Si A #5

9 0 0
                                    

Aku masuk kelas ketika bel masuk hampir berbunyi. Bukan karena aku berangkat siang, namun karena aku sengaja menghindar dari pertanyaan teman-temanku.

Sombong? Mungkin kalian bisa mendefiniskan sendiri apakah apa yang aku lakukan termasuk sombong atau tidak.

Orang bilang, aku lumayan di mata pelajaran eksak. Tapi jujur, menurutku aku gak sehebat itu. Masih banyak teman-temanku yang hebat dan rajin banget. Dia juga cepet kalo lagi ngerjain soal eksak.

Mungkin karena adanya seterotip eh  si A loh, pinter. Banyak orang (gak banyak-bayak amat, lebih banyak yang tanya ke temanku yang rajin nan ramah tadi) yang bertanya padaku. Kalo mereka tanya-tanya terus ... aku kapan membaca ulang materi untuk ujian?

Karena itulah aku menyembunyikan diri di mushola sambil belajar materi ujian. So, you can define it, are you?

Tibalah saat di mana ujian di mulai. Tempat dudukku yang berada di depan membuatku memeroleh soal lumayan awal. Jumlah soalnya tidak banyak. Hanya delapan.

Aku mengerjakannya dengan ya ... lumayan lancar. Ketika tiba di soal terakhir, aku terdiam. Sungguh. Aku sama sekali tidak membaca materi ini. Aku stuck. Bahkan, beberapa temanku sudah keluar ruangan.

Ini aku yang tiba-tiba bod*h atah temanku yang tiba-tiba pintar?

Oh iya, fyi sistem di sekolah yang aku huni, ketika ujian berlangsung setiap kelas akan dibagi menjadi dua dan duduk berdampingan dengan adik/kakak kelas.

Di detik-detik terakhir, aku melihat temanku yang sudah selesai di depan pintu. Aku memanggilnya dan meminta jawaban yang tidak aku ketahui darinya tentunya tanpa sepengetahuan pengawas.

Jujur, aku malu dengan diriku sendiri, teman-temanku, dan tentunya pada Allah. Apalagi ini bulan puasa, bulan suci dan aku mengotorinya dengan tindakan yang tidak terpuji.

Semoga Allah memaafkanku. Aamiin.

Jember, 2 Juni 2019

LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang