chapter 13

2.3K 86 14
                                    

Aslan kini tengah berkumpul bersama teman dekatnya dari sekolah yang berbeda beda. Bisa dibilang ini adalah sebuah geng yang isinya cowok dengan sifat badboy dan tajir.

Salah satunya adalah Aslan, siapa yang tidak mengenal Aslan, cowok dengan wajah manis, salah satu pewaris kekayaan orang tuanya , juga digemari banyak kaum hawa diluar sana.

Aslan kini dan teman temannya sedang berada disalah satu tempat mereka nongkrong saat bolos dari sekolah. Sebenarnya Aslan tidak ingin bolos sekolah karena ia merindukan Illa, gadisnya. Akan tetapi, mood-nya hari ini benar benar buruk sehingga ia harus sedikit menenangkan diri dengan berkumpul bersama teman-temannya dan tentunya dengan merokok.

Darren yang baru saja datang, langsung menjatuhkan bokongnya disamping Aslan yang terlihat termenung tak seperti biasanya.

"Woi, kenapa Lo?" Tanya Darren yang kini berada disamping Aslan.

Aslan hanya menggeleng geleng kepala, menandakan bahwa tidak terjadi apapun padanya.

"Nih ngerokok dulu." Ucap Darren lagi.

Aslan langsung mengambil satu batang rokok tersebut. Menyelipkannya diujung bibirnya, membakarnya dan menghirup asapnya dalam dalam.

Saat sedang nikmatnya Aslan menyesapi rokoknya, Aslan teringat kepada Illa yang benar benar benci asap rokok. Benda yang mengandung nikotin itu memang banyak diminati oleh kaum Adam tapi dibenci oleh sebagian besar kaum hawa.

Aslan meronggoh saku celana SMA-nya dan mendapati benda pipih yang berteknologi tinggi itu yaitu, handphone. Aslan bermaksud ingin mengirimkan pesan pada Illa tapi setelah beberapa lama Illa tak kunjung membalas pesan yang ia kirim.

Atala baru saja memarkirkan sepeda motornya dan berjalan kearah dimana sahabat sahabatnya berada. Atala juga ikut ikutan menyesap benda yang mengandung nikotin itu.

" Oi, gue ada file 18+ baru ni. Mau nonton gak?" Tanya vino, cowok berkaca mata dengan tampang yang lugu tapi otak mesum semua.

Rega dan Alvin adalah dua orang yang benar benar sangat meminati hal yang berbau dewasa itu. Mereka dengan secepat kilat berpindah kesamping Vino untuk menonton file yang dimaksud oleh Vino.

Darren yang melihat itu, hanya bisa geleng geleng kepala. Pasalnya dari dulu dua sahabatnya itu tak pernah berubah, walau ia juga tergila gila akan hal yang berbau 18+ tetapi tidak segila Rega dan Alvin.

"Lan, lo gak mau ikutan nonton nih?lumayan udah lama juga kan ngak nonton." Ajak Rega pada Aslan yang kini melihat heran kearah mereka.

"Kalian-kalian aja, lagi ngak nafsu gue." Jawab Aslan acuh.

Lagi lagi Aslan melirik kearah iPhone miliknya, menunggu balesan pesan dari Illa yang tak kunjung ada. Aslan mendesah pelan saat belum juga adanya balasan dari Illa.

" Kenapa sih lo liatin tuh handphone mulu?" Tanya Fadhil yang baru hadir beberapa menit yang lalu.

Aslan hanya melirik sekilas kearah Fadhil tanpa ingin menjawab pertanyaan-nya.

🍑🍑🍑

Bel istirahat pertama sudah berbunyi semenjak 2 menit yang lalu. Illa dan Karin sekarang sedang menyantap batagor dan segelas es teh manis. Illa benar benar merasa lapar setelah melewati 2 mata pelajaran di jam pertama.

"Pelan-pelan la, kesedek baru tau rasa lo." Ucap Karin memperingati.

Illa tak menggubris perkataan Karin, ia masih saja menyantap makanannya seperti orang yang rakus. Setelah batagornya habis dan hanya tersisa piring kosong kini Illa menyeruput es teh manis miliknya.

"Alhamdulillah,kenyang banget gue." Ucap Illa sambil mengelus-elus perutnya yang datar.

Karin hanya mengangguk-angguk melihat kelakuan sahabatnya ini, dari dulu Illa memang tidak pernah jaim didepannya.

Handphone milik Illa yang tergeletak diatas meja kantin bergetar, Illa melirik kearah handphone nya dan mendapati panggilan masuk dari Aslan. Illa dengan kecepatan secepat kilat mengalahkan flash menyambar handphone nya.

Illa memberi instruksi kepada Karin yang berada didepannya agar tidak bersuara apalagi ribut.

"Halo!" Sapa Illa dari seberang sini.

Karin menghentikan aktivitas makannya dan memperhatikan Illa yang berada dihadapannya lebih saksama.

" Lo lagi ngapain?" Terdengar suara Aslan dari sebelah sana.

Illa menelan salivanya sulit, Aslan menanyainya tentang apa yang ia sedang lakukan. Apakah Illa kelewatan percaya diri hingga mengartikan ini sebagai perhatian?

"Lagi makan dikantin." Jawab Illa berikutnya.

Illa ingin sekali bertanya pada Aslan mengapa ia tidak masuk sekolah hari ini. Tapi kenyataannya, Illa sama sekali tidak berani.

"Gue gangguin lo makan ya? Yaudah lanjut makan deh." Jawab Aslan dari seberang sana, dan terdengar suara siulan dari banyak laki laki diseberang sana.

"Udah selesai kok." Ucap Illa tak mau panggilan teleponnya dan Aslan terputus dengan singkat.

Tidak ada jawaban lagi dari Aslan. Hanya terdengar suara deru nafas dari Aslan yang itu mampu membuat telinga Illa geli mendengarnya.

"Yaudah gue tutup ya!" sambung Illa dari seberang sini dan langsung mengakhiri panggilannya dengan Aslan walau terbersit rasa tidak ikhlas.

Illa langsung bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Karin sendirian yang masih binggung mendengar pembicaraan Illa dan Aslan, akhirnya Karin menyadari bahwa ia ditinggal oleh sahabatnya dan Karin tak tinggal diam dia pun berdiri untuk mengejar Illa.

"La tungguin gue." Ucap Karin sambil terus berlari mengejar Illa.

🍑🍑🍑

"Lan muka lo kenapa? Berkerut kerut kayak pantat gue." Ucap Hafizh didepannya.

"Anjayyyy, pantat lo berkerut kerut pis?" Tanya Alvin setelah mendengar pernyataan dari Hafizh.

Suara tawa pecah dari seluruh laki laki yang berada disana termasuk Aslan. Entah mengapa setelah menelepon Illa tadi walau dimatikan secara sepihak hatinya menghangat, benar benar dihatinya sekarang sudah terukir nama Illa.

"Iya nih, waktu kecil kecemplung air panas." Jawab Hafizh dengan raut wajah sedih.

Semuanya kembali tertawa, inilah mereka walaupun mereka semua memiliki wajah yang tampan, sifat badboy, dan tajir tapi mereka tetap saja makhluk yang receh.

"Yaudah yaudah bubar kita, cari makanan. Laper gue!" Ucap Darren yang kini telah berdiri dari duduknya.

"Kuy lah" jawab Atala santai.

Mereka semua kini bubar, mencari tempat makan untuk mengisi perut mereka masing masing yang sudah sangat lapar. Terkecuali bagi Aslan, walaupun ia ikut ketempat makan bersama teman temannya tetapi perutnya belum lapar karena sudah kenyang mendengar suara Illa. Orang jatuh cinta mah beda.

🍑🍑🍑


My Devil BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang