Busuk

993 64 24
                                    

Rachel menatap bayangan dirinya di cermin, senyumnya merekah dan matanya berbinar senang, tak tahu kenapa saat ia memikirkan perkataan Arkan kemarin membuat jantungnya berdetak lebih kencang dibandingkan biasanya.

"Arkan emang aneh" lirihnya sambil terus tersenyum

Saat Rachel tengah asyik melamunkan Arkan tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan memuncul sosok yang ia kurang suka

"Mama udah siapin sarapan, ayo kita sarapan bareng" ajak Diana ramah

"enggak perlu, gue gak laper" jawab Rachel ketus

Diana yang diperlakukan seperti itu hanya bisa terdiam lalu menutup kembali pintu kamar Rachel dan kembali ke ruang makan menemui suaminya

"Gimana?" tanya Bram sambil menatap Diana penasaran

"gagal lagi" ucap Diana sambil tersenyum kecut

"gapapa, mungkin bukan hari ini" ucap Bram menyemangati Diana

Rachel yang sudah bersiap untuk ke sekolah akhirnya keluar juga dari kamarnya, dengan suasana hati yang senang Rachel menuruni anak tangga sambil bersiul kecil

"gue berangkat" ucap Rachel saat melewati Bram dan Diana yang sedang sarapan

"kamu gak sarapan dulu hel?" tanya Bram ramah

"gak" jawab Rachel sambil terus berjalan

"kamu udah fix kan mau pergi ke london hel?" tanya Bram yang membuat Rachel menghentikkan langkah kakinya lalu dengan cepat memutar balik badannya sambil berkata

"lo ngusir gue?" tanya Rachel sambil menaikkan sebelah alisnya

"enggak, maksud saya-"

"gausah banyak bacot, kalo lo mau gue pergi dari sini gue bisa pergi sekarang, gak usah lo pake alesan gue kapan pergi ke london" ucap Rachel ketus "dan oh iya masalah gue pergi ke london, gue gak bakal mau kesana" lanjut Rachel sambil menghentakkan kakinya keras dan melanjutkan langkahnya

Diana yang mendengar perkataan Rachel hanya bisa terdiam bingung, Masalahnya ia tak mau Rachel terus-terusan mengidap penyakit mental ini, ia mau Rachel sembuh dan karna itu Rachel harus di kirim ke luar negeri agar bisa menjalani hidup normal tanpa perlu mengonsumsi obat obatan lagi.

"Aku harus gimana mas" ucap Diana

"Kita pikirin lagi nanti, apa harus Rachel pergi ke london untuk menjalani perobatan itu? bukannya di indonesia juga banyak dokter yang handal dan sudah terjamin seperti di sana?" ucap Bram sambil menatap dalam Diana

"Bukannya aku gak percaya dokter disini, tapi masalahnya aku kirim dia ke london itu untuk di obati oleh ayahnya" ucap Diana "Dia Psikiater hebat di london, aku percaya kalo dia bisa menangani Rachel dengan baik dan benar" Bram yang mendengar perkataan Diana hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan

"jadi gimana keputusanmu?"tanya Bram sekali lagi

"aku akan tetap mengirim dia ke london, bagaimanapun caranya Rachel harus pergi ke london dan menjalani perawatan itu sampai sembuh" Ucap Diana mantap lalu beranjak dari kursinya

"kamu pergi sekarang?" ucap Bram

"iya"

"mau aku antar?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang