3

15.5K 1.5K 58
                                    

Chapter.03
__________



"Silahkan Jimin-ssi." Pria yang membantu Jungkook kini membukakan pintu mobil dan memberikan isyarat agar Jimin masuk.

"Tidak perlu, aku akan pergi sendiri." Jimin menolak. Sedari awal memang tidak ingin pergi bersama pria dingin itu dan tidak ingin terlibat apapun dengannya. Ia berencana akan pergi ke rumah temannya, meminta bantuan untuk memberinya tempat tinggal sementara waktu sampai ia menemukan jalan keluar untuk terbebas dari masalah ini.

"Masuk," ucap Jungkook yang telah duduk di dalam mobil.

"Urusan kita belum selesai," sambungnya.

Jimin tidak perlu melihatnya untuk mengetahui pria itu pasti marah padanya. Jika tidak sebelumnya, pasti sekarang karena mereka sudah berada di luar. Jungkook bahkan belum melihatnya lagi sejak keluar dari pintu rumah.

"Masuk saja Jimin-ssi," ucap pria yang masih menunggunya di dekat pintu mobil.

Jimin menggigit bibir bawahnya, ragu-ragu. Ia tidak tahu harus bagaimana jika pria itu menanyakan masalah semalam, ia tidak siap. Apa yang bisa ia katakan setelah memaksanya melakukan sesuatu yang bahkan ia sendiri tidak ingat dengan jelas?

Namun disisi lain ia juga berpikir, ia memang harus menyelesaikan masalah ini. Menundanya hanya akan membawa lebih banyak kesalahpahaman. Mungkin saja pria itu akan mengerti posisinya, bahwa ia tidak melakukannya dengan sengaja apalagi berniat menjebaknya.

Terlebih secara tidak langsung dia sudah membelanya di depan keluarganya tadi.

Jimin akhirnya memilih mengalah dan  masuk ke dalam mobil, duduk bersebelahan dengan Jungkook.

Appanya sudah memperkenalkan mereka semua sebelumnya. Pria ini seharusnya menjadi saudara iparnya. Namun sekarang perjodohan itu kacau karena dirinya.

Tidak, tidak. Jimin tidak mau disalahkan untuk sesuatu yang memang bukan kesalahannya. Ini semua karena Yoongi yang begitu picik dan egois menjebaknya agar menggantikannya bersama Jungkook. Lalu dengan tidak berperasaan, tunangannya juga ikut bersekongkol mendorongnya.

Oh, bisakah Jimin masih menganggap Taehyung tunangannya setelah semua yang terjadi?

Ia telah dibuang, sama sekali tidak pernah dicintai. Semua kata-kata manis yang pernah dikatakan pria itu hanyalah kebohongan.

Air mata Jimin hampir tumpah lagi jika tidak mengingat ia tengah berada satu mobil dengan pria yang seharusnya menjadi calon suami hyungnya.

Hatinya masih sangat sakit oleh pengakuan Taehyung dan pengkhianatan hyungnya.

Tangan Jimin terkepal. Tidak. Ia harus berhenti. Ini sangat menyakitinya, ya, namun sekarang bukan waktunya untuk menangisi kegagalan hubungannya bersama Taehyung. Masih ada urusan lebih penting yang harus diselesaikan dengan pria di sampingnya.

Jimin menghembuskan nafas perlahan lalu melirik Jungkook yang ternyata juga tengah melihat ke arahnya. Ia lantas menunduk, memainkan ujung bajunya untuk mengalihkan dari kegelisahan.

"K-kau tidak perlu khawatir, aku akan menganggap tidak ada yang terjadi diantara kita semalam." Jimin memilih lebih dulu membuka suara.

"Itu yang terbaik untuk kita berdua," sambungnya.

"Terbaik?" Sebelah alis jungkook terangkat. "Jadi kau akan berpura-pura tidak pernah memaksaku?"

Pipi Jimin memanas tanpa bisa dicegah. Ia meraba-raba pangkuannya, tergagap ketika mencoba menjelaskan, "A-aku dijebak. Aku tidak pernah bermaksud melakukannya dengan sengaja."

Our Destiny ∥ KM ✓ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang