21

16.3K 1.5K 175
                                    

Chapter.21
__________




"Dia benar-benar berusaha sangat keras untuk kesembuhannya."

Jimin mengalihkan pandangannya ke samping dan melihat Seokjin menyunggingkan senyum lembut padanya. Mereka sedang berada di halaman belakang seraya memperhatikan Jungkook yang tengah melakukan latihan kecil dengan bantuan Namjoon. Ini hampir menjadi rutinitas mereka setelah dokter Choi mengatakan Jungkook bisa belajar berjalan tanpa menggunakan alat bantu lagi asalkan ada seseorang yang menemaninya kalau-kalau sesuatu terjadi, karena bagaimanapun dia belum sepenuhnya sembuh.

Sekarang Jungkook sudah jauh lebih baik, dimana sebelumnya dia masih berusaha keras untuk berjalan dengan langkah gemetar dan goyah. Setiap hari pria itu memperlihatkan hasil yang menakjubkan. Selalu membuat keluarganya bangga dan tersenyum lebar dengan kemajuan terapinya, tekadnya yang besar untuk sembuh.

"Aku masih ingat saat itu dia bahkan masih enggan melakukan terapi. Dia telah mengalami hal yang sangat buruk, tenggelam dalam kesedihannya dan hampir menyerah untuk hidupnya sendiri. Tapi akhirnya kami berhasil membawanya kembali ke permukaan." Seokjin tersenyum sendu mengingat hari demi hari Jungkook semakin kehilangan dirinya sendiri setelah insiden kecelakaan dengan orang tuanya.

Sepasang mata yang selalu terlihat kosong, bibir yang terkunci rapat dan tidak mau berbicara dengan siapapun, trauma yang sampai membuatnya harus berada di bawah pengawasan psikiater. Seokjin tidak akan pernah lupa betapa hancurnya Jungkook saat itu. Bagaimana terpukulnya Namjoon melihat keluarga yang begitu baik membesarkannya selama ini telah pergi untuk selamanya. Yang bisa mereka lakukan hanyalah terus menopang Jungkook untuk bisa melanjutkan kehidupannya. Masa depannya masih panjang dan menunggunya.

Seokjin meletakkan tangannya di atas punggung tangan Jimin dan tersenyum dengan mata berair. "Dan berkatmu, dia menjadi jauh lebih kuat sekarang. Karena kehadiranmu dalam hidup Jungkook membuatnya mempunyai harapan baru dan memiliki alasan untuk lebih berjuang untuk kesembuhannya. Jimin, kau adalah alasan terbesar Jungkook menjadi dirinya yang sekarang. Aku dan Namjoon bisa melihat lagi kebahagiaan yang pernah hilang di matanya. Kau tidak tahu betapa bersyukurnya kami memilikimu disini untuk Jungkook kami."

Jimin meraih tangan Seokjin di atas tangannya dan menggenggam erat. Kedua matanya ikut berkaca-kaca mendengar setiap penuturan kata dari Seokjin.

"Jungkook juga menjadi alasan terbesarku menjadi diriku yang sekarang, hyung. Dia juga memberiku kebahagiaan lebih dari apa yang ku harapkan dalam hidupku selama ini." Ia tersenyum penuh kasih ketika kata-kata itu keluar dari mulutnya.

"Dan tidak, bukan hanya aku alasan dia berjuang untuk sembuh. Tapi juga kalian, karena kalian adalah dua orang terpenting dalam hidupnya sebelum aku. Dia ingin sembuh demi dirinya sendiri, untuk kalian, untukku dan untuk calon bayi kami. Dia berjuang untuk kita semua," sambungnya.

Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya, Jimin membayangkan akan berakhir seperti ini. Saat perjodohannya dengan Taehyung dulu, ia telah bermimpi tentang kehidupannya kelak bersama pria itu dan bagaimana hari-hari mereka akan berjalan. Namun disinilah ia berada sekarang, bersama dengan seseorang yang tidak pernah terpikirkan satu kalipun.

Menikahi Jungkook bukanlah keinginannya sendiri namun karena keterpaksaan. Sebuah status tanpa cinta. Sebuah rumah tangga tanpa komitmen.

Jimin pernah memikirkan akhir terburuk dirinya sendiri. Mereka akan berpisah dan ia akan menyandang status duda di usianya yang terbilang masih cukup muda. Hubungan dengan appanya telah rusak karena Yoongi dan Taehyung. Ia akan hidup dalam kekacauan yang ditinggalkan oleh saudara dan mantan tunangannya.

Our Destiny ∥ KM ✓ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang