Beberapa minggu sudah berlalu dan Fasya masih tetap dengan kebohongngannya, tapi di dalam hatinya dia sedih dan bingung.
Beberapa minggu juga Fasya terlihat sering melamun, tidak ada senyum seceria dulu.
....
Saat ini Fasya sedang berjalan menuju ruang keluarga dengan mata sayu dan di sana sudah ada Fattah dan Arvin.
"Kamu kenapa, Dek?, beberapa minggu ini mas lihat kamu sering ngalamun" tanya Fattah.
"Nggak papa, Mas," jawab Fasya.
"Jangan bohong,coba cerita sama Kakak dan Mas," kata Arvin.
"Ya udah, Fasya bakal cerita sama kalian, tapi janji ya jangan bilang sama siapa-siapa dan traktir Fasya sepuasnya," balas Fasya.
"Haduh, Sya. Kamu itu mau manfaatin apa mau cerita?" tanya Arvin.
"Iya, kamu Dek, tapi nggak papa, sekarang cerita," sambung Fattah.
"Jadi, Fasya itu lagi sedih dan bingung, Kak, Mas," kata Fasya.
"Sedih sama bingung kenapa?" tanya Fattah.
"Beberapa minggu yang lalu aku minta sama kak Arvin buat pura-pura jadi pacarku dan itu ada alasannya," jawab Fasya.
"Terus," balas Arvin.
"Ya, tadi pas di sekolah banyak banget yang tanya, udah punya pacar, gue kira lo sama Syafi," kata Fasya sambil menirukan pertanyaan dari seseorang.
"Syafi?, siapa dia?" tanya Fattah.
"Syafi itu teman dekatku, Kak. Di kelas aku cuma temenan sama dia, ada juga sih yang lain, tapi nggak terlalu akarab," jawab Fasya.
"Terus alasannya apa?" tanya Fattah lagi.
"Alasannya karena Fasya nggak mau Syafi itu juga dijauhi teman-teman kelas karena dekat sama aku, ya udah aku punya inisiatif mumpung kak Arvin juga di sini aku pura-pura aja kalau kak Arvin itu pacar aku," Kata Fasya.
"Terus, apa yang buat adek sepupu kakak ini bingung?" tanya Arvin.
"Fasya bingung, sebenarnya yang Fasya lakuin ini itu buat Syafi senang apa malah sedih karena Syafi pernah bilang ILY sama Fasya dengan lirih, tapi Fasya pura-pura nggak tahu," jawab Fasya.
"Jadi kalau Syafi pernah bilang ILY sama kamu, berarti dia suka atau cinta sama kamu,Sya. Kalau saat ini dia pasti sedih," kata Arvin.
"Kayaknya iya, Kak. Masalahnya waktu dia tahu kalau Fasya punya pacar, dia kayak kecewa gitu, Fasya takut Syafi ngejauhin Fasya, Fasya sayang sama dia," balas Fasya dengan mata berkaca-kaca.
"Kalau kamu sayang sama dia, sebaiknya kamu setop aja kepura-puraan kamu ini, takutnya kamu nanti nyesel, Dek. Hati orang nggak ada yang tahu," kata Fattah.
"Ya udah, Mas. Besok coba aku omongin sama sahabatnya Syafi, buat bantu aku untuk jelasin sama Syafi," balas Fasya.
"Gitu dong, ya udah sekarang kamu mau apa?" tanya Fattah.
"Aku mau jajan ke supermarket, ayo Mas, Kak. Traktik Fasya," jawab Fasya dengan gembira.
"Dasar," cibir Fattah dan Arvin.
<<<>>>
Supermarket.
Fasya, Fattah, dan Arvin sudah berada di salah satu supermarket dekat rumah mereka.
"Kak, Mas. Fasya mau milih cemilan dulu ya," pamit Fasya.
"Iya, Dek. Mas juga mau milih-milih dulu sekalian," jawab Fattah.
Fasya berjalan membawa keranjang dan memilih beberapa makanan yang dia mau, setelah selesai Fasya berjalan menuju kulkas minuman untuk mengambil beberapa susu.
Saat akan membuka pintu ada tangan lain juga yang akan membuka pintu, tangan itu menyelimuti tangan Fasya yang mungil.
Fasya kaget dan mendongak dan ternyata pemilik tangan itu adalah.........
****
Siapa ya?
Tunggu kelanjutannya yaJangan lupa Vote teman-teman
Salam hangat
16/07/19
KAMU SEDANG MEMBACA
Syafa
Teen FictionIni adalah sebuah kisah tentang cinta yang harus berubah menjadi kebencian yang terdalam karena sebuah alasan yang tak di ketahui. Dimana sebuah tokoh utama harus menjadi egois untuk orang tercintanya. Kepo? Langsung baca aja ya👍 241218🐾