut syifa dan menyudutkannya ke tembok

"Lo?" ucap syifa gemetar

"itu karya seni gue, yang gue gambar di pipi bella dan kalo lo mau gue bisa menggambarnya juga di pipi lo" ucap Rachel sambil tersenyum misterius

"jadi jangan berisik ya, sebelum gue memulai semuanya ini jadi lebih menyakitkan buat lo" sambung Rachel lagi yang membuat syifa menjadi ketakutan.

Tbc

RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang