Aku menyiapkan lima piring nasi di meja makan. Dengan senyum lebar, dan bibir yang terus bersenandung kecil.
Dia datang. Lelaki berkaos lurik dengan warna pastel itu mengambil kursi dan mulai duduk di sebelahku yang sedang menyiapkan nasi.
Dia tersenyum melihat makanan yang tersaji di meja. Sementara ibu terus saja memasok makanan yang lain. Kakak-kakakku masih sibuk dengan anaknya yang masih bayi. Ramai sekali suasana berbuka kali ini.
Aku banyak bercengkrama dengan lelaki berkaos lurik itu sembari menunggu adzan magrib. Membicarakan tentang banyak hal, termasuk aku yang sombong akan mampu berpuasa satu bulan penuh.
Kami tertawa bersama ketika kakakku dan suaminya frustasi mendengar suara bayinya yang tak kunjung berhenti.
"Hei. Jangan senyum-senyum sendiri." Tepukan di pundakku mengambalikanku pada realita.
Setelah menepuk pundakku, ibuku berlalu sholat. Aku menatap sekitar. Tidak ada lelaki berkaos lurik itu lagi di kursi sampingku. Tidak ada dia yang akan membahas segala hal hingga membuatku tertawa bahagia.
Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum miris.
Dasar aku.
Jember, 09 Mei 2019
![](https://img.wattpad.com/cover/186833473-288-k130844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE
Random"Terlalu sederhana untuk berujar bahwa ini adalah kisah dalam satu bulan suci" #KSI #KOMUNITASSASTRAINDONESIA #RAMADHAN SUKA CITA #CKSI