chapter 9

2.7K 105 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sejak 2 menit yang lalu. Illa sekarang sedang mengemaskan barang barangnya untuk pulang, ia benar benar ingin pulang dan menenangkan pikirannya sekarang ditempat ternyaman yang pernah ia tahu. Yaitu rumahnya, tepatnya kamar bernuasa blue soft miliknya juga tempat yang membuatnya dapat tertidur dengan nyenyak adalah tempat tidur yang paling ia cintai.

Keadaan kelas mulai sepi, karena sudah banyak yang meninggalkan ruangan untuk proses belajar mengajar ini. Tersisa 6 pelajar yang sekarang masih berada didalam kelas, salah satunya adalah Illa. Sekarang sesudah memastikan ia sudah memasukkan semua barang barangnya kedalam tas Illa pun beranjak melangkahkan kakinya ke pintu kelas.

Saat beberapa langkah lagi Illa akan mencapai pintu keluar kelas. Muncul sosok yang sedari tadi ia pikirkan saat jam pelajaran berlangsung tadi. Sekarang jantung Illa mulai bertingkah lagi, benar benar jantung yang nakal.

Sempat beberapa menit tadi langkah Illa terhenti, sekarang Illa mantap melangkahkan kakinya menuju pintu keluar dari kelasnya, ia mencoba untuk tidak melirik kearah Aslan. Ia ingin memperlihatkan pada Aslan bawa ia marah padanya, karena langsung mencium pipinya tanpa izin darinya.

Saat Illa sudah berada di pintu keluar, dan entah sejak kapan kelas sudah sepi dan hanya menyisakan Aslan dan Illa membuat Illa terkejut karena tangan Aslan tanpa aba aba menarik lengan milik Illa dan membuat tubuh Illa kehilangan keseimbangan dan jatuh ke pelukan Aslan.

Ya, sekarang sudah dapat ia pastikan bahwa wajahnya sudah memerah Semerah kepiting rebus. Sedangkan Aslan masih dengan raut wajah tampannya dan juga dingin.

Illa berusaha bangkit dari pelukan Aslan. Tetapi, kekuatan Illa kalah mutlak dengan kekuatan yang Aslan miliki sebagai lelaki. Illa sekarang membuang nafas gusarnya sembarangan.

"Lepasin." Ucap Illa, sambil berusaha bangkit dari pelukan Aslan.

Aslan seakan akan adalah manusia yang mengidap penyakit tuli, ia benar benar tidak menggubris kata kata yang keluar dari mulut Illa. Jujur, ia merasa berkali kali lipat lebih nyaman dengan posisinya sekarang bersama Illa.

"Lepasin gue. Gue ngak mau ya dituduh murid mesum, berduaan dikelas sama cowok." Kata Illa yang masih membujuk Aslan agar melepas pelukannya.

Aslan malah memperlihatkan deretan gigi putihnya dengan menyunggikan senyumnya pada Illa. Illa benar benar habis kata kata sekarang melihat perlakuan Aslan padanya. Ia tak sanggup lagi.

"Aslan?!" Panggil Illa pada Aslan dengan nada yang sedikit tinggi.

Aslan sekarang akan mengalah, tetapi tunggu 5 menit lagi. Ia akan melepaskan Illa dari pelukannya.

"5 menit lagi." Ucap Aslan pada Illa.

Sekarang Illa benar benar menengang mendengar tutur kata yang keluar dari mulut Aslan. Illa mulai memikirkan, apakah senyaman itu yang Aslan rasakan saat memeluk dirinya.

Akhirnya Aslan melepaskan pelukannya dari Illa walau terbersit rasa tidak ikhlas. Aslan melangkahkan kakinya menuju ke meja dimana tasnya tergeletak. Illa yang entah sedang memikirkan apa malah berdiam diri masih menatap kearah Aslan.

Setelah Aslan mengambil tasnya yang berwarna biru Dongker itu dan memakainya menyamping, Aslan kembali berjalan kearah dimana Illa berada dan masih berdiam diri disana. Aslan langsung menangkap tangan Illa dan menggenggamnya erat membuat Illa benar benar kaget juga jantung nakalnya yang terasa akan jatuh kebawah perutnya.

Sekarang pikiran milik Illa masih melayang entah kemana, dan tanpa perlawanan sedikit pun Illa hanya mengikuti arah jalan yang dipandu oleh Aslan yang berada didepannya dengan posisi masih dengan menggenggam tangan mungil milik Illa.

🍑🍑🍑

Illa sudah dipandu berjalannya oleh Aslan selama beberapa menit, dan kini mereka berada ditempat yang dipenuhi oleh banyak kendaraan milik siswa siswi disekolah ini. Tak terkecuali Aslan yang memarkirkan motor besar miliknya ditempat parkiran milik sekolah.

Saat Aslan memandu Illa untuk naik ke motor besar miliknya disaat itu Illa baru tersadar akan apa yang ia lakukan sedari tadi, Illa merasa seperti terhipnotis oleh waktu.

"Ayo naik." Perintah Aslan pada Illa.

Illa melirik kearah jok belakang motor besar milik Aslan. Illa sempat bergidik ngeri bagaimana ia akan duduk di jok belakang motor besar milik Aslan yang sedikit lebih tinggi posisinya dari jok pengemudi.

" Gue telephon Abang gue dulu ya." Ucap Illa pada Aslan.

Aslan yang terlihat kaget, langsung menarik ponsel milik Illa yang terlihat sedang menghubungkan orang yang dimaksud tadi oleh Illa.

"Kenapa?" Tanya Illa saat melihat reaksi Aslan yang menarik paksa handphone milik Illa.

Aslan membuang nafasnya gusar.
"Lo pulangnya bareng gue." Ucap Aslan pada Illa.

Illa terlihat begitu kaget, sudah tidak ada alasan apapun yang terlintas di otak milik Illa.

" Tapi, gue telephon Abang gue dulu ya?" Kata Illa pada Aslan.

Aslan benar benar tidak tahu harus menjelaskan bagaimana pada Illa. Aslan juga tidak dapat memaksa Illa dengan melihat tidak ada hubungan apa pun diantara mereka berdua.

Akhirnya Aslan memberikan kembali handphone milik Illa yang sempat ia rampas dari sang empunya-nya beberapa menit yang lalu.

Illa langsung menelepon Riski - kakaknya Illa- terdengar nada menyambung kepada nomor yang dituju milik Riski.

" Bang, bisa jemput aku gak?" Tanya Illa langsung tanpa basa basi.

"....."

" Mentaran doang, nanti Abang balik lagi kesitu." Kata Illa memaksa.

"....."

"Yaudah, Illa telepon ayah aja deh." Jawab Illa.

"....."

" Iya ngak ngak. Illa telepon mama aja." Jawab Illa lagi.

"....."

"Ih apa sih Abang, Illa ngak boleh telpon siapa siapa. Kesel deh." Ucap Illa dengan menghentak hentakkan kakinya kesal.

Aslan yang memperhatikan gerak gerik Illa sedari tadi, terlihat sedikit merasa gemas juga tertawa dengan tingkah laku Illa yang terlihat sedang kesal.

"....."

"Gak mau ah takut, Illa tunggu disekolah aja sampai Abang siap." Ucap Illa.

"....."

"Yaudah deh terserah." Ucap Illa dan langsung mematikan sambungan teleponnya.

Illa langsung berbalik dan berjalan menuju kearah dimana Aslan berada. Posisi Aslan sekarang duduk diatas motor besar miliknya dan dengan menatap kearah Illa menanti jawaban.

"Yaudah, gue balik bareng lo." Jawab Illa dengan kepala menunduk kebawah.

Aslan yang menanti nanti jawaban itu, merasa bahagia dengan jawaban Illa yang ia harapkan. Aslan langsung membantu Illa untuk duduk di jok belakang motornya dan mengemudi motornya berjalan keluar dari parkiran sekolah.

Tiba tiba Aslan memberhentikan motor besarnya hingga membuat Illa terlonjak kedepan dan tanpa sengaja langsung memeluk pinggang Aslan.

Setelah itu Aslan langsung kembali melajukan motor miliknya keluar dari perkarangan sekolah. Dipagar sekolah banyak yang menatap iri kearah Illa, Illa sekarang benar benar bingung. Apakah ia harus merasa bahagia atau sedih berada diposisi ini sekarang.

Aslan langsung melajukan motornya dengan kecepatan yang bisa dibilang lumayan pelan, Aslan tidak ingin masa masa berduanya dengan Illa terasa begitu cepat.

🍑🍑🍑

My Devil BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang