chapter 19

1.8K 74 0
                                    

Hari ini Illa melalui hari nya seperti biasa disekolah. Itu semua disebabkan oleh ketidak hadirnya Aslan kesekolah.


Illa merasa sangat bersyukur untuk saat ini, detik ini, menit ini,jam ini, dan juga hari ini. Karena, ia merasakan seperti disurga tanpa ada satu orang pun yang mencoba mencekcok harinya.

"Hai la." Sapa Karin sambil menepuk pundak sebelah kanan Illa.

Illa hanya menatap sinis kearah Karin, ia tidak memaksud membalas sapaan Karin sahabatnya itu yang mulut ember.

"Ih lo kok diem aja sih. Lagi sariawan ya atau lagi bau mulut? Ih jorok banget sih lo." Tebak Karin asal asalan.

Illa masih tak menghiraukan kehadiran Karin yang sudah berada dekat dengan dirinya.

Sekarang Illa sedang berada di kursi permanen yang ada didepan aula sekolah. Disana akan terasa lebih tenang dari tempat manapun yang ada disekolah ini, ditambah lagi ada pohon beringin besar yang entah sudah berapa tahun sudah hidup dan berada tepat didepan aula sekolah.

"Yaudah deh la sorry. Gue beneran gak tau kalau mulut babe Samudra se-ember itu makanya gue kasih tau ke dia. La maafin gue la. Gue gak bisa gak ngomong sama lo sehari aja. Lo gak sayang apa sama sahabat lo ini? La maafin gue ya?" Ucap Karin sambil mengeluarkan isakan tangisnya dengan volume yang kecil.

Illa tak tega melihat sahabat karibnya ini dari masa ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama ini Sampai sekarang meneteskan air mata untuk persahabatan mereka ini.

Illa membawa Karin kepelukannya. Illa sekarang benar benar kelewatan, seharusnya ia tak perlu membenci Karin ditambah lagi melakukan mogok bicara pada Karin.

"Maafin gue juga ya Rin, gue udah keterlaluan marahnya, seharusnya kan gue gak perlu marah sama lo. Ini juga udah terjadi kan." Ucap Illa dengan lirih.

Karin melepaskan diri dari pelukan Illa. Ia menatap Illa lekat lekat.

"Gue janji la. Bakal buat lo sama Aslan itu bersatu." Kata karin.

"Eh, gak perlu Rin. Gue juga gak suka suka banget sama dia." Jawab Illa.

Akhirnya mereka berdua ketawa bersamaan dengan bahagianya. Illa dan Karin memang benar benar tidak dapat dipisahkan walau kelas mereka pisah.

Tiba tiba ada suara dentuman keras dari arah belakang aula tempat mereka duduk sekarang. Illa dan Karin terlonjak kaget.

"Suara apaan tuh?" Tanya Karin pada Illa.

"Gak tau, cek aja yuk."

Illa dan Karin melangkah dengan hati hati menuju kearah belakang aula sekolah mereka. Tiba tiba, Karin dari belakang menepuk punggung Illa, membuat Illa kanget.

"Apaan sih Rin?" Ucap Illa.

"jangan gedek gedek ngomongnya. Kalau yang dibelakang itu hantu ngimana?"

"Ya gak ngimana ngimana, Lo jangan bikin gue takut."

Setelah sempat terjadi perdebatan kecil antara Illa dan Karin. Sekarang tanpa ragu mereka melanjutkan langkah mereka. Akhirnya sekarang Illa dan Karin dapat melihat sumber dari suara dentuman itu, ternyata ada Aslan, Toni, dan Samudra adalah sumber dari dentuman itu.

"Main loncat loncat lewat tembok aja kalian, gue bilangin guru BK nih ya." Ancam Illa pada ketiga lelaki itu.

"Eh eh, Illa jangan dong. Kita kan punya niat baik buat sekolah. Kita tuh mau nuntut ilmu, tapi tadi telat jadi lewat sini aja deh. Demi nuntut ilmu lho ini." Ucap Toni teman sebangku serta sahabat karib Aslan disekolah.

My Devil BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang