Selepas menghilangkan dahaga tadi dikantin. Kini, Illa dan Aslan kembali menuju ke lapangan tepatnya tiang bendera untuk melanjutkan hukuman mereka tadi. Sesampai mereka disana Illa langsung menghormat kearah bendera.
Tiba tiba, telinga Illa dan Aslan ditarik kebelakang oleh seseorang. Dan seseorang itu adalah ibu Lasmi, guru kimia mereka.
"Disuruh hormat bendera, malah pacaran kalian kekantin. Benar-benar ya kalian ini!" Ucap buk Lasmi dengan nada yang marah.
Illa semakin takut sekarang. Ia tidak mau ada masalah apapun semasa ia duduk di bangku SMA, tapi bukannya keinginan nya terkabul, malah sekarang ia terlibat masalah dengan guru kimia nya ini.
Aslan yang masih setia berada disampingnya, menunjukan ekspresi yang terlewat santai. Dengan posisi tangan kirinya dimasukkan kedalam saku celana membuatnya terlihat begitu tampan.
"Maaf Bu." Ucap Illa sekenanya.
Aslan masih dengan posisinya. Tidak ada perubahan sedikit pun dari dirinya, bahkan ekspresi wajahnya masih terlihat begitu tenang dan tentunya santai.
Bu Lasmi akhirnya berlenggang pergi dari hadapannya saat ini. Sekarang tinggal mereka berdua, yang sekarang sedang diselimuti hawa kecanggungan.
Akhirnya Aslan memilih pergi sambil menarik penggelangan tangan Illa, agar mengekorinya dari belakang. Illa yang sempat terkejut, dan ingin mengucapkan kata sumpah serapah memilih untuk membatalkan niatnya yang tidak baik itu.
Sampailah kini mereka, ditempat yang sudah banyak dipenuhi oleh kaum adam yang sedang menyesap nikmat benda berasap yang disebut rokok. Terlihat dari wajah lelaki yang berada ditempat tersebut, mereka sangat menikmati kepungan asap yang sungguh banyak.
Illa terbatuk batuk, karena tanpa sengaja ia menghirup asap rokok yang tengah mengebu-gebu di udara saat ini. Tapi satu hal yang mampu membuat Illa terkejut, kini tangannya sudah di genggam penuh oleh tangan besar milik Aslan.
Illa pun kini semakin susah untuk menelan salivanya sendiri, dan juga kini jantungnya semakin berdebar debar dengan sangat tidak teratur serasa mau loncat keluar.
Illa menarik nafasnya dalam dalam, agar ia juga jantungnya dapat sedikit lebih tenang, walau memang tak ada pengaruh apapun untuk jantung nakalnya ini.
Sekarang Illa memberanikan diri mengungkapkan argumen yang telah ia atur didalam otaknya, agar nanti saat menyampaikannya pada Aslan,ia tidak gagu juga terbata bata.
"Kita ngapain disini?" Tanya Illa.
Yap, Illa berhasil sekarang. Ia tidak gugup juga tidak gagu sama sekali. Ia akan banyak banyak mengucap terimakasih kepada mulut pintarnya ini.
"Mau ngerokok." Jawab Aslan santai.
Mendengar penuturan yang keluar dari mulut Aslan. Membuat Illa tercengang dan melotot tak percaya pada perkataan Aslan tadi. Sekarang jantungnya sudah tidak lagi merasa berdetak dengan tidak teratur, malahan sekarang jantungnya terasa tidak berdebar sama sekali.
" Ya ngaklah,Ekspresinya santai kali." Ucap Aslan sambil tertawa kecil.
"Kita kesini, buat ketemu sama Samudra." Sambung Aslan lagi.
Setelah mendengar jawaban Aslan, Illa hanya membalas dengan anggukan selanjutnya ia berusaha untuk melepaskan tangannya yang sedang berada didalam genggaman Aslan dan menghangat disana.
Aslan yang terkejut dengan perlakuan illa, menoleh kebawah melihat kearah tangannya dan Illa yang sedang terpaut dengan sempurna.
Aslan pun berinisiatif untuk tetap mempertahankan posisinya yang sekarang, entah perasaan apa yang ia rasakan. Tapi ia tak mau munafik, ia merasa hatinya menghangat saat Illa ada disisinya juga dengan posisi mereka berdua sekarang.
"Kenapa ngak nyaman?" Tanya Aslan pada Illa.
Ya, Illa sekarang memutar otaknya 360°. Bila ia harus meng 'iya' kan pertanyaan Aslan itu artinya sama saja ia termasuk kedalam golongan orang orang yang munafik. Tetapi, bilang ia bilang 'tidak', mau ditaruh dimana wajah yang tak begitu cantiknya ini.
Melihat Illa tak kunjung menjawab pertanyaan Aslan, Aslan sedikit mendekat agar dapat menatap Illa secara intens. Illa terlihat seperti orang kabingungan.
'gue harus jawab apa.' ucap Illa dalam hati.
"La.." panggil Aslan pada Illa.
Illa masih saja tak bergeming, ia masih sibuk melamun dengan pikirannya.
Akhirnya, entah setan yang berasal dari mana. Tiba-tiba Aslan semakin memajukan tubuhnya dan bibir milik Aslan menepat sempurna dipipi kanannya Illa.
Illa yang merasa ada benda kenyal juga basah yang menempel dipipinya membuatnya terkejut bukan main. Ditambah lagi, setelah ia sadar ia baru mengetahui bahwa beberapa detik yang lalu Aslan sedang mencium pipi kanannya.
Dan alhasil pipi Illa menyemburkan rona merah muda, tak lupa dengan jantung yang memompa dengan kuat hingga detaknya sudah tak beraturan disambut lagi otak yang 'blank' seketika.
Dan tanpa pikir panjang, Illa langsung melepaskan tautan tangannya dengan Aslan dengan terburu buru dan langsung berlari pergi menjauh dari Aslan yang kini sudah mengerti perubahan sikap Illa.
Aslan benar benar tertawa lepas sekarang. Jika diperhatikan Aslan seperti orang yang tidak waras sedang tertawa sendirian didepan kantin yang berada dibelakang sekolah yang dikhususkan untuk pelajar nakal agar tidak menggangu pelajar lainnya.
Tiba tiba, Samudra si empunya nama yang sedari tadi dicari oleh Aslan. Kini, berada disisi sebelah kanannya Aslan sambil memperhatikan karibnya yang sudah ia kenal sejak SD.
"Kenapa lo?kesambet mbak Kunti." Kata Samudra.
"Makanya lain kali, jangan berdiri sendirian dibawah pohon." Sambung Samudra.
Aslan masih saja tidak berhenti dengan aksi tertawa. Memang tidak jelas, tapi menurut aslan perubahan sikap Illa yang 'shy shy cat' begitu mengemaskan dimatanya.
Samudra masih saja setia berada didepan karibnya ini, yang entah sedang menertawakan hal apa. Akhirnya Aslan berhenti tertawa dan merangkul Samudra berjalan masuk kekantin didepannya tadi.
🍑🍑🍑
Illa sekarang sedang berjalan di koridor, dengan tangannya yang tak henti henti menepuk kedua pipinya yang blushing disaat tidak tepat.
" OMG Illa."
"Jangan baper deh, masak sih cogan suka sama cewek kayak gue."
" Kayaknya gue lagi mimpi deh."
"Ya kali gue mimpi."
Untuk menyakinkan dirinya sendiri. Apakah ia sedang berada dialam bawah sadar atau nyata Illa mencubit pipinya sendiri. Dan tentu saja ia merasakan rasa sakit.
Illa mendesih pelan selama berjalan disepanjang koridor yang terdapat di sekolahnya.
Kini Illa sudah sampai didepan kelasnya, Illa sudah merasa sangat lelah sekarang karena Melewati hari yang begitu suram. Keadaan kelas saat ini sepi, pasalnya jam sekarang adalah jam istirahat kedua.
Illa menempatkan bokongnya ditempat duduknya yang biasanya. Ia lalu menempelkan pipinya dimeja dan langsung menutup kedua matanya sambil berkelana dialam mimpinya yang jauh begitu indah dari alam sadarnya.
🍑🍑🍑
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Boy
Teen Fiction••• Bagaimana perasaanmu, saat semua kejadian yang begitu menyenangkan sampai merenggut separuh memorimu untuk mengingatnya hanyalah sekedar mimpi? Dan, bagaimana perasaanmu jika sebenarnya mimpimu adalah hal yang sulit untuk dijelaskan? Ini adalah...