12

14.7K 1.5K 112
                                    

Chapter.12
__________



"Jiminie! Lihat siapa yang menjemputmu..." Hoseok memanggilnya disertai seringai menggoda serta alis yang digerakkan main-main. Menunjuk ke luar, dimana sebuah mobil hitam berhenti di depan cafe.

Tidak pernah ada yang keluar dari dalam mobil namun ia sudah hafal benar bahwa mobil itu yang selalu menjemput Jimin tepat waktu setiap selesai bekerja sekarang. Jika ia beruntung, ia dapat melihat pria tampan di dalam mobil yang tak lain adalah Jeon Jungkook. Tidak masalah walaupun sekilas. Melihat sejenak wajah tampan dari suami temannya sudah cukup menyegarkan matanya.

Jimin tengah memperhatikan ke luar jendela cafe ketika Hoseok bersiul mendekatinya. Tahu temannya pasti akan menggodanya seperti biasa.

"Bayiku sangat beruntung mendapatkan suami yang sangat perhatian. Rela meluangkan waktu berharganya untuk menjemputmu."

Tawa geli tidak bisa ditahan Jimin. Bagaimana ketika Hoseok tahu nanti bahwa orang yang selalu ia panggil bayi ini akan segera memiliki 'bayi' sungguhan?

Yah, walaupun kehamilannya masih berusia beberapa minggu.

"Berhentilah bertingkah seperti orang tua. Kau akan benar-benar cepat tua, tahu!" ucapnya main-main.

Hoseok memegang dadanya secara dramatis dan menatap Jimin seolah-olah telah terluka oleh perkataannya. "Bagaimana bisa kau mengatakan itu pada orang yang mengasuhmu bertahun-tahun sejak sekolah menengah, di universitas dan saat ini."

"Kapan kau pernah mengasuh ku, sial!" Jimin melemparkan kain pembersih yang ia gunakan untuk mengelap meja ke arah Hoseok. Cekikikan ketika temannya itu memperlihatkan ekspresi tersinggung yang dibuat-buat.

Memang benar Hoseok selalu menjaganya layaknya saudara, namun bukan mengasuh!

Hoseok hanya anak tunggal. Saudara perempuannya meninggal ketika masih kecil karena sakit. Orang tuanya tidak bisa lagi memiliki anak, jadilah ia yang diperlukan seperti adik kecilnya.

Jimin tidak keberatan. Justru ia menemukan kenyamanan karena ia tidak pernah akur dengan saudaranya sendiri, Yoongi.

"Sudahlah, aku akan pergi sekarang. Tidak ingin mereka menunggu lama," ucap Jimin bergegas mengganti seragam kerjanya dengan pakaiannya sendiri.

Semenjak ia diketahui sakit, Jungkook memaksa untuk mengantarkan dan menjemputnya setiap hari ketika bekerja. Tentu saja Namjoon juga ikut. Tidak hanya Jungkook serta hyungnya yang lebih memperhatikannya, Hoseok juga selalu memastikannya tidak bekerja terlalu lelah. Mereka semua khawatir ia sakit lagi.

Sebenarnya sampai sekarang ia masih belum baik-baik saja. Morning sickness masih ia alami setiap hari. Tidak hanya di pagi hari, terkadang ia juga mual di waktu-waktu tertentu tanpa penyebab pasti.

Jimin sudah mengunjungi dokter kandungan sendirian dan mendapatkan beberapa resep vitamin untuk kesehatan tubuhnya sendiri maupun calon bayinya. Beruntung itu juga mengurangi gejala mualnya dan menambahkan nafsu makan, meski lebih banyak harus memaksakan diri memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Ia tidak ingin ada yang curiga mengenai gejala-gejala kehamilannya.

Mungkin karena naluri seorang ayah, Jungkook juga menjadi protektif dan memberikan perhatian lebih padanya meskipun pria itu sama sekali tidak mengetahui tentang kehamilannya. Jimin telah memastikan itu.

Terkadang Jungkook tanpa sadar akan menawarkan apakah ia menginginkan sesuatu atau apapun. Jimin merasakan hatinya menghangat oleh semua perhatian kecil itu meski enggan mengakuinya dengan jelas. Ia tetap beranggapan bahwa itu karena hormon kehamilan.

Our Destiny ∥ KM ✓ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang