16

15.7K 1.5K 324
                                    

Chapter.16
__________



"Jadi, akhirnya kalian mau pindah ke kamar Jungkook?"

Jimin berusaha untuk tidak berdecak melihat senyum menggoda pria di depannya yang tengah menopang dagu seraya menggerakkan alisnya main-main.

"Haruskah sekarang aku memanggil kalian pasangan pengantin baru?"

"Hentikan hyung..." Jimin merengek, telah merasakan wajahnya memanas.

"Kami sudah menikah lebih dari satu bulan sekarang," tambahnya.

Memang benar. Seharusnya kesepakatan antara dirinya dan Jungkook telah berakhir, namun beruntung mereka cepat membatalkannya. Jadi tidak ada perpisahan diantara keduanya.

"Maaf, tapi aku tidak bisa berhenti. Kalian berdua sangat manis," ucap Seokjin tertawa geli.

"Kau tidak tahu betapa bahagianya aku melihat kalian akhirnya memutuskan untuk tetap bersama," pikirnya.

Seokjin menyadari sekarang Jungkook terlihat lebih bahagia. Ia tahu mereka baru saja memulai, namun ia tidak bisa menahan perasaan leganya. Akhirnya Jungkook memiliki seseorang yang akan selalu ada untuknya dan tidak harus kesepian lagi.

Seokjin benar-benar bersyukur orang yang menjadi pasangan adiknya adalah Jimin. Betapa ia sangat menyayangi pria manis itu karena telah membawa perubahan yang baik untuk Jungkook.

"Aku akan memberitahu Jungkook kalau kau masih terus menggodaku, hyung."

Oh, satu lagi kebiasaan baru pasangan itu. Jimin sekarang sangat suka mengadukan segala sesuatu yang terjadi pada Jungkook. Seokjin hanya memutar bola matanya ketika Jungkook dengan berani menegurnya untuk tidak mengganggu Jimin terus-menerus, meski berakhir dengan tawa diantara mereka.

Adiknya benar-benar telah jatuh hati pada Jimin.

"Kenapa sekarang kau jadi pengadu." Seokjin berpura-pura mengeluh. Dengan malas menyandarkan diri ke sofa.

Di sampingnya Jimin menjulurkan lidah lalu tertawa. Jungkook telah menjadi tamengnya agar terhindar dari godaan Seokjin maupun Namjoon.

"Ada apa?" Jungkook datang ke arah tempat duduk Jimin di sofa. Baru saja selesai bersiap-siap untuk berangkat bekerja.

"Kau sudah selesai?" Jimin bergerak untuk memberikan ciuman singkat di sebelah pipi sang pria.

Lihat siapa yang menjadi sangat berani sekarang, pikir Seokjin.

Ia lantas memutar bola matanya. "Halo… masih ada orang lain di sini."

"Kau juga bebas melakukannya dengan Namjoon hyung, hyung." Jimin tertawa geli lalu beranjak ke belakang kursi roda Jungkook.

"Ayo, hyung sudah menunggu kita di luar. Sampai jumpa nanti hyung," sambungnya.

Seokjin mengangguk dan tetap di sofa tanpa repot-repot mengantar mereka ke depan seperti yang biasa ia lakukan. Jimin menyadari Seokjin memang menjadi pemalas akhir-akhir ini entah karena apa.

Mereka berangkat menuju cafe terlebih dahulu untuk mengantar Jimin, baru setelahnya Jungkook pergi ke perusahaan bersama Namjoon.

Banyak hal yang telah berubah setelah keduanya memutuskan untuk memulai hubungan yang sebenarnya. Termasuk menjadi lebih sering berpelukan karena Jimin terus memiliki keinginan aneh untuk tetap dekat dengan Jungkook. Oh, juga sedikit ciuman disana-sini.

Itu hampir menjadi alami sekarang. Meski Jimin yang sering memulainya lebih dulu, namun tak jarang Jungkook juga mengambil inisiatif. Mereka tidur saling berpelukan, menyentuh dimana-mana yang tidak terlalu mengarah ke hal bergairah, dan terkadang berciuman dengan tawa cekikikan ketika mereka sedang bercanda. Hubungan seperti itu lebih baik bagi Jimin. Perlahan mereka semakin dekat dan saling belajar tentang satu sama lain.

Our Destiny ∥ KM ✓ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang