07.00 WIB
Aca mengerucutkan bibir nya saat melihat Sehan yang dari semalam sampai pagi hari ini sikap nya masih saja dingin.
Bahkan Sehan tidak melirik ke arah Aca sama sekali, padahal mereka berada di satu ruangan,
"Om.." rengek Aca.
Sehan masih berfokus dengan kegiatan memasaknya, tanpa ada sedikit pun keinginan untuk memberikan Aca respon.
Aca mendengus, ia merasa sangat bosan sekarang.
Aca mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja makan, sambil memperhatikan Sehan yang sibuk ke sana - kemari untuk mengambil bahan makanan.
15 menit kemudian, Sehan membawa makanan yang telah siap untuk ia sajikan di atas meja, Aca menumpu kan dagunya dengan kedua tangan, sambil melihat Sehan yang dengan telaten menyusun makanan di atas meja,
"Om?" panggil Aca.
Sehan duduk di kursi yang berseberangan dengan Aca, senyuman yang biasanya Sehan tampilkan pun kini terganti dengan raut wajah dingin.
Lagi-lagi Aca mengerucutkan bibirnya,
Drtt.. Drtt
Aca menoleh saat ponsel nya bergetar menampilkan nama Zico di sana, Sehan yang sekilas melihat nama itu langsung bangkit dari tempat duduk nya dan meninggalkan Aca sendiri di meja makan.
Aca menatap punggung Sehan yang menjauh, "Om kenapa, sih?"
---o0o---
"Kenapa, Zico?" Ucap Aca.
"Lo libur, kan?" balas Zico dari seberang telepon.
"Iya, Aca libur, kenapa?" Ucap Aca.
"Temenin gue ke toko bunga ya, Mama nyuruh gue beli bunga, tapi gue nggak ngerti sama selera nya. Bunga yang waktu itu lo bawain buat Mama, dia suka banget, dan sekarang dia nyuruh gue nyari bunga itu lagi,"
"Bunga Lily?" Ucap Aca.
"Entah lah, gue nggak tau apa namanya, lo bisa nemenin gue kan?"
"Bisa ko, tapi Aca mau siap-siap dulu," Ucap Aca.
"Gue ke rumah lo jam 9,"
"Zico tunggu Aca di toko kue depan komplek aja," Ucap Aca.
"Oke,"
Pip!
Aca mendengus menatap ke arah layar ponselnya,
"Zico yang nelepon Aca, tapi Zico juga yang matiin telepon nya sepihak," gerutunya.---o0o---
Sehan mendudukkan bokong nya di kursi yang ada di atas balkon rumah, sambil membuka korannya dan sesekali menyeruput teh hangat yang ia letakkan di atas meja.
"Dari tadi Aca nyariin Om, tau nya ada di sini," Ucap Aca yang tiba-tiba datang.
Sehan tidak menoleh, bahkan untuk merespon pun ia enggan, Sehan seperti dengan sengaja menulikan pendengarannya.
Aca menghela napasnya,
"Om.. Aca mau izin ke toko bunga,"Sehan masih diam tanpa bersuara,
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND || HIMH ✔ [Sudah Terbit!]
Fanfic[Buku tersedia di shopee Momentous WordLab dan shopee Buku Beken.] Bagaimana bisa 'perjodohan' dan 'pemaksaan' yang memiliki arti kata berbeda akan terlihat sama jika diambil dari sudut pandang Aca? Dia adalah seorang mahasiswi jurusan sastra bahas...