18

16.5K 1.5K 183
                                    

Chapter.18
__________



Kabar bahagia itu juga Jimin bagikan pada Seokjin dan Namjoon keesokan paginya ketika mereka semua tengah sarapan, yang akhirnya membuat Namjoon tersedak keras makanannya sementara Seokjin langsung berteriak heboh karena dua alasan yang jelas.

Setelah meminum banyak air dan pulih, dengan terengah-engah Namjoon menegur pasangan di depannya untuk tidak memberitahu hal-hal mengejutkan seperti itu ketika sedang makan.

"Kalian akan menjadi kematianku," keluhnya.

Jimin tertawa dan meminta maaf.

Mereka menghabiskan waktu sarapan lebih lama dengan membicarakan seputar kehamilan Jimin yang dijawab senang hati olehnya. Hingga tiba-tiba pembicaraan menuju tentang hubungan Namjoon dan Seokjin. Jimin tidak bermaksud untuk menyinggung kedua kakak iparnya itu, namun beruntung Seokjin mengerti maksudnya dan tidak keberatan menceritakan alasan mereka belum memiliki keturunan.

"Sebenarnya kami sedang menjalani program kehamilan," ungkap Seokjin, yang membuat Jungkook ikut terkejut karena belum diberitahu tentang hal itu bahkan oleh Namjoon.

"Awalnya kami sengaja menunda karena situasi keluarga ini dulu tidak memungkinkan untuk memikirkan memiliki anak-anak. Tapi sekarang semuanya sudah baik-baik saja dan Jungkook memilikimu, Jimin. Aku tahu kau akan menjaga adik kami dengan baik dan menyayanginya seperti yang kami lakukan. Jadi aku dan Namjoon mulai berpikir mungkin ini saatnya kita memulai keluarga yang sebenarnya." Seokjin menjelaskan dengan lembut. Menggelengkan kepalanya seraya memberikan senyum meyakinkan ketika melihat tatapan Jungkook tertuju padanya.

Ia tidak mau Jungkook merasa bersalah karena itu merupakan keputusannya dan Namjoon sendiri. Mereka tidak pernah menyalahkan Jungkook, apalagi menyesal telah mengambil keputusan itu.

Jungkook sendiri telah menyadari semua itu. Kedua hyungnya lebih memilih untuk fokus merawatnya. Tidak pernah ada pembicaraan tentang anak di keluarga Jeon meskipun mereka memiliki pasangan yang baru menikah saat itu.

Semuanya tentang Jungkook.

Ia selalu menjadi prioritas utama bagi kedua hyungnya, yang membuatnya sangat bersyukur masih memiliki mereka berdua dalam masa-masa sulitnya.

Pengakuan Seokjin hanya semakin membuktikan betapa ia sangat di cinta oleh keduanya. Betapa berharganya dirinya untuk Namjoon dan Seokjin.

"Aku berharap kalian akan segera mendapatkan hasil terbaik yang kalian inginkan," ucap Jungkook.

Di sampingnya, Jimin mengangguk menyetujui. "Semoga kalian berhasil, hyung. Akan sangat menyenangkan untuk melihat rumah ini dipenuhi anak-anak yang bermain nanti."

"Terima kasih Jungkook, Jimin." Namjoon menatap bergantian keduanya disertai senyuman.

Melihat yang lain terlihat seperti akan menangis, Seokjin lantas bertepuk tangan dan tersenyum lebar. "Nah, ayo kita berusaha membuat keluarga kita menjadi keluarga yang baik dan penuh kebahagiaan. Semoga Tuhan selalu memberkati keluarga kita."

Pagi itu diisi oleh tawa bahagia keempat orang itu. Ini memang masih menjadi awal untuk mereka semua, namun mereka sama-sama berjanji untuk membuatnya indah sampai akhir karena mereka adalah keluarga.



𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐
◇◈◈◇◈◈◇◈◈◇
𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑

Our Destiny ∥ KM ✓ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang