(1) Hari pernikahan

140K 3.9K 642
                                    

"BUNDAAAAA!!!"

Suara tangis sang anak pecah setelah ijab qobul dilaksanakan tanpa adanya kesalahan sedikitpun, padahal ia berharap pernikahan ini berakhir gagal namun kenyataannya kini ia telah sah menjadi Istri dari seorang CEO yang tidak lain adalah rekan kerja sang Ayah. Ia menangis hampir satu jam di pelukan sang Bunda, sedangkan sang Bunda meringis melihat keadaan putri semata wayangnya.

"Sayang, udah dong jangan nangis terus, kasian mata kamu tuh udah bengkak dari tadi, nanti jadi jelek di depan suami kamu,"

"Biarin. Biarin aja Aca jelek biar dia ninggalin Aca!" ujarnya sambil sesekali sesenggukan.

"Jangan gitu ngomongnya, omongan itu doa tau!" sanggah sang Bunda.

"Biarin. Pokoknya Aca nggak peduli!"

Tok.. Tok

"Permisi Nyonya, ada keluarga dari tuan Sehan yang ingin bertemu," sang Bunda menoleh sedangkan sang anak berlaga acuh tak acuh.

"Tuh, sayang, kamu sih baru selesai ijab qobul udah ngibrit aja ke kamar, kan Bunda jadi nggak enak sama keluarganya Sehan,"

"Biarin!" ujar Aca dengan tangan yang sibuk mengusap sisa air matanya yang mulai mengering.

Sang Bunda memijit pelipisnya yang mulai pening karena kelakuan sang Anak, "Ayo, sekarang ikut Bunda keluar, kamu jangan bikin malu keluarga deh,"

Aca menggeleng cepat, "Aca malu Bun, tadi pas Aca lari semua tamu ngeliatin Aca,"

Bunda Aca menghela nafas berat untuk yang kesekian kalinya, "Percaya sama bunda, sekarang ayo rapihin make up kamu. Liat tuh, muka kamu jelek banget! mata kamu bengkak, maskara luntur, hidung ingusan, ih bunda sih geli ngeliatnya," ujar sang Bunda menampilkan raut wajah jijik.

Kedua mata sembab Aca kini beralih menatap sang Bunda, "Emang Aca sekarang keliatan jijik banget di mata Bunda?"

Sang Bunda mengangguk, sudut bibir Aca terangkat, "Kalo gitu ayo keluar, Bun!" ajak Aca sambil menarik lengan sang Bunda.

"Ee--eh rapihin dulu make up kamu!"

"Ayolah, Bun, biarin aja Aca keluar kayak gini biar suami Aca malu terus ninggalin Aca deh," seru Aca sambil tersenyum membayangkan dirinya bebas dari mimpi buruknya saat ini.

"Berhenti bertingkah konyol! Cepat duduk dan jangan beranjak sebelum make up kamu rapih!" final sang Bunda, Aca langsung menunduk memasang raut wajah kecewa.

---o0o---

"Sayang, istri kamu nggak sopan banget sih seenaknya lari dari pernikahan gitu aja,"

"Udahlah, Mah, dia itu masih anak labil,"

"Ya justru itu, kenapa kamu malah milih dia jadi istri kamu kalo jelas-jelas dia masih labil?"

Yang lebih muda menghela napas berat, "Mah, tolong ya jangan ngomong hal yang aneh-aneh, nggak enak kalo didengar sama tamu yang lain,"

Sang Ibu pun mendengus mendengar balasan dari anak laki-lakinya.

FlashbackOn

Takut, itulah yang Aca rasakan. Aca hanya menundukkan wajahnya dalam, sejujurnya dari awal Aca belum pernah sekalipun melihat wajah yang sebentar lagi akan menjadi suami sahnya. Semuanya karena sang Ayah yang tanpa ada angin tanpa ada hujan tiba-tiba saja membicarakan pernikahan Aca dengan salah satu rekan kerja sang Ayah  yang akan berlangsung sebulan lagi, sontak saja hal itu sukses membuat Aca kaget bukan main. Bahkan sejak kejadian itu ia bagai dihantui terus-menerus dengan sosok tua bangka, berperut buncit, berambut putih, yang akan menikah padanya, sampai-sampai sosok itu pun ikut menghantuinya hingga ia terlelap tidur.

Di saat proses pernikahan berlangsungpun Aca hanya menunduk tanpa ingin melihat ke arah calon suaminya sedikitpun. Hingga proses ijab qobul selesai air mata Aca tak mampu lagi dibendung, ia lari ke dalam kamar miliknya meninggalkan sosok pria yang menatap kepergiannya dengan sendu.

FlashbackOff

---o0o---

Aca mengikuti langkah sang Bunda dari belakang dan berhenti tepat di depan sang Ibu Mertua yang terlihat sedang berbincang dengan putranya yang kini menjadi suami sah dari Aca.

"Mohon maaf membuat kalian menunggu, saya ingin meminta maaf atas kelakuan putri saya yang tidak mengenakkan setelah proses Ijab qobul tadi," ujar Bunda Aca dengan perasaan tidak enak yang menyelimuti dirinya.

Ibu mertua tersenyum maklum, "Nggak apa-apa, saya rasa Aca syok dengan pernikahan di usia mudanya,"

Sang Bunda tersenyum canggung menatap besannya, "Ca, itu Ibu Mertua kamu sana cium tangan nya, nggak sopan banget sih malah nunduk aja. Siapa yang ngajarin?!" bisik Bunda Aca geram.

Ibu mertua Aca terkekeh kecil menatap menantunya.
"Kamu kalau Ibu perhatiin dari sejak awal proses pernikahan sampai sekarang udah sah jadi menantu Ibu selalu aja nunduk. Kenapa, hm?" tanya nya.

Aca terdiam masih dengan menunduk dalam, karena tidak ada respon dari Aca, Bunda Aca pun menyenggol lengan Aca lagi untuk yang kedua kalinya membuat Aca meringis dan menoleh ke arah Bundanya sedangkan sang Bunda lagi-lagi hanya tersenyum canggung karena sikap anaknya.

"Nggak mau liat wajah suami kamu ini, hm?" suara Ibu Mertua kembali memprovokasi Aca.

Aca menggigit bibir bawahnya karena cemas, dengan perlahan ia mengalihkan pandangan nya pada sosok di depan nya.

Netra nya jatuh pada pria yang menggunakan tuxedo putih, dengan postur tubuh tinggi, berkulit putih, rambut ditata ke belakang menampilkan jidatnya yang seksi, tatapan matanya yang tajam, dan rahangnya yang tegas.

“Aca nggak mimpi, kan?” gumamnya.

"Ini suami Aca?" gumamnya lagi, namun kali ini dengan tangan yang sudah terangkat menelusuri setiap inci dari wajah pria di depannya. Dari dagu, hidung, mata, bahkan bibirnya.

Entah kenapa kini Ibu Mertua Aca malah tertawa terpingkal-pingkal, sedangkan Ibunda Aca hanya mampu menahan malu dengan kebodohan alami dari putri semata wayangnya. “Ya Tuhan, ingin rasanya aku memasukkan anak itu ke dalam rahimku lagi!"

---o0o---

Kamar mandi

"Mata Aca masih normal ko, tadi Aca beneran nggak salah liat kan?” ujarnya sambil sesekali menepuk-nepuk kedua pipinya di depan kaca besar yang terpasang di tembok kamar mandi rumahnya.

"Ah, sial, pasti gara-gara Aca kebanyakan nonton drama sampai muka Om-om tua bangka aja bisa jadi setampan itu di mata Aca," ujarnya sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali.
.
.

To be continue. . .

HE IS MY HUSBAND || HIMH ✔ [Sudah Terbit!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang