Aca memandang diri nya di depan sebuah kaca rias berukuran cukup besar yang terpampang di kamarnya, ia memerhatikan dress yang ia kenakan saat ini. Sebuah mini dress berwarna merah yang begitu indah dan menawan.
"Kamu mau kemana?" Tanya Sehan yang tiba-tiba muncul dari belakang tubuh Aca.
"Om, mirip hantu, suka ngagetin Aca," Jawab Aca masih dengan menghadap ke arah kaca rias di depannya.
Sehan menghela napas, "Kamu mau kemana?" Tanya Sehan sambil menelisik ke arah Aca dari ujung rambut sampai ujung kaki, ia merasa geram saat melihat tubuh bagian atas Aca yang sangat jelas terekspos.
"Aca mau dateng ke pesta ulang tahun, Om," Ucap Aca masih dengan mengahadap ke arah kaca dan sesekali merapihkan tatanan rambutnya.
"Nggak ada baju lain? Kenapa harus baju yang kebuka kayak gini? Kalo kamu masuk angin yang susah saya juga!"
Aca menggeleng sambil tersenyum, "Aca suka dress ini, Om,"
Sehan mengusap wajahnya kasar, "Kamu nggak liat kalo tubuh kamu ini jelas-jelas terekspos? Kamu mau jadi bahan pemandangan semua laki-laki di sana?" Ucap Sehan menahan geraman nya.
Aca berbalik menghadap Sehan, menatap ke arah Sehan dengan polos, matanya kini mengerjap lucu ke arah Sehan, membuat Sehan harus menahan diri nya untuk tidak menerkam Aca di tempat.
Dengan sekali gerakan Sehan mampu mengangkat tubuh Aca ke atas meja rias, Aca yang terkejut hanya mampu diam tidak bergeming.
"Kamu paham, kan, apa yang saya ucapin tadi?" Tanya Sehan dengan suara lebih rendah dari sebelumnya, begitu menusuk, dan terkesan mengancam.
Aca mengangguk takut, sambil sesekali menggigit bibir bawahnya kencang.
"Ganti bajunya, saya nggak suka tubuh kamu jadi bahan pemandangan gratis buat laki-laki," Ulang Sehan lalu keluar dari kamar Aca.
"Emangnya Aca salah kalo pakai dress ini?" Lirih Aca, air mata nya yang sedari tadi tertampung di pelupuk mata pun menetes tanpa di sengaja.
---o0o---
Sehan memejamkan matanya kuat-kuat, pikirannya benar-benar berantakan saat ini. Bayang-bayang di masa lalu nya pun ikut berputar kembali, dimana saat itu masa-masa kehancuran Sehan dimulai.
FlashbackOnSuara musik yang bergema membuat suasana pesta semakin meriah. Sebuah pesta ulang tahun yang rata-rata dihadiri oleh anak mahasiswa yang berkehidupan mewah, dan Sehan pun ikut serta dalam pesta tersebut.
Awalnya semua berjalan seperti biasa, sampai Sehan menenggak segelas minuman yang diberikan oleh teman laki-lakinya dan semuanya pun berubah total.
Sehan seperti tidak terkontrol hari itu, ia begitu mabuk dan pikiran jernihnya pun hilang.
"Selamat bersenang-senang, ya, bro," Ucap pria itu sambil menepuk bahu Sehan kencang lalu pergi meninggalkan Sehan yang mabuk di tempat.
Seorang wanita menghampiri Sehan, dengan balutan dress mini berwarna hitam,
"Sehan, kamu mabuk?" Tanya wanita itu khawatir.
"Sakit," Racau Sehan sambil memegangi kepala nya.
"Astaga, kalau emang kamu nggak kuat minum, ya jangan minum, Sehan!" Ucap wanita itu geram.
"A--airyn," Racau Sehan lagi.
"Berhenti memanggil namaku! Semua mahasiswa bisa salah paham nanti, kalau saja aku bukan teman yang baik, udah aku tinggalin kamu sendiri di sini!" Sarkas Airyn sambil memapah tubuh Sehan yang lebih besar dari dirinya.
Setelah sampai di sebuah kamar yang memang tersedia di pesta tersebut, Airyn mendudukkan Sehan di atas sofa, "Kamu duduk di sini dulu, biar aku pesenin sup pereda mabuk, nanti aku ke sini lagi," Ucap Airyn hendak pergi sebelum tangan Sehan mencekalnya dan kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi begitu saja.
FlashbackOff
Sehan merasa tertampar dua kali saat bayangan itu kembali berputar, ia telah menghancurkan masa depan teman baik nya.
Airyn.
Teman kampus Sehan yang sering membawakan makanan, yang peduli padanya, bahkan mereka tampak seperti sepasang kekasih jika belum mengenalnya lebih dekat.
Lagi-lagi rasa bersalah yang besar hinggap di dadanya. Jika saja kedua orang tua Sehan mengizinkan Sehan untuk bertanggung jawab menikahi Airyn setelah Sehan berterus terang mengenai apa yang telah terjadi, maka Sehan tidak akan merasa bersalah berkepanjangan seperti ini.
Semuanya semakin rumit saat Airyn dikabarkan positif hamil, ia tiba-tiba pergi meninggalkan Sehan dan hilang bagai ditelan bumi.
Setelah beberapa tahun Airyn menghilang akhirnya belum lama ini ia kembali ke hadapan Sehan dengan membawa seorang anak berumur 3 tahun, ia adalah Danil, hasil buah hati yang kini ada di tengah-tengah Sehan dan Airyn.
Sehan tidak membenci Danil, Sehan menyayangi Danil dengan tulus sebagai seorang Ayah.
Mengenai Sehan yang saat ini telah menikah pun Airyn tidak tahu sama sekali, yang ia tahu hanya Sehan yang menjadi dosen pengganti di kampus yang sama olehnya.
Benar. Sehan memang terlihat seperti seorang pria brengsek yang akan menyakiti dua wanita sekaligus.
---o0o---
Aca masih belum keluar dari kamarnya, ia merutuki dirinya yang lemah dan cengeng, membuat matanya begitu sembab dan dadanya yang kini terasa sesak akibat ia tidak berhenti sesegukan.
Tok.. Tok
"Aca, buka pintunya!" Ujar Sehan sambil menggedor-gedor pintu Aca yang dikunci dari dalam.
"Saya benar-benar marah kalo kamu nggak buka pintu nya sekarang!"
Klek
Pintu kamar Aca terbuka menampilkan sosok Aca yang berantakan. Mini dress nya yang basah, matanya yang sembab, make up nya yang luntur, rambutnya yang berantakan, membuat Sehan termangu di tempat.
"Kamu kenapa jadi berantakan kayak gini?" Tanya Sehan khawatir sambil memegang kedua bahu Aca.
"Om.. ma-marah sama Aca," Lirih Aca dengan kepala nya yang menunduk dan bahu nya yang mulai bergetar kembali.
Sehan menggeleng cepat, dan membawa Aca ke dalam pelukkannya.
"Sstt.. Jangan nangis," Ucap Sehan sambil menenggelamkan wajah Aca ke dalam dada bidangnya.
Aca menggeleng dalam pelukannya, lalu mendongak menatap wajah Sehan, "Aca nggak tau kenapa, Om, hati Aca rasanya sakit kalo Om marah sama Aca," Ucap Aca sambil sesekali sesegukan.
Sehan tersenyum, "Hati saya jauh lebih sakit kalo ngeliat kamu nangis," Sehan kembali mengeratkan pelukannya pada tubuh Aca.
"Aca sayang sama Om," Kalimat itu sukses keluar dari mulut Aca tanpa beban sedikitpun.
Sedangkan Sehan merasa hatinya dihantam beribu-ribu benda tajam, bukan karena ia tidak menaruh hati pada Aca, ia justru merasa semakin terlihat seperti pria kurang ajar sekarang.
.
.
.
To be continue. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND || HIMH ✔ [Sudah Terbit!]
Fanfic[Buku tersedia di shopee Momentous WordLab dan shopee Buku Beken.] Bagaimana bisa 'perjodohan' dan 'pemaksaan' yang memiliki arti kata berbeda akan terlihat sama jika diambil dari sudut pandang Aca? Dia adalah seorang mahasiswi jurusan sastra bahas...