Malam harinya, Illa berjalan kaki menuju ke super market dekat rumahnya. Illa berniat ingin membeli jajanan ringan untuk dia nikmati saat belajar matematika untuk ulangan besok.
Sehabis dari super market. Illa merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Illa menambah laju kecepatan jalannya, agar ia segera tiba dirumahnya.
Saat Illa berjalan dengan cepat, dua orang yang diyakini Illa sebagai laki-laki pun semakin cepat mengikuti Illa. Tidak ada jalan lain, Illa pun berlari ketempat yang ramai. Illa sudah berlari kira-kira sudah jauh dari tempatnya tadi, tapi tidak ada satu tempat pun yang ramai malam ini. Ditanam komplek rumahnya pun sepi, padahal biasanya banyak remaja-remaja yang sedang berduaan dengan pacarnya di taman itu.
Illa semakin ketakutan. Tangan Illa sudah berkeringat dingin dan bergetar. Pikiran Illa sudah buntu, tak ada pikiran apapun lagi yang dipikirkan Illa, kecuali malam ini menjadi malam terakhir baginya untuk bertatapan muka dengan dunia.
Tiba-tiba, dua tangan Illa sudah dicekal kuat dari belakang. Dua laki-laki tadi akhirnya mampu mendapatkan Illa. Illa mencoba memberontak, tapi nihil tidak ada artinya. Kekuatan laki-laki dewasa itu sangat kuat dari kekuatannya.
Illa diseret dengan paksa kesebuah lorong buntu yang sepi. Disana memang terdapat sebuah rumah, tetapi banyak berita-berita yang beredar bahwa penghuni rumah itu adalah seorang pengonsumsi narkoba tingkat akut.
Dua laki-laki dewasa itu menyeret Illa masuk kedalam rumah itu. Rumahnya memang besar dan dipadukan dengan ukiran-ukiran keraton yang membuat rumah ini indah untuk dinikmati. Tapi, bagi Illa rumah ini-lah yang menghantarkan nya menuju malaikat maut.
Setelah masuk kedalam rumah itu, Illa masih berusaha untuk lepas dari cengkraman kuat dari dua pria-pria itu. Berbagai cara dia lakukan, mulai dari berteriak minta tolong hingga menginjak kaki kedua pria itu. Tapi lagi-lagi hasilnya tetap saja nihil.
"Lepaskan saya!! Apa yang kalian lakukan?!" Ucap Illa lirih dengan menghamburnya air matanya keluar.
"DIAM?!" Illa dibentak oleh salah satu laki-laki dewasa bertubuh kekar yang menyeretnya kerumah ini.
Sekarang Illa takut, benar-benar sangat takut. Illa berharap ada malaikat baik hati yang ingin membantunya lepas dari ini semua.
Illa, diikat dengan tali tambang disebuah kursi. Tangan Illa sudah mengeluarkan darah, akibat kuatnya cekraman yang dilakukan oleh dua pria itu dan sekarang tangan Illa diikat dengan tali tambang.
Illa takut, diruangan yang sekarang dia sedang disekap sudah dalam situasi sangat gelap. Semua lampu atau benda apapun yang mengeluarkan cahaya sudah dimatikan. Illa benar-benar putus asa, keringat dingin terus membasahi peluhnya. Hati Illa tak henti-henti berdoa kepada Tuhan agar dia segera ditolong dari situasi yang menegangkan dan menyeramkan ini.
Tak beberapa lama kemudian, sebuah tangan mengelus-elus lembut rambut Illa yang sudah berantakan tak tentu arah. Illa mencoba menjauh dari tangan yang mengelus-elus rambutnya.
Tiba-tiba semua lampu diruangan itu kembali menyala terang. Mempertontonkan seorang laki-laki tampan yang dapat diperkirakan seumuran dengan Illa. Laki-laki itu tersenyum seram. Walau tampan, tapi tetap saja laki-laki itu sangat menyeramkan dimata Illa saat ini.
"Gausah takut sama gue. Santai aja mukanya kali, gue gak akan makan lo kok. Paling cuma luka, dan lembam-lembam kecil saat lo keluar dari rumah ini." Ucap laki-laki itu dengan nada pelan tapi misterius.
Illa, tidak berkutik sekaligus mengeluarkan suara sedikitpun. Illa hanya duduk diam sambil terus menunduk kebawah, Illa takut melihat wajah laki-laki itu.
Laki-laki itu mencengkram dagu Illa kuat. Mengarahkan tatapan Illa berfokus pada dirinya. Illa berusaha untuk melawan, tapi sama saja. Illa kalah pada akhirnya.
" Sekarang lo takut sama gue, tapi lo berani pacaran sama Aslan. Lemah banget sih?!" Ucap laki-laki itu tepat ditelinga Illa. " Oh iya, gue belum kenalan sama lo. Kenalin nama gue Alza kalau lo tanya Aslan, mungkin dia bakal ngeluarin taringnya didepan lo." Sambung Alza.
"Lepasin gue gak?!" Ucap Illa.
" Kalau lo nanya, tentu jawaban gue enggak. Karena mulai detik ini, Lo udah jadi pacar gue. Ngerti Lo?!" Ucap Alza.
🍑🍑🍑
Sekarang Illa sedang duduk menyendiri dikelasnya yang kosong. Karena memang sepagi itu, hari ini Illa berangkat kesekolah. Alasannya yang pertama tentu saja menghindari macet diibu kota ini, dan alasan keduanya Illa hari ini sedang dalam suasana hati yang ingin menyendiri memikirkan kejadian yang menimpanya malam tadi.
Tanpa, bisa berucap kata penolakan. Sekarang Illa sudah mengkhianati Aslan, tapi Illa berjanji. Illa akan berusaha untuk melupakan hal tadi malam, dan menganggap itu semua hanya lelucon semata. Walau, kejadian semalam mampu membuat jantungnya turun ke usus besarnya.
Handphone Illa tiba-tiba berdering. Illa mengamati layar handphonenya dan terpampang lah nama 'aslan' disana. Senyum kembali terukir di wajah Illa, hanya karena telephon dari Aslan. Lihat, betapa cintanya Illa pada Aslan. Tidak akan pernah mungkin Illa mau mengkhianati Aslan.
Obrolan-obrolan manis tercipta pagi ini dari dua anak manusia yang sedang berbahagia. Illa tidak henti-hentinya tersenyum, bahkan sekali-sekali dia terbahak-bahak tidak jelas.
Akhirnya Illa menutup telephon dari Aslan. Karena memang bel masuk sudah berbunyi dan muri-murid sudah berhamburan masuk kedalam kelas. Illa tidak ingin hubungannya dengan Aslan diketahui banyak orang.
🍑🍑🍑
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Boy
Fiksi Remaja••• Bagaimana perasaanmu, saat semua kejadian yang begitu menyenangkan sampai merenggut separuh memorimu untuk mengingatnya hanyalah sekedar mimpi? Dan, bagaimana perasaanmu jika sebenarnya mimpimu adalah hal yang sulit untuk dijelaskan? Ini adalah...