Hari Raya kurang tiga hari. Senang sekaligus sedih. Senangnya karena pembabuanku di rumah segera berakhir, sedihnya karena ramadhan akan berakhir dan aku sama sekali belum bisa menikmati malam lailatul qadar.
Hari Raya kurang tiga hari, namun pertemananku dengan sariawan di mulut juga tak kunjung berakhir. Aku sering mengeluh sakit saat makan pada ibuku, dan jawaban ibuku selalu sama
Kesok la yo waras
Yang jika diartikan menjadi besok juga bakal sembuh. Besok itu kapan? Ibuku sering menyepelekan keluhanku, mengatakan bahwa waktu akan menyembuhkan itu semua. Tapi aku terlalu lelah dengan kata besok, jadi dengan sedikit pemaksaan, aku memaksa ibuku untuk mengantarkanku ke klinik -fyi, aku adalah salah satu anak introvert, jadi wajar jika aku malu ke klinik sendirian-.
Ketika dalam perjalanan, tiba-tiba gigiku sakit. Aku yang awalnya hanya periksa kondisi mulut, sekarang malah harus menambah kapasitas obat yang harus diminum karena sakit gigi yang tiba-tiba ini. Ingin mengeluh, tapi aku juga berpikir kalo aku jadi ibu, terus anakku kebanyakan mengeluh, keluhannya jadi gak berarti lagi di mataku. Oleh karena itu aku memutuskan untuk menyimpan semuanya sendiri.
Kata orang, minum obat yang penting pagi; siang; malam -kalo memang aturannya 3x sehari- tapi menurut artikel yang aku baca, minum obat setiap 3x sehari artinya minum obat setiap 8 jam sekali.
Tapi yang namanya manusia biasa, aku melewatkan banyak obat yang seharusnya aku minum. Yang aturannya 3x sehari menjadi 2x sehari atau kadang juga 3x sehari.
Semoga saja, Tuhan tidak marah.
Jember, 16 Juni 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE
Acak"Terlalu sederhana untuk berujar bahwa ini adalah kisah dalam satu bulan suci" #KSI #KOMUNITASSASTRAINDONESIA #RAMADHAN SUKA CITA #CKSI