Si A #12

11 0 0
                                    

Sebenarnya aku sudah mengira bahwa kedua sahabatku akan memberikanku kejutan ulang tahun. Mengapa aku bisa berspekulasi demikian? Karena mereka tidak mengucapkannya sama sekali padaku kemarin. Bukannya aku terlalu PD atau bagaimana, tapi dulu aku juga merayakan ultah sahabatku itu.

Kerena mereka termasuk manusia yang tau balas terimakasih -di sini aku tidak menggunakan balas budi, karena entah mengapa menurutku tidak terlalu cocok- maka cara klise membuat kejutan adalah dengan tidak mengucapkan selamat ulang tahun terlebih dahulu.

Dan entah suatu kebetulan atau apa, budeku memintaku untuk mengantarkannya ke klinik. Ingin sebenarnya mengatakan bahwa nanti akan ada temanku yang ke rumah, tapi aku tidak kuasa mengatakan itu karena memang nyatanya itu masih spekulasiku saja. Jadi selama perjalanan ada doa yang terus aku panjatkan pada Tuhan agar temanku datang ketika aku sudah sampai rumah. Memangnya aku salah?

Setelah sekian lama menunggu akhirnya aku pulang, di tengah perjalanan aku merasakan hpku bergetar. Dalam hati dan pikiran, aku lagi-lagi berspekulasi bahwa itu adalah temanku yang telah sampai ke rumah. Karena sedang di jalan dan panggilan sudah berakhir, aku tidak menelpon ulang. Setelah aku sampai rumah, ternyata spekulasiku benar. Kedua sahabatku memang telah ada di rumahku dengan setumpeng nasi kuning.

Ketika telah bertatap muka dengan Meteka, aku mangatakan hal paling basa basi di awal usiaku yang ke-17.

Aku gak nyangka loh, kalian inget sama ultahku.

Tujuhbelasku yang penuh dengan intrik drama.


Jember, 16 Juni 2019

LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang