Hari-hari Kia kini semakin membaik. Kia semakin bisa terbiasa tanpa Rey.
Kia bukanlah wanita yang mudah melupakan seseorang. Apalagi, seseorang yang telah menemaninya selama hampir 2 tahun lebih. Tapi, Kia harus terus mencoba dan berusaha.
Kia harus terus melanjutkan kehidupannya.
Teman-teman Kia sudah tahu bahwa Kia sudah tidak bersama Rey, dan Kia memohon kepada teman-teman nya agar tidak memberi tahu kabar Kia kepada Rey.
Kia tidak ingin membuka hati saat ini. Begitu pun kepada Daffa. Meskipun mereka pernah dekat. Daffa selalu mengirimkan pesan kepada Kia, tetapi Kia jarang sekali membalasnya.
🍁🍁🍁
Hari ini hari Sabtu. Kia berniat untuk pergi ke salah satu rumah temannya, yaitu Ara. Kia pergi bersama Zain karena rumah mereka berdekatan. Jadi, tidak ada salahnya jika Kia berangkat bersama Zain. Sedangkan Billa, Shella, Hanum dan Ojan sudah sampai di rumah Ara.
Saat diperjalanan, Kia merasa kalau ada yang mengikutinya. Perasaannya sangat tidak enak. Saat melewati taman dekat rumah Ara, tiba-tiba saja motor Zain berhenti mendadak karena ada motor lain didepannya. Zain pun kaget, ternyata itu Rey.
Rey turun dari motor dan menghampiri Zain. Wajah Rey terlihat sangat kesal.
Saat menghamipiri Zain dan Kia, Rey menarik paksa tangan Kia, sampai pergelangan tangan Kia memerah.
"Rey lepasin gak!" Tegas Kia kepada Rey. Kia melepaskan genggaman tangan Rey dengan kasar.
"Kia, Kia maaf aku ga bermaksud ngelukain kamu" ucap Rey kepada Kia
"Mau apa lagi Rey? Bukannya udah cukup kemarin?" Kia sangat malas bertemu dengan Rey, Kia ingin sekali mencabik-cabik muka Rey
"Kia, aku minta maaf. Aku mau perbaiki semuanya Kia. Kia aku tau aku salah. Tapi, aku juga berhak mendapatkan kesempatan kedua, Kia" lirih Rey, sebenarnya Kia sangat tidak tega melihat Rey seperti ini. Tapi, Kia juga tidak ingin jatuh ke dalam lubang yang sama
"Rey, udah cukup ya. Gue mau pergi. Permisi" Kia sangat tidak ingin membahas ini semua, Kia takut niatnya melupakan Rey menjadi hancur hanya karena melihat Rey kembali
"Kia, Kia please" Rey memohon kepada Kia dan menahan tangan Kia. Tapi, lagi-lagi Kia menarik paksa tangannya dari Rey .
"Oh jadi lo lebih milih laki-laki itu?" Sindir Rey kepada Kia yang sudah berjalan dibelakangnya. Kia berhenti dan menunggu sampai Rey selesai bicara
"Kemarin Daffa, sekarang Zain. Besok siapa lagi Kia? Gampangan banget si lo. Murahan" lagi dan lagi ucapan Rey membuat Kia sakit hati.
"Iya gue murahan, puas? Sikap lo yang menunjukan siapa lo yang sebenarnya Rey. Sakit lo!" Emosi Kia sudah tidak bisa ditahan lagi.Kia menghampiri Zain yang menunggu Kia di motor.
Kia menahan air mata nya agar terlihat baik-baik saja."Kia, lo gak apa-apa?" Tanya Zain dengan lembut.
"Gue? Gak apa-apa kok. Hehe" Kia menutupi rasa sakit hatinya
"Kita jalan lagi, ya?" Zain tidak yakin bahwa Kia baik-baik saja.
"Hm Zain, kayaknya gue gak jadi ke rumah Ara deh, tiba-tiba perut gue sakit. Atau gak gue berhenti di halte depan aja nanti gue naik angkot" Kia memutuskan untuk tidak pergi ke rumah Ara
"Gapapa Kia, gue antar aja dekat ini kok" Zain sangat mengerti, Zain sangat paham sikap Rey seperti apaSikap Rey sangat berbanding terbalik dengan ucapannya. Rey selalu bilang kalau Rey sangat menyayangi Kia dan ingin memperbaiki kesalahannya. Tapi, sikap Rey tidak menunjukkan apa yang sudah ia katakan. Rey masih saja kasar. Membuat Kia semakin kesal dan benar-benar ingin melupakan Rey.

KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS
RomanceIni kisahku yang telah kandas dimakan waktu. Kisah bersamamu tidak akan pernah ku lupa. -Kia