Panas matahari di siang hari selalu menjadi alasan beberapa orang mulai berucap 'haus'. Apalagi setelah dijejali dengan soal-soal matematika.Cukup disayangkan, aku tidak teliti dalam mengisi lembar jawab. Ingin berkata andaikan, tapi sayang it will not change anything.
Pulang dengan akal yang masih tertinggal di soal yang terlanjur salah, membuatku lupa dengan tanggungjawabku sebagai sutradara film pendek dalam tugas seni budaya.
Aku lupa bertanya pada sang editor bagaimana filmku. Padahal, hari ini adalah hari terakhir pengumpulan tugas.
Ada yang menyalahkan aku atas kelalaianku? Tidak.
Tidak bukan berarti mereka sungkan menyalahkanku, tapi karena anggota kelompokku tidak peduli.
Whatever
Aku kelabakan menghubungi sang editor dan timku yang lain. Dan sialnya semua terkesan it's not may own business.
Ingat! Puasa.
Dua jam berlalu, sang editor mulai memberiku kabar.
Aku ketiduran. Filmnya ada di si T. Aku udah gak ikut campur.
Secepat kilat aku menghubungi T untuk menanyakan kabar.
Aku gak mau ya nganterin ke rumahnya Pak Guru. Ini masih mindah ke flashdisk.
Walaupun masih jengkel karena hanya aku yang ribet sendiri menanyakan tugas yang nyatanya jadi nilai kelompok, aku tetap mengucapkan maaf pada semuanya. Tiba-tiba ada satu chat masuk.
Tadi dititipin gak ada yang mau. Sekarang bingung sendiri. Ck.
Ingin aku marah. Bilang disini aku juga kerja. Ingin sekali mengungkit-ungkit apa yang telah aku kerjakan selama pembuatan film. Tapi percuma nobody cares. Aku mengerikan balasan terimakasih dengan huruf kapital. Terserah dia mau mengartikan tulisan itu sebagai apa.
Bukankah kita hidup tidak untuk menyenangkan semua orang?
Jember, 21 Mei 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE
Random"Terlalu sederhana untuk berujar bahwa ini adalah kisah dalam satu bulan suci" #KSI #KOMUNITASSASTRAINDONESIA #RAMADHAN SUKA CITA #CKSI