"Eh ta? Katanya lo mau cerita sesuatu?"
Pertanyaan dari Vanya membuat Altariksa menatap Vanya. Ia pun menelan makanan yang tadi ia kunyah.
Altariksa berdeham sebelum membuka suaranya "sebelum gue cerita, gue mau nanya sesuatu" ucap Altariksa.
"Apa?"
"Lo benci gue karena apa?" Vanya terdiam. Kenapa Altariksa menanyakannya seperti itu? Keliatan banget ya kalau ia membenci Altariksa?
"Lo pasti tau sendiri lah" ucap Vanya sekenanya.
"Kalau gue tau, gue gak bakal nanya sama lo" sebenarnya ia tau penyebab Vanya membencinya. Tetapi ia hanya ingin tau dari mulut gadis itu sendiri.
Vanya memutuskan kontak mata dengan Altariksa. Ditanya seperti itu membuatnya jengah. Entah kenapa ia merasa tidak enak jika memberitahu sebab ia membenci Altariksa. Aneh rasanya jika memberitahu sebab rasa benci itu kepada orang yang dibenci.
"Gue gak bakal cerita kalau lo gak jawab pertanyaan gue" ucap Altariksa dingin. Ia pun kembali menyuap makanannya yang belum habis. Sontak Vanya pun kembali menatap Altariksa.
"Kok lo maksa banget sih?" kesalnya. Altariksa tidak menjawab. Pandangan Altariksa fokus kedepan dengan mulut yang sibuk mengunyah makanan.
"Oke kalau itu mau lo. Gue benci sama lo karena dengar berita lo itu suka main cewek" Vanya menunggu respon Altariksa. Altariksa tetap diam dan kini malah sibuk meminum minumannya.
Vanya kesal bukan main. Altariksa ini kenapa sih? Sudah dikasih tau tapi masih diam begitu. Dengan rasa kesal ia pun meminum minumannya kemudian berdiri dengan tangan yang menenteng tas sekolahnya.
"Makasih traktirannya!" ketus Vanya dan hendak keluar dari warung.
"Berita yang lo dengar itu salah!" teriak Altariksa yang membuat langkah Vanya terhenti.
Altariksa bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju Vanya. Vanya sendiri sudah membalikkan badannya dengan perasaan terkejut. Berita itu salah?
Kini Altariksa sudah berada tepat didepan Vanya. Semua orang yang berada di dalam warung memperhatikan kedua orang tersebut. Mereka semua tau apa yang dimaksud oleh Altariksa, mengingat Altariksa si ketua geng itu pernah bercerita tentang permasalahannya pada anggotanya. Altariksa dan teman-temannya yang lain tak pernah sungkan untuk bercerita tentang permasalahan mereka. Karena kata Altariksa geng mereka ini bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga solidaritas.
"Berita tentang gue yang tersebar itu semuanya gak benar. Itu cuma salah paham. Gue juga gak tau kenapa berita palsu tentang gue bisa tersebar sampai satu sekolah. Dan juga kalian dengan mudahnya percaya sama berita begitu" penjelasan Altariksa membuat Vanya merasa bersalah. Jadi selama ini ia membenci seseorang karena kesalahpahaman? Mungkin saja bukan hanya dirinya yang membenci Altariksa, bisa saja hampir satu sekolah juga membenci Altariksa.
"Kalau memang berita tentang lo itu palsu, kenapa lo gak bertindak? Maksud gue, lo cari tau siapa yang nyebar berita lo itu"
"Gue gak punya waktu untuk itu"
"Terus? Lo mau aja gitu dianggap pemain wanita terus-terusan?"
"Bukan gitu maksud gu--"
"Jujur ya, setelah dengar kalau berita lo itu palsu. Rasa benci gue ke lo itu mulai sedikit berkurang. Malah berganti dengan rasa bersalah. Gue sudah maki-maki lo, gue sudah ngatain lo pembawa sial. Semuanya karena berita itu. Lo gak cape selama berbulan-bulan dituduh begitu? Kenapa lo gak bertindak?" ucap Vanya dengan air mata yang tergenang dipelopak matanya. Altariksa terkejut saat Vanya menangis. Kenapa gadis ini malah menangis?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARIKSA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[TELAH TERBIT DI BANANABOOKS & TERSEDIA DI TOKO BUKU ONLINE KESAYANGAN KALIAN] ⚠️CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠️ Altariksa Ferando, seorang laki-laki yang selalu ditimpa oleh masalah dalam hidupnya. Berbagai macam cobaan yang harus dihadapin...