10

14.9K 1.5K 129
                                    

Chapter.10
__________



Jungkook tahu ia salah. Tidak seharusnya ia sampai membentak Jimin. Ia juga tidak bermaksud demikian.

Sebenarnya ia hanya tidak pandai berkata-kata. Selalu mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan orang-orang selain keluarganya sendiri. Namjoon maupun Seokjin telah terbiasa dengan kurangnya pembicaraan, namun mereka selalu mengerti apa yang dirinya maksud atau inginkan tanpa perlu memberikan penjelasan panjang.

Ia lupa Jimin adalah pengecualian.

Memang benar Jimin telah menjadi bagian dalam keluarganya, namun mereka jarang berkomunikasi. Hampir tidak saling mengenal meskipun tinggal dalam satu atap yang sama dan bahkan terikat pernikahan. Jelas Jimin tidak akan mengerti Jungkook dan mudah salah paham dengan apa yang ia maksudkan.

Dua hari penuh Jimin mengabaikannya. Tidak menyapa atau meliriknya sedikitpun. Pria itu bekerja seperti yang diputuskan. Selalu pergi sendirian dan menolak tawaran Namjoon untuk mengantar maupun menjemputnya.

Di saat yang sama Jimin masih marah padanya, Seokjin terus mendesaknya untuk segera berbicara dengan Jimin sebelum masalah kecil itu berubah lebih panjang.

Jungkook berdalih karena Jimin tidak seperti biasanya. Terlihat lebih sensitif. Ia tidak berbohong, pria itu selalu terlihat dalam suasana hati yang buruk setiap kali tidak sengaja berpapasan dengannya. Seakan-akan kehadirannya saja begitu menyebalkan bagi Jimin.

"Kau harus belajar terbuka dengan Jimin juga, Kook. Ajak dia bicara dan katakan padanya kau tidak bermaksud membentaknya seperti itu. Jelaskan alasanmu tidak mengizinkannya bekerja dan minta maaf," kata Seokjin.

Jungkook tahu Seokjin mulai muak melihatnya yang tak kunjung menyelesaikan permasalahan kecil itu. Ia juga berpikir betapa memuakkan dirinya sendiri terus kesulitan untuk memulai percakapan. Yah, sebenarnya ia tidak benar-benar mencoba karena tidak ingin memperburuk suasana hati Jimin.

Pada sore hari setelah Jungkook dan Namjoon baru kembali dari perusahaan, Seokjin yang telah menunggu mereka langsung membawa Jungkook ke kamarnya.

"Jika kau ingin bertanya kapan aku dan Jimin akan berbaikan, jawabannya masih sama hyung. Aku tidak tahu cara menyampaikan maksudku tanpa membuatnya salah paham lagi," ucapnya.

"Kau bukan tidak tahu Jungkook-ah, tapi kau hanya bingung. Kalian tidak pernah menghabiskan waktu berdua. Jadi hubungan kalian sangat canggung," jawab Seokjin seraya membantu Jungkook membuka jas hitamnya.

Ia tersenyum melihat keterdiaman Jungkook. Mendudukkan diri di tepi tempat tidur, berhadapan dengan sang adik.

"Kau tahu besok hari apa?"

Sebelah alis Jungkook terangkat saat mendengar pertanyaan yang menurutnya sangat konyol. "Sabtu," jawabnya singkat.

Seokjin memutar matanya "Bukan itu maksudku. Besok tanggal 13 Oktober, kau tahu apa?"

"Tidak." Jungkook semakin tidak mengerti apa yang dimaksudkan hyungnya.

"Yak! Jeon Jungkook, kau benar-benar suami yang buruk!"

Our Destiny ∥ KM ✓ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang