Si A #6

9 0 0
                                    

How do you think about Bukber kedua kalinya dalam satu bulan dengan orang-orang yang sama (tapi lebih dispesifikkan)?

Aku senang saja menjalaninya. Lagi pula tidak ada yang mengajakku keluar. Dua hari yang lalu, aku melihat bahwa telah dibuka pasar malam di kawasan yang sejalur dengan jalan rumahku ke tempat di mana aku bukber.

Excited? Jelas

Dari rumah aku telah merencanakan permainan apa saja yang akan aku mainkan nanti di pasar malam bersama teman-temanku.

Suddenly, bad news come to me.

Aku dan temanku baru saja duduk ketika kabar itu datang. Isinya sederhana. Pakde gak enek umure

Yang jika diartikan dalam bahasa indonesia berarti paman meninggal.

Guess what? Aku tidak menangis sama sekali. Bahkan mata berkaca-kaca saja tidak. Aku hanya merasakan jantungku berdetak lebih cepat karena terkejut.

Just for your information, pakdeku itu sudah aku anggap pengganti ayahku sejak bapakku pulang. Teman-temanku banyak yang bertanya ada apa, kenapa dan sekawannya.

Aku hanya menjawab santai pakdeku meninggal. Sesederhana itu jawabanku. Ada yang memelukku sebagai bentuk bela sungkawa. Dalam hati aku hanya berucap apaan sih, mellow banget.

Prinsipku sederhana. Semua orang pasti mati. Jadi untuk apa disesali? Bapakku saja tidak aku tangisi ketika ia meninggal, lantas kenapa aku harus menangisi kepulangan pakdeku?

Aku tetap melaksanakan bukber seperti teman-temanku yang lain. Berbincang, bercanda, dan berfoto bersama. Hanya saja pikiranku sedikit terpecah karena aku harus pulang cepat.

Rencana ke pasar malam yang awalnya sudah aku matangkan, harus kandas sebelum aku menginjak tanah lapang tempat pasar malam diadakan.

Ketika acara selesai, beberapa temanku sepakat untuk melaksanakan terawih di sekolah karena tempat bukber dan sekolah kami lumayan dekat dilanjutkan bermain di pasar malam. Beberapa lagi memutuskan pulang termasuk aku.

Aku hanya bisa sesekali menoleh ke pasar malam dalam perjalanan pulang. Tapi yang pasti, aku harus segera pulang, karena akan ada pemakaman kilat untuk pakdeku.

Takdir memang begitu mengejutkan.

Jember, 4 Juni 2019

LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang