19:Feeling or Ego?

371 28 6
                                    

Setelah Hinami menangis hebat sekarang dia tertidur di kamarnya, Ayato membenarkan selimut Hinami lalu menatap lamat-lamat Hinami dengan perasaan sedikit sendu.

Setelah puas menatap Hinami, Ayato keluar dari kamar dan berjalan menuju kamarnya sendiri untuk beristirahat.

Ceklek

"Ayato?"

Ayato menoleh menatap kakak perempuannya dengan tatapan sendu dan Touka bisa menangkap tatapan itu.

"Kau kenapa?"Tanya Touka menunjuk wajahnya sendiri sedangkan Ayato malah menghela nafas berat.

"Aku habis tawuran, tadi Hinami sudah mengobatiku"

Touka mendengus sebal.

"Maksudku bukan itu sialan, apa-apaan raut wajahmu itu"

Ayato mendecih lalu meninju pintu kamarnya kesal mengingat wajah Hinami yang menangis dan betapa Hinami menyukai Kaneki.

"Aya-"

"Nee Onee-chan boleh aku meminta tolong?"

Touka terdiam bingung dengan cara bicara Ayato yang lebih dingin daripada biasanya dan kini Ayato menatap Touka dengan tatapan penuh amarah yang berbeda dari biasanya.

"Kenapa?"

"Tolong jauhi si penutup mata"

Deg

"Apa mak-"

"Jika kau tak mau menjauhi dari Kaneki biar aku yang memisahkan kalian!"

"Ayato apa yang ka-"

BRAK

"AYATO!"Bentak Touka kesal karena Ayato justru masuk ke kamarnya sambil membanting pintu kamarnya dengan kasar, Touka menghela nafas berat lalu mengenggam erat gelas yang berisi susu hangat itu.

Memisahkan?Memang apa hubungannya jika Touka dekat dengan Kaneki?Bukankah selama ini Ayato tidak pernah peduli dengan apa yang terjadi dengannya? Tapi, kenapa kali ini dia jadi egois seperti itu?

"Aku tidak pernah mengerti jalan pikiran sialan itu"gerutu Touka kesal.

-o0o-

Prang

Tanpa sengaja Touka menjatuhkan cangkir yang berisi kopi panas mengenai tangannya hingga sedikit melepuh karena kopinya masih sangat panas.

"Ittai!"

"Touka-chan?Daijoubu?"Tanya Kaneki cemas langsung mendekati Touka dan memegang tangan Touka yang ketumpahan kopi panas tadi.

Tolong jauhi si penutup mata

Touka tertegun sejenak mengingat ucapan Ayato tadi malam membuat dirinya tidak fokus diajak bicara oleh Kaneki.

"Biar ku obati Touka-chan"Ucap Kaneki menarik tangan Touka untuk mengajaknya masuk ke ruang staff.

"Ah Irimi-san bisa tolong bersihkan pecahan cangkirnya?"Tanya Kaneki dan Irimi hanya mengangguk sambil mengibas-ngibaskan tangannya menyuruh Kaneki segera mengobati Touka.

Ceklek

"Kau kenapa Touka-chan?"Tanya Kaneki sembari mengambil kotak obat-obatan Anteiku.

Touka menghela nafas berat dan Kaneki bisa melihat ada kegelisahan di mata Touka.

"Aku baik-baik saja, hanya kurang tidur"Jawab Touka bohong sedangkan Kaneki hanya diam mencoba tidak bertanya lebih jauh agar tidak merusak mood Touka.

"Ka-kau bisa cerita apapun padaku Touka-chan"Ucap Kaneki lirih sambil mengusapi luka Touka dengan es batu.

Touka merona malu.

Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang