Hari Selasa, dengan pagi yang cerah tanpa adanya awan hitam yang menutupi lagi indah pagi ini. Illa hari ini tidak berangkat sekolah menggunakan angkutan umum seperti biasa, tetapi hari ini abangnya dengan senang hati mau mengantarnya sekolah. Entah ada angin apa dengan abangnya, sehingga bersikap sangat manis hari ini padanya.
Tepat, hari ini Illa datang tepat waktu. Tidak seperti biasa, yang telat 5 menit lah, 10 menit lah, bahkan Illa pernah telat sampai 1 jam. Dan ujung-ujungnya Illa tidak lagi diizinkan untuk masuk sekolah hari itu. Tanpa pilihan lain pun, hari itu Illa memilih bolos dari pada pulang kerumahnya.
Hari ini, cukup terasa sepi bagi Illa. Aslan tidak masuk sekolah hari ini. Entahlah kenapa, tapi Illa merasa cukup khawatir pada Aslan. Sempat terbesit pikiran buruk terhadap Aslan. Tapi, dengan segera Illa menghapus pikiran negatif itu terhadap Aslan.
🍑🍑🍑
Toni yang baru saja sampai disekolah 15 menit yang lalu. Langsung berlari kearah meja yang ditempati oleh Illa. Bagaimana pun juga, Toni tidak bisa tinggal diam. Aslan dan Illa dulu adalah 2 insan yang punya rasa yang sama. Tapi sekarang, 2 insan itu mencoba untuk saling meninggalkan. Walau untuk terakhir kalinya, Toni ingin membuat Aslan menceritakan semuanya pada Illa. Agar tidak ada penyesalan yang tercipta diantara 2 anak manusia itu.
"Hai." Sapa Toni pada Illa.
Illa sempat terkejut dengan sapaan Toni. Pasalnya, Toni tidak pernah menyapanya sama sekali. Ya, walau saat itu, Illa pernah sok dekat dengan Toni sampai mengunjungi rumahnya. Tapi, itu semua untuk Aslan.
"Hai." Illa membalas dengan sekenanya.
"Gue boleh duduk disini gak? Ada sesuatu yang mau gue bicarain sama lo." Toni melirik kearah bangku disebelah Illa yang kosong belum terisi oleh penghuni nya.
Illa hanya menjawab dengan anggukan. Toni, tanpa babibu langsung duduk di kursi tersebut.
" Lo tahu sesuatu?" Tanya Toni pada Illa.
Illa hanya menggeleng-ngelengkan kepalanya, menandakan dirinya tidak tahu apapun sama sekali.
"Aslan pindah sekolah ke Padang. " Jawaban singkat Toni itu, mampu membuat hati Illa getar tak karuan.
" Hah? Beneran? Lo lagi gak becanda kan?" Tanya Illa.
" Beneran Illa, semua anak-anak gak ada yang tahu kalau Aslan pindah. Tapi, gue gak tega sama lo. Gue tahu lo punya rasa kan ke Aslan." Ucap Toni.
Illa dibuat kikuk mendengar perkataan Toni. Mulutnya terasa terkunci dengan sendirinya, tak ada pembelaan untuk dirinya sendiri yang bisa dirinya ucapkan.
"Udah,lo gak usah malu sama gue. Lo sama Aslan itu, dulunya pacaran. Tapi, lo kecelakaan. Dan lo, divonis amnesia. Dan sampai sekarang pun, lo belum sembuh dari amnesia Lo itu." Ucap Toni menjelaskan.
🍑🍑🍑
Setelah mendengar fakta baru dari Toni tadi pagi. Jujur, apa benar perkataan Toni tadi pagi.
Illa benar-benar sudah tidak dapat fokus ke pelajaran. Yang ada dipikiran Illa saat ini, hanya bagaimana bisa Aslan pindah sekolah, dan dulu dirinya dan Aslan pacaran. Lelucon apa ini semua.
Pikiran itu terus terngiang-ngiang dipikiran Illa. Hingga jam pulang pun tiba. Illa dengan secepat kilat membereskan semua alat tulis dan buku pelajarannya, dan langsung keluar dari kelas tanpa babibu.
🍑🍑🍑
Setengah jam kemudian, Illa baru saja tiba dikediamannya. Buru-buru dia masuk kedalam kamar, menganti baju sekolahnya dengan baju rumahan yang biasa dia pakai. Dan setelahnya, Illa harus mencari kedua orang tuanya untuk menanyakan apakah semua yang dikatakan oleh Toni pagi tadi benar atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Boy
Подростковая литература••• Bagaimana perasaanmu, saat semua kejadian yang begitu menyenangkan sampai merenggut separuh memorimu untuk mengingatnya hanyalah sekedar mimpi? Dan, bagaimana perasaanmu jika sebenarnya mimpimu adalah hal yang sulit untuk dijelaskan? Ini adalah...