8

14.4K 1.5K 66
                                    

Chapter.08
__________



Terhitung sudah tiga minggu Jimin pergi dari rumah lalu tinggal di kediaman keluarga Jeon dan sudah satu minggu sejak pernikahannya dilangsungkan, yang mana menjadikan dirinya sebagai pasangan Jungkook walaupun sekedar status. Hanya perlu menunggu tiga minggu lagi sampai batas waktu satu bulan pernikahan yang telah mereka sepakati untuk berpisah. Itupun jika nanti hasil pemeriksaan menunjukkan hasil negatif.

Jimin tidak ingin menerka-nerka atau memusingkan dirinya sendiri untuk terus memikirkan semua kemungkinan yang belum terjadi. Ia hanya berharap─ sangat berharap ketika mereka telah memutuskan untuk melakukan pemeriksaan, ia tidak akan dinyatakan hamil.

Sejauh ini ia tidak mengalami salah satu gejala pun dari tanda kehamilan dan ia sangat bersyukur. Bukan berarti ia tidak ingin memiliki anak namun sungguh saat ini bukanlah waktu yang tepat. Antara dirinya dan Jungkook tidak memiliki hubungan apapun kecuali kesalahan malam itu.

Mereka tidak menginginkannya dan berarti jika ia hamil, maka itu juga bukanlah keinginan mereka. Ia tahu ia akan tetap mencintainya dan percaya Jungkook juga sama, namun tetap saja anak mereka berawal dari kesalahan dan tidak diinginkan.

Jimin tidak mau hamil dengan situasi seperti ini.

Bukan hanya itu, fakta bahwa sedari awal mereka tidak saling memiliki perasaan juga menjadi pertimbangan penting. Jadi yang terbaik untuk seluruh situasi ini adalah dirinya tidak hamil hingga proses perceraiannya dengan Jungkook bisa dilakukan. Lebih baik berpisah untuk kebaikan masing-masing.

Tiga minggu akan berlalu dengan cepat jika ia berhenti memikirkan segalanya berulang-ulang.

Hari-harinya berjalan baik meskipun tidak banyak hal yang bisa ia lakukan di rumah. Semua pekerjaan dibagi antara dirinya dengan Seokjin agar bisa diselesaikan lebih cepat. Setelahnya mereka hanya akan bersantai, bermalas-malasan dengan menonton film atau membicarakan hal-hal acak yang tidak penting. Di situlah masalahnya untuk Jimin. Ia terbiasa melakukan sesuatu dan sulit untuk diam.

Dulu ketika masih tinggal bersama appanya, ia biasanya membantu beberapa pekerjaan ringan perusahaan keluarganya atau menemani Taehyung─  Jimin benci mengingatnya. Maka dari itu ia mencoba melakukan kegiatan apapun untuk membuatnya tetap sibuk agar kepalanya berhenti memikirkan hal-hal menyedihkan. Menikmati waktu bersama Jungkook tentu bukan salah satunya. Jangankan untuk bersama, semenjak hari dimana ia meminta maaf, bukannya membaik, hubungan mereka justru semakin aneh dan canggung.

Bagaimana Jimin menjelaskannya,

Jungkook tidak lagi berbicara dengannya kecuali untuk sesuatu yang penting seperti mengingatkannya waktu makan─ itu perintah Seokjin. Selebihnya mereka tidak banyak berinteraksi dan selalu masuk dalam situasi canggung jika bersama.

Jimin tidak tahu apa yang terjadi. Jelas Jungkook tidak lagi marah padanya, namun sikap sang pria yang terlihat lebih berhati-hati dan menghindarinya, juga membuatnya melakukan hal yang sama.

Sepertinya itu karena pembicaraan tentang kamar. Duganya.

Jungkook tidak kembali menempati kamar pribadinya, begitupun dirinya memilih tidur di kamar lain yang pernah ia tempati sebelumnya. Jadi kamar tidur utama tidak ada yang menempati. Itu bodoh dan kekanak-kanakan, Jimin tahu itu. Namun ia hanya ingin pria itu kembali ke kamarnya. Kenapa Jungkook harus bersikap sulit?

Our Destiny ∥ KM ✓ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang