Seseorang keluar dari mobil yang ia kendarai menampilkan sosok pria dengan tinggi menjulang bak model di sampul majalah, pria itu berjalan melewati deretan mahasiswi yang menatapnya penuh kagum.
"Dia mahasiswa baru?" bisik salah satu mahasiswi yang tergabung dalam kerumunan.
"Mungkin dia dosen baru yang bakal gantiin pak Jeno," ujar salah satu mahasiswa berkulit sawo matang yang entah datang dari mana membuat semua mata mahasiswi menatap ke arahnya.
"Dapet informasi dari mana lo?"
"Dari rumput yang bergoyang," ujarnya sambil tertawa lalu kabur takut diamuk masa.
---o0o---
Aca baru saja menginjakkan kakinya di kampus, mata ajar kuliahnya akan berlangsung pukul 10 pagi. Sehan memang tidak pernah sekalipun mengantar Aca ke kampus karena Sehan berangkat lebih pagi dari Aca, Aca memaklumi itu. Lagipula, Aca akan merasa canggung jika teman-teman kampusnya mengetahui kalau dirinya sudah menikah, apalagi jika semua teman-temannya tahu berapa usia sebenarnya dari suaminya itu.
Sebenernya Aca memilih untuk menikah tanpa sepengetahuan teman-teman kampusnya dan juga teman dekatnya. Aca bersyukur dengan Sehan yang memiliki kesibukan tinggi di kantornya membuat ia merasa lebih bebas saat Sehan tidak ada di rumah, dan ia pun merasa tenang saat kehidupannya di kampus tetap berjalan seperti biasa tanpa terbebani dengan status pernikahannya.
Aca tersentak saat merasa ada yang menepuk pelan bahunya, langkahnya terhenti tepat di tiga meter pintu ruangan kelasnya.
"Astaga, Aca kira siapa,"
"Nih, buat lo makan siang." ujarnya sambil menyodorkan kotak makan pada Aca.
"Apa nggak berlebihan kalo Zico sering bawain Aca makan siang kayak gini?" tanya Aca.
"Nggak sama sekali, gue kasian sama body lo yang kurus kerempeng. Mana ada cowok yang mau sama lidi berjalan modelan kayak lo,"
Dia Zico, salah satu teman tongkrongan Aca di kampus, mulutnya memang terkenal ceplas-ceplos, dia anak fakultas ekonomi yang fakultasnya berbeda gedung dengan Aca, namun masih saja menyempatkan diri untuk datang ke gedung fakultas Aca hanya sekedar memberikan kotak makan.
Aca menyeringai, "Yakin? Emang Zico nggak mau sama Aca?" Aca yang berniat meledek Zico malah mendapat toyoran di kepalanya.
---o0o---
Kelas
"Lo masih inget cowok yang tadi kan? Yang ada di lobby kampus kita!?" tanya salah satu mahasiswi yang tiba-tiba datang dan ikut bergabung dengan kerumunan yang lain.
"Kenapa?" saut yang lain.
"DIA DOSEN KITA!" pekik mahasiswi tadi membuat seisi kelas ikut tercengang mendengarnya.
"Iya, dia dosen kita, dia yang bakal gantiin pak Jeno si dosen killer itu," ujarnya lagi, namun kali ini para mahasiswi itu menarik napas lega, setidaknya stock guru killer di kampus ini berkurang.
"Siapa? Siapa yang diganti?" ujar Aca yang baru memasuki kelas dan ikut berbaur dengan mahasiswi di kelasnya itu.
"Siapa yang diganti sama siapa?" tanya Aca lagi.
"Lo ngomong apa si, Ca? Bahasa lo ribet!" sahut salah satu mahasiswi di kerumunan itu.
"Ko jadi Aca yang kena? Kan Aca nanya karena Aca nggak tau," balasnya.
"Pak Jeno digantiin sama dosen baru," ujar mahasiswi berkacamata yang sedari tadi fokus dengan bukunya di pojok belakang kelas tanpa sedikitpun berminat untuk ikut bergabung ke dalam kerumunan. Ia hanya menyimak apa yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan mahasiswi di kelasnya.
"Pak Jeno yang kepalanya botak?" tanya Aca.
"Bukan botak, Ca, emang nggak numbuh," sahut yang lain.
---o0o---
"Selamat siang, perkenalkan saya dosen baru kalian yang akan menggantikan pak Jeno untuk sementara," ujarnya saat berada di depan ruang kelas menghadap para mahasiswi yang sedari tadi melemparkan tatapan memuja ke arahnya, sedangkan para mahasiswa yang di ruangan tersebut hanya mampu menghela napasnya.
"Saya harap kalian bisa menerima kehadiran saya disini," dan lagi-lagi hanya mendapat senyuman terpesona dari setiap mahasiswi di depannya.
"Dan.. saya tidak akan mentolerir mahasiswa yang datang ke kampus hanya untuk menumpang tidur!"
Dosen itu menatap tajam ke arah mahasiswi yang sedang tidur sambil menelungkupkan wajahnya dengan lipatan tangan di atas meja, letak bangkunya yang strategis membuat mahasiswi itu tertangkap basah di depan dosen barunya itu.
Para penghuni kelas di ruangan tersebut mengikuti arah pandangan dosennya, ada yang bereaksi dengan menepuk jidat, ada yang menghela napas berat, dan ada juga yang langsung menepuk kencang bahu pelakunya tersebut dan sukses membuat sang empunya terbangun sambil meringis kesakitan.
"Maaf, Ca, gue reflek,"
Aca mengusap-usap bahu nya yang sakit tanpa menyadari tatapan dosen barunya di depan kelas. Namun tubuhnya tiba-tiba menegang saat netranya tidak sengaja menangkap sosok pria yang ia kenal.
"Om?" ujar Aca tanpa suara.
Sosok itu pun tidak kalah terkejut dengan Aca, kini raut wajah terkejut dari pria di depannya terganti menjadi raut wajah datar dengan sebuah senyuman tipis yang hampir tidak terlihat sama sekali.
"Sesuai perkataan awal saya bahwa saya tidak mentolerir mahasiswa dan mahasiswi yang datang ke kampus hanya untuk menumpang tidur di kelas, maka silahkan angkat kaki dari kelas saya,"
Aca sweetdrop, ia diusir oleh suaminya sendiri?
"Silahkan tunggu saya di tengah lapangan kampus sampai jam mata ajar kuliah saya selesai,"
---o0o---
“Huft!” Aca meniup poni nya yang menutupi wajah. Panas, gerah, itulah yang ia rasakan saat ini, bahkan keringatnya sudah bercucuran sejak 10 menit yang lalu.
Konyol memang, ia tampak seperti anak SMA yang dihukum oleh guru wali kelasnya sendiri, padahal kan ini kampus bukan sekolah. Catat, ini kampus bukan sekolah!
“Baru kali ini Aca dikeluarin cuma gara-gara tidur di kelas, padahal selama satu semester ini Aca sering tidur di kelas tapi nggak ada dosen yang negur tuh!” kesalnya.
Ia menendang asal batu kerikil di depannya, “Ini pasti akal-akalan Om aja ngerjain Aca!” dengus Aca.
Namun entah mengapa tiba-tiba benda di sekitarnya berputar dan pandangannya ikut menggelap dalam waktu lama.
Grep!
"Aca, aku disini!”
---o0o---
Sehan berencana menemui Aca di lapangan kampus hanya untuk sekedar memberikan minuman botol yang ia beli, namun kini netranya menangkap sosok pria yang memeluk erat istrinya dari belakang, tanpa sadar Sehan mengeraskan rahangnya dan entah sejak kapan botol minuman yang ada di genggamannya itu sudah tidak berbentuk membuat isi minuman itu terbuang di tanah dengan sia-sia.
.
.
.
To be continue. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND || HIMH ✔ [Sudah Terbit!]
Fiksi Penggemar[Buku tersedia di shopee Momentous WordLab dan shopee Buku Beken.] Bagaimana bisa 'perjodohan' dan 'pemaksaan' yang memiliki arti kata berbeda akan terlihat sama jika diambil dari sudut pandang Aca? Dia adalah seorang mahasiswi jurusan sastra bahas...