[ extra part]

2.7K 96 11
                                    


Sekarang dua anak manusia sedang duduk disalah satu sudut cafe terkenal disudut kota mereka. Seorang perempuan dengan rambut ikalnya terkuncir dan seorang laki-laki yang sedang menyeruput kopi hitam panas sambil memperhatikan perempuan didepannya dengan tulus.

" Aku bukan Aslan." Satu kalimat itu keluar dari mulut laki-laki yang mempunyai rupa yang sama dengan Aslan.

Illa hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam. Air matanya seakan terus berdemo minta dikeluarkan. Illa tidak pernah menyangka, bahwa Illa masih dapat melihat wajah Aslan walau bukan Aslan.

" Aku Keano. " Sambung laki-laki itu.

Illa masih tidak bergeming. Illa masih menundukkan kepalanya sambil terus menahan agar tangisnya tidak pecah ditempat umum ini.

" Apa alasan kamu, sampai berani bilang kalau aku ini Aslan?" Tanya Keano.

Baru kali ini, Illa mengangkat kepalanya. Menatap kemanik mata hitam milik Keano. Illa yakin benar, yang ada dihadapannya sekarang Aslan. Illa hafal betul, warna dan tatapan mata milik Aslan.

" Semua yang Aslan punya,kamu punya." Ucap Illa.

" Mungkin wajah cowok kamu kali, yang pasaran. Mana mungkin cowok ganteng kayak aku dibilang mirip sama orang udah mati." Ketus Keano sambil terus menyesap kopi hitam miliknya.

" Jaga bicara kamu?! Kamu pikir, kamu keren dengan kayak ngitu. Ngerendahin orang yang udah enggak ada." Nada bicara Illa saat ini mulai meninggi, Illa tidak terima ada orang yang meremehkan Aslan dihadapannya.

Keano hanya senyum acuh. Merasa bodo amat dengan kalimat yang dikeluarkannya tadi. Keano kini malah sibuk memainkan handphone miliknya.

" Aku permisi." Ucap Illa.

Illa bangun dari duduknya, dan berniat keluar dari cafe ini. Illa sudah merasa darahnya mendidih mendengar setiap kalimat pedas yang dilontarkan Keano untuk Aslan.

Tiba-tiba, tangan milik Illa ditahan oleh Keano. Keano memerintahkan Illa untuk duduk kembali dengan lirikan matanya.

" Aku permisi, banyak tugas kampus yang belum selesai." Ucap Illa.

"Santai aja kali, aku gak minta kamu untuk tidur disini, nanti kalau udah pulang kan bisa langsung ngerjain." Ucap Keano.

Illa pun dengan terpaksa kembali mendudukkan bokongnya ke kursi yang terdapat didepan berseberangan dengan kursi yang sekarang sedang ditempati oleh Keano.

🍑🍑🍑

"Lama banget sih lo, ngobrolin apa sih didalam sama tuh cowok?" Tanya Alza pada Illa.

Illa hanya menganggkat bahunya acuh. Dan, langsung masuk kedalam mobil hitam legam milik Alza.

" Ngimana? Tuh cowok beneran Aslan?" Alza kembali bersuara.

" Dia ngakunya bukan." Ucap Illa.

" Tuh kan, gue bilang apa. Aslan itu udah meninggal Illa, gak mungkin orang yang udah meninggal, udah dikuburin didepan mata lo, bisa hidup lagi." Ucap Alza sambil fokus menyetir mobilnya.

Illa tersentak mendengar ucapan Alza. Alza benar, Aslan sudah kembali kepada yang kuasa. Hari itu didepan matanya sendiri Aslan dimakamkan. Ada apa sebenarnya dengan dirinya, hingga menuduh Keano adalah Aslan.

Jika dipikir pikir pun, umur Keano dan Aslan terpaut 1 tahun. Keano lebih tua dari Aslan dan Illa. Tetapi, kenapa Keano memiliki rupa yang sangat mirip dengan Aslan bahkan tanpa cela sedikit pun.

🍑🍑🍑

Pagi ini Illa berencana untuk pergi ke rumah orang tua Aslan. Mungkin Illa akan menemukan satu hal yang dapat menjawab semua kebingungannya.

Dengan celana jeans hitam dan kemeja berwarna peach melekat cantik ditubuh milik Illa, tak lupa Illa melengkapinya dengan menggunakan sepatu Converse berwarna putih.

Dua puluh menit Illa tempuh untuk dapat tiba dirumah milik orang tua Aslan. Illa dengan ragu-ragu mengetuk pintu rumah Aslan. Setelah mempersiapkan diri dengan susah payah, Illa pun akhirnya yakin untuk mengetuk pintu rumah Aslan.

Tuk...tuk...tuk....

Tiga kali Illa mengetuk pintu rumah Aslan. Tapi, tidak ada respon apapun yang dirinya terima. Illa hanya bisa sabar menunggu sambil terus mengetuk pintu rumah Aslan.

Tiba-tiba pintu rumah Aslan terbuka, dan disana memperlihatkan seseorang laki-laki yang sangat mirip dengan Aslan.

Illa dan cowok tersebut saling pandang untuk beberapa saat. Hingga sebuah suara membuyarkan pandangan mereka berdua.

" Siapa Aslan yang datang?" Ucap ibunya Aslan.

"Aslan?" Tanya Illa.

"Ka..ka...kamu? Ngapain kamu kerumah saya?" Ucap mama Aslan.

" Tante ini Aslan. Jadi selama ini Aslan belum meninggal, jadi bener dia Aslan yang aku jumpai dikampus. Kenapa Tante? Kenapa Aslan? Kenapa kalian bohongin aku." Ucap Illa.

" Illa aku bisa jelasin semuanya ke kamu." Ucap Aslan mencoba meraih Illa.

Illa mundur dari tempatnya tadi." Jelasin kamu bilang? Aku udah coba buat bicara sama kamu di cafe saat itu, tapi kamu tetap bilang kalau kamu Keano. Apa maksud kamu Aslan? Kenapa kalian semua mencoba buat nipu aku. Kalau hari ini aku gak coba untuk datang kesini, mungkin aku gak akan pernah tahu kebenarannya." Ucap Illa dan langsung membalikkan tubuhnya, mencoba untuk pergi dari hadapan Aslan.

Aslan mencoba untuk mengejar Illa. Aslan tidak dapat membiarkan Illa, gadisnya sedih.

" Illa berhenti, aku mau jelasin ini semua ke kamu. Illa, please kasih aku kesempatan buat ngejelasin ini semua ke kamu. Aku sayang sama kamu, aku gak berniat buat bohongin kamu, tapi ini harus aku lakuin. Aku mohon, aku mohon Illa. Untuk kali ini aja, kamu dengerin penjelasan aku." Ucap Aslan.

🍑🍑🍑

My Devil BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang